"Ini dia Si Gathel kelas satu itu," Amara langsung saja menoleh ke arah suara mendapati Nasya dan satu orang temannya memandang ke arahnya dengan tatapan tajam.
Amara mengernyitkan keningnya bingung kemudian memandang sekeliling, seolah memastikan bahwa orang yang di panggil 'Si Gathel' itu dirinya atau orang lain.
"Ah, pura-pura nggak tahu lo ya? Atau pura-pura bego?" Nasya mendekat ke arah Amara dan berdiri tepat di hadapannya dengan berkacak pinggang. "Bisa nggak sih lo tuh diem aja, berhenti cari perhatian ke Jauzan?"
"Cari perhatian? Gue?" Amara masih saja mengerutkan keningnya, bingung.
Mencari perhatian Jauzan? Siapa? Gue? Ini orang sakit jiwa apa gimana sih? Apa dia nggak punya kaca ya?
"Masih pura-pura bego lo?!"
"Sorry, Kak, gue enggak ngerti omongan lo sama sekali," ucap Amara sembari memiringkan kepalanya.
"LO GUE?! Nggak sopan banget lo gathel!" pekik Nasya kesal dengan kelakuan Amara.
Hal itu, sukses membuat beberapa anak yang berada di sekitar mereka menjadikan tiga orang itu pemandangan yang terlihat menarik.
"Tampang lo biasa aja bisa nggak? Nggak usah sok polos," tukas Chacha, teman Nasya, sembari memandang remeh Amara. Nasya mendengus kemudian ikut memandang Amara. Membuat gadis itu berjengit kesal.
"Gue ingetin lagi ya, jangan pernah lo deket-deket apalagi cari perhatian ke Jauzan. Inget ya lo?!"
"Oke." Amara menyaksikan Nasya berbalik dan berjalan menjauh dengan temannya tadi.
"Ra! Lo nggak apa-apa?" tanya Karina panik sembari menepuk pipi Amara. Gadis itu mendongak kemudian tersenyum dan menggeleng.
"Enggak apa-apa, Karin. Lo santai aja, ngadepin orang kaya tadi tu harus santai. Jangan kebawa gilanya dia."
Karina mengangguk, "Sorry ya, ninggal lo lama banget. Kalau gue tadi disini kan bisa gue kepret tuh mulutnya! Najis banget," ucap Karina kemudian menyerahkan vanilla late pada Amara.
Dua orang itu kemudian beranjak dari food court itu. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan Amara sejak gadis itu di datangi Nasya tadi.
Sekarang pemilik sepasang mata itu berdiri dari duduknya dan berjalan mengikuti Karina dan Amara. Meninggalkan temannya yang memandangnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSATA | Jaerose Version
FanficJauzan tidak tahu darimana ia memulainya, dia tidak mengerti bagaimana seorang Amara perlahan-lahan masuk kedalam rahasianya dan meluluhlantakkan semua yang ia bangun selama ini. Sekarang, yang ia mengerti, ia cuma mau Amara selalu ada di sampingnya...