04 | Hallo, lagi!

324 67 25
                                    

Ini bukan kali pertama bagi Jauzan dikejar-kejar gadis semacam Nasya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bukan kali pertama bagi Jauzan dikejar-kejar gadis semacam Nasya. Banyak gadis-gadis di sekolah yang begitu mengidolakannya, bahkan menunjukkan rasa mereka secara terang-terangan pada Jauzan seperti apa yang di lakukan Nasya kemarin.

Sekarang, lagi-lagi Jauzan harus menghadapi masalah menyebalkan satu itu.

Nasyandra Damara. Kakak kelasnya itu sekarang berdiri lagi di hadapannya dengan memasang wajah sebaik mungkin. Sayangnya di mata Jauzan benar-benar memuakkan dan membuatnya gemas ingin melayangkan sebuah pukulan ke arah wajah itu.

'Untung lo cewek.'

"Jauzan, ayolah. Kali ini lo harus mau."

Lagi-lagi suara dengan nada pelan itu yang didengarnya dari mulut Nasya. Jauzan sedikit menghela napas kesal. Matanya masih asyik menatap tajam wajah gadis itu. Ini sudah setengah tahun sejak pertama kali Nasya mendekatinya.

"Lo diam? Artinya lo mau," Nasya menunjukkan senyum sumringahnya, kemudian tangannya menggamit lengan Jauzan dan sedikit menariknya, "Ayo, ikut gue."

"Bisa nggak sekali aja lo nggak usah ganggu gue?" ucap Jauzan dengan suara sedikit meninggi, membuat genggaman tangan Nasya di lengannya mengendur dan kemudian terlepas.

"Tapi, gue cuma—"

"Terserah, mau lo suka sama gue atau nggak, gue nggak peduli sama sekali. Asal lo mau tau, gue cukup terganggu dengan lo selama ini. Gue nggak suka sama lo, Sya."

"Tapi, Jau, gue—"

Kali ini Jauzan diam, membiarkan gadis itu berbicara. Tangan laki-laki itu mengepal erat. Andai saja, ia tak punya harga diri, maka wajah gadis itu mungkin sudah bonyok tak berbentuk sejak tadi.

"Gue cuma coba cari perhatian lo. Gue suka sama lo. Gue tahu selama ini gue ganggu lo banget, tapi terpaksa gue lakuin supaya lo bisa lihat gue, Jau. Lihat gue yang suka sama lo, sayang sama lo."

"Gue nggak akan pernah lihat lo, Nasya. Jadi, bisa kan mulai sekarang nggak usah cari gue?"

"Gue nggak nyangka lo bakal sejahat ini," ucap Nasya, air matanya bahkan sudah menetes sejak beberapa menit lalu, namun hal itu tak akan pernah bisa membuat Jauzan terenyuh.

"Gue emang gini. Gue emang jahat."

"Gue benci sama lo," ucap Nasya pelan.

"Bagus kalau gitu. Gue malah senang lo benci gue," ucap Jauzan dingin, kemudian laki-laki itu memandang Nasya sebentar, sebelum akhirnya berbalik.

Laki-laki itu melangkahkan kakinya meninggalkan Nasya.

'Gue nggak akan ngelepasin lo gitu saja, Jauzan.'

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKSATA | Jaerose VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang