02 | Pertemuan Pertama

450 69 11
                                    

SMA Garuda, Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Garuda, Jakarta

Gadis berambut sebahu itu sedikit melongokkan kepalanya ke arah jendela di sampingnya, tampak menunggu-nunggu temannya yang tak kunjung datang, padahal ini hari pertama mereka bersekolah di sekolah ini.

Bel sekolah yang sebentar lagi akan berbunyi.

KRIING!

"Wah gila lo Amara, memang cari mati di hari pertama sekolah!" umpat gadis cantik itu sembari memukul mejanya dengan tangannya yang terkepal. Membuat seorang laki-laki yang duduk di belakangnya menatapnya heran.

"Lo kenapa?" tanyanya bingung menatap gadis itu. Gadis itu menoleh.

"Oh, nggak. Nggak apa-apa, maaf kalau ganggu."

Laki-laki itu mengangguk kemudian mengulurkan tangannya, yang kemudian ditatap aneh oleh gadis itu, "Aryan Damar Lintang. Biasa dipanggil Ryan. Lo?"

Gadis itu tersenyum, kemudian menjabat tangan Ryan sekilas, "Karina Ashadiya. Karin."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sial," umpat Amara untuk yang entah keberapa kali. Gadis itu memandang gerbang sekolah di hadapannya kesal–sangat kesal. Tangannya berlari memegang besi-besi pembentuk gerbang itu, kemudian menatap sedikit berbinar seorang penjaga gerbang yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Pak, tolong buka gerbang ini dong buat saya, bisa nggak ya?" ucap Amara baik-baik.

Penjaga gerbang itu memandah remeh Amara, kemudian mendengus, "Neng terlambat dan peraturan di sekolah ini adalah bagi siswa yang terlambat harus menunggu di luar gerbang satu jam setelah bel masuk," jelas penjaga gerbang itu.

"Pak, tapi saya murid baru dan saya belum tahu letak kelas saya dimana! Saya bisa lebih terlambat, Pak!" protes Amara dengan nada kesal.

Penjaga gerbang itu menyipit, "Neng murid baru? Hari pertama sekolah usahakan jangan terlambat dong, Neng. Mau jadi apa nanti kalau hari pertama sekolah saja sudah terlambat begini?" ucap penjaga gerbang itu.

Amara menatap sengit penjaga gerbang itu. Kalau saja ia tidak punya sopan santun, tentu saja ia akan melemparkan sepatunya itu ke kepala botak penjaga gerbang itu.

AKSATA | Jaerose VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang