06 | Dua Tanya

310 59 17
                                    


"Nah, ketahuan kan lo lagi bohongin gue, Amara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah, ketahuan kan lo lagi bohongin gue, Amara."

"Nggak, sama sekali gue nggak bohong—"

"Amara, lo jadi pulang bareng gue, kan?"

Suara tajam itu menghentikan semuanya. Reifan langsung melepaskan cengkraman tangannya di pergelangan tangan Amara, kemudian memandang pemilik suara itu.

Amara hanya bisa menatap Jauzan tak percaya.

Gila, kenapa disaat gadis itu membutuhkan pertolongan, laki-laki itu selalu ada untuk membantunya padahal mereka sendiri belum saling mengenal?

"Eh? Oh, iya, jadi dong, Kak," ucap Amara meredam kegugupannya.

Reifan tercengang saat tangan Jauzan dengan sigap meraih pergelangan tangan Amara erat.

"Jauzan, lo lagi?!" ucap Reifan kesal.

"Kenapa? Nggak terima?" dilihatnya Reifan menggeram, Jauzan menatap Amara sekilas, "Dia udah punya janji sama gue dari awal."

"Lo—"

"Nggak ada yang perlu dibahas lagi, kan?" Reifan menatap Jauzan tajam, "Kalau gitu, kita permisi, Rei," ucap Jauzan dingin kemudian menarik tangan Amara. Membawanya ke dalam mobilnya, setelah sebelumnya menyuruh Nando untuk pindah ke bangku belakang, karena bangku di samping pengemudi akan diduduki Amara.

"Cewek tukang marah. Lo lagi?" suara Nando membuat Amara menoleh dan menatapnya kesal.

"Kakak kelas ngeselin itu, ya?" ucap Amara tak kalah menyebalkan.

Nando melotot, hendak menjitak Amara, namun suara Jauzan menghentikan aksinya.

"Bersikaplah layaknya seorang teman," ucap Jauzan sembari melirik tajam Reifan yang masih memperhatikan mereka. Nando mendecak namun kemudian menyunggingkan senyum palsunya pada Amara.

"Lo emang teman paling lucu, Ra," ucap Nando dengan nada selembut mungkin sembari mengacak-acak rambut Amara. Gadis itu tertawa palsu.

"Sudah pasti. Lo juga, Kak."

Jauzan mendecak kecil mendengar suara-suara bodoh idiot itu, kakinya mulai menancap gas mobilnya, dan sengaja memelankan laju mobilnya saat melewati Reifan. Jauzan menatapnya sekilas kemudian menyeringai, membuat Reifan semakin melotot menatapnya.

"Drama banget," sindir Jauzan menatap mereka berdua.

"Brengsek lo, udah gue bantu juga masih bawel aja lo," dengus Nando kesal, laki-laki itu lalu menatap Amara. "Seharusnya lo itu bersyukur dan banyak berterimakasih karena Jauzan si laki-laki nggak pedulian ini mau bantu lo. Nggak biasanya." ucap Nando sembari menunjuk Jauzan.

Amara, ia hanya bisa menatap Nando kesal, kemudian melirik Jauzan sekilas sembari memikirkan ucapan Nando baru saja.

Jauzan menatapnya. "Dimana rumah lo?"

AKSATA | Jaerose VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang