Prolog

2.6K 27 0
                                    

Debar jantungku berdetak saat kugenggam tanganmu. Beruntung aku kini dapatkan cintamu, yang tercantik di hatiku sejak awal ku bertemu. Janji padaku jangan kau lukai hati seperti kisah yang lalu. Yang kurasakan denganmu semua berbeza. Kekasih yang baik hati kini ada di sampingku. Jangan pernah ragukan kesetiaan hatiku. Kau bukan cinta pertamaku, namun aku berharap mulai hari ini, saat ini, engkau cintanya aku, satu untuk selamanya. - Cintanya Aku.

Sebotol Moet Chandon diletakkan ke dalam ice bucket di atas bodega di sisi kolam renang Pullman Hotel & Resorts di tengah bandar Kuching. Matahari semakin melabuhkan tirainya, membuatkan pemandangan dari tingkat atas hotel itu kelihatan indah, dengan langit yang semakin menjingga, serta kepulan awan yang berarak pergi.

Kawasan kolam renang yang berbumbung lutsinar itu hanya disinari lampu suram, membuatkan pemandangan langit malam yang dihiasi bintang itu lebih menyerlah. Cahaya lilin-lilin kecil diletakkan di segenap pelusuk serta terapung di atas permukaan kolam renang berserta dengan kelopak bunga mawar yang memenuhi segenap ruang membuatkan suasana itu menjadi lebih romantis.

Fahmi berdiri merenung sekilas pintu kaca yang menuju ke kawasan kolam renang itu, dia masih punya masa sedikit, tangannya dimasukkan ke dalam jeans hitam Ralph Lauren yang dipadankan bersama kemeja polos linen Ermenegildo Zegna. Wajah kacak milik Fahmi kelihatan berseri tatkala bibirnya menguntum senyum saat melihat susuk tubuh tinggi lampai mengenakan long-sleeve offshoulder dress polos berwarna putih rekaan Alexander McQueen menapak masuk melalui pintu kaca itu.

"Wow, cantiknya," ucap Ilee tersenyum lebar, seraya melabuhkan punggungnya di atas bodega yang dihias dengan bungaan.

"Right? Cuaca pun cantik. Ada bintang di langit," ujar Fahmi seraya menuangkan Moet ke dua biji gelas, sebelum menghulurkan sebiji gelas kepada Ilee. Ilee jungkit kening.

"What's the special occasion? Beria-iya sangat suruh saya ke sini? Sendiri pula tu, tak nak ambik saya kat rumah," tanya Ilee. Hairan benar apabila Fahmi bersungguh-sungguh menyuruhnya ke Pullman hari itu. Bila ditanya jika Fahmi akan menjemputnya, Fahmi berkeras pula yang Ilee memandu sendiri ke situ.

Ilee menghirup sedikit minuman di dalam tangan, pandangannya dipalingkan, melihat sejenak pemandangan di luar. Tanpa sedar, Fahmi sudah melutut di hadapan Ilee.

"Ilee," panggil Fahmi perlahan. Ilee menoleh. Saat melihat Fahmi yang sedang melutut, Ilee terpinga-pinga. Jantung Ilee berdegup pantas, nafasnya ditahan, matanya membuntang.

Is this it?

Terlihat tangan Fahmi menghulurkan sesuatu di dalam genggaman tangannya. Sebiji kotak kecil berisi sebentuk cincin Bulgari Eternity emas putih, bertatahkan berlian di sekeliling cincin itu. Ilee menerkup mulutnya, tidak percaya apa yang dilihatnya, mata Ilee mulai berkaca.

"Ilee, marry me?"

Heaven knows I've always felt so much for you. And now it's time I tell you this, what's always been my only wish. Will you be my wife? - Be My Wife.

CIKLET: Bila Aku Masih MilikmuWhere stories live. Discover now