chapter 8 - first date

201 45 0
                                    

Selain rutin mengantar jemput Yena ke sekolah, Changbin juga lebih sering mengirim pesan singkat. Kadang juga bertelepon di malam hari. Pokoknya hal-hal yang dilakukan dua orang yang berpacaran pada umumnya kini mereka lakukan.

Changbin tidak lagi bicara seadanya, lelaki itu cenderung lebih bawel.

Hari sabtu kemarin meskipun Yena tidak minta di jemput, Changbin sudah bertengger di atas motor menjemput Yena sepulang kumpulan kepanitiaan. Teman-temannya sampai menggoda Yena habis-habisan karena sang pacar begitu perhatian.

Hari ini hari minggu. Biasanya Yena sibuk membantu bunda dengan usaha kateringnya, tapi hari ini bunda tidak memasak di rumah. Beliau yang datang menuruti panggilan untuk memasak di tempat kliennya. Jadilah Yena gabut tidak melakukan apa-apa.

Waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi. Jam enam tadi Yena bangun untuk mengantarkan bunda ke tempat klien, pulang mengantar bunda rencananya ingin tidur lagi tapi ternyata matanya tidak bisa kembali terpejam.

"Apa kabarin Changbin aja buat jalan hari ini?" Yena menimbang-nimbang apakah ia akan menghubungi pacarnya atau tidak.

"Gak usah deh. Gue nonton drama aja hari ini seharian," putusnya.

Laptop sudah dinyalakan. Yena juga sudah mengambil camilan untuk menemaninya menonton film. Bersandar pada kepala tempat tidur, Yena duduk dengan nyaman dengan laptop di pangkuan.

Namun baru beberapa menit film terputar Yena sudah menghembuskan napas bosan. Perempuan itu mengambil ponsel yang tergeletak disisinya, membuka ruang obrolan dengan Changbin, membaca pesan terakhir mereka semalam.

Ragu-ragu Yena mengetikkan sesuatu disana. Menunggu beberapa menit sebelum akhirnya terbalas. Tanpa sadar perempuan itu tersenyum. Dia langsung bangkit dari duduknya menutup laptop dan meletakkan kembali di meja belajarnya. Sedangkan dirinya membuka lemari pakaian, memilih baju apa yang akan ia kenakan hari ini.

Ya, pada akhirnya Yena akan keluar dengan Changbin.

Dalam pesannya Changbin mengatakan akan segera menjemput Yena.

Tiga puluh menit berselang Yena mendengar suara klakson motor yang dibunyikan dari depan rumahnya. Dari jendela kamar Yena mengecek, mendapati Changbin yang turun dari motornya, berjalan menuju depan rumah kemudian bel rumah berbunyi.

Yena turun dengan setelan sederhana pilihannya. Perempuan itu hanya mengenakan celana jeans dan kaos putih lengan panjang dan tas kecil warna hitam berisi ponsel dan dompet.

Kontras sekali dengan tampilan Changbin yang serba hitam saat perempuan itu membuka pintu rumah.

"Monokrom gini penampilan kita," kekeh Yena.

"Lo yakin pake baju itu?" Tanya Changbin menilai Yena dari atas sampai bawah.

"Kenapa? Jelek ya?"

Sebenarnya penampilan Yena baik-baik saja, tapi karena baju yang dikenakan si perempuan itu crop top jadi Changbin agak gimana.

"Enggak sih, oke kok. Tapi lo nyaman keluar pake crop top gitu?"

Yena mengedikkan bahu tak peduli, "nyaman kok, udah ayo! Mau jalan kemana?"

Baiklah kalau begitu, Changbin tidak banyak komentar lagi. "Lo maunya kemana?"

Yena melihat jam tangan yang menunjukkan hampir pukul sembilan.

"Gue belum ada tujuan mau kemana sih, lo ada rekomendasi?"

"Ada live music di alun-alun, mau kesana?"

Unboyfriend! | Choi Yena x Seo Changbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang