chapter 23 - amusement park

161 36 2
                                    

Masih pagi. Belum juga sampai di kelas, Yena sudah dicegat oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Seo Changbin. Yang sering menyegat dan menyeret Yena ke suatu tempat kan hanya Changbin seorang.

"Gue belom sampe kelas!" Protes Yena. Wajah kesalnya ia tampakkan dihadapan Changbin.

"Gak usah kelas. Ayo bolos aja!" Seru Changbin tanpa dosa. Lantas sebuah pukulan Yena daratkan dipundak yang lelaki. Changbin mengaduh karena pukulan Yena lumayan keras.

Perempuan itu berkacak pinggang setelah tangannya yang diseret Changbin terlepas saat lelaki itu mengusap pundaknya yang Yena pukul barusan.

"Gak mau!" Tolak Yena tegas. "Gue gak mau di hukum lagi gara-gara ketahuan bolos ya, Changbin!"

"Gak bakal ketahuan dan gak bakal di absen, Na. Gak usah takut."

"Kata siapa? Sok tahu banget lo!"

"Beneran!" Changbin meyakinkan.

"Gak mau!" Yena menolak ajakan Changbin untuk bolos. Dia langsung pergi kembali ke kelasnya.

Tak berapa lama sampai di kelas, bel masuk sudah berbunyi. Sebenarnya bel sekolah tidak terlalu berguna disaat sedang ada acara begini. Dari arah lapangan terdengar seorang guru yang siap memulai kegiatan hari ini. Mengumpulkan para tim yang berhasil masuk babak final. Memberi arahan sebelum perlombaan kembali dimulai.

Perkiraan acara hari ini akan cepat selesai karena hanya pertandingan final saja. Masing-masing tim dari cabang olahraga yang berbeda mulai berlalu menuju lapangan yang akan mereka gunakan. Ada tiga lapangan di sekolah. Lapangan upacara dipakai untuk pertandingan futsal, dan atletik, kemudian olahraga bulu tangkis dan bola voli akan bergantian menggunakan lapangan. Untuk basket sendiri memiliki lapangan terpisah yaitu di lapangan indoor sehingga tidak perlu bergantian dengan olahraga lain. Sedangkan lomba catur bisa dilaksanakan di dalam ruang kelas yang sudah dipersiapkan.

Seluruh murid berpencar untuk menyaksikan pertandingan olahraga mana yang mereka minati. Kebanyakan anak perempuan berbondong-bondong menuju lapangan basket. Termasuk Yena dan empat temannya.

Rupanya Changbin masih tidak gentar untuk menculik Yena dan mengajak anak itu bolos sekolah karena saat ini lelaki itu kembali menyegat Yena yang berjalan bersama teman-temannya menuju lapangan basket.

"Masih pagi udah bucin aja!" Ledek Mina sambil cekikikan kemudian menarik teman-temannya untuk segera meninggalkan Yena bersama Changbin.

"Nanti gue nyusul!" Seru Yena pada mereka yang dijawab dengan sahutan serempak.

Changbin sepertinya memiliki pelet khusus. Lelaki itu menyeringai ketika akhirnya Yena mengangguk menyetujui untuk bolos sekolah.

Memang dasarnya sudah niat membolos. Motor Changbin sengaja disimpan di warung yang ada diluar sekolah. Mereka mengendap keluar dari pintu rahasia. Lelaki itu membuka jok motor dan mengeluarkan dua jaket, memberikan satu untuk Yena.

"Niat banget ya, pak!" Yena berdecak kesal karena dia masih tidak percaya mengapa dirinya bisa terhasut dengan segala bujuk rauyan Changbin.

Changbin tertawa melihat raut kesal Yena. "Lo bisa balik lagi ke sekolah kalo nyesel gini, mumpung belum pergi," katanya dengan nada tengil.

"Rese lo! Udah buruan pergi!" Yena langsung mendudukan diri pada boncengan motor Changbin yang masih di standar. Menunggu Changbin memakai helm.

Yena mengeluarkan ponselnya dari saku rok. Untung dia tidak meninggalkannya di kelas. Mengirim pesan singkat pada Yuqi.

Nanti kalo balik bawa motor gue aja, Yuq. Gue mau bolos sama Changbin.

Tak menunggu lama Yuqi langsung membalas pesannya. Mereka malah berlanjut berkirim pesan.

Unboyfriend! | Choi Yena x Seo Changbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang