chapter 16 - larut dalam kebingungan

170 40 3
                                    

Berani berbuat, berani bertanggungjawab. Itulah yang harus Changbin dan Yena tanggung hari ini setelah kemarin ketahuan bolos sekolah. Sejak pertama datang, di depan gerbang sekolah komisi kedisiplinan siswa sudah berkacak pinggang dengan mata mendelik melihat Changbin dan Yena yang baru masuk dimenit terakhir sebelum bel masuk.

Motor Changbin masih belum selesai diperbaiki sehingga hari ini mereka berangkat sekolah tetap menggunakan motor Yena. Kali ini Changbin yang menyetir. Di jok belakang Yena sudah cengengesan memasang tampang tengil melihat guru galak itu mendelik padanya.

"Jangan melotot, pak. Matanya hampir keluar itu, serem."

Celetukan Yena malah membuat pak guru semakin mendelik.

"Turun kalian! Matiin mesin motornya, tuntun sampe parkiran terus ke lapangan!" Titah sang guru.

Bahu Yena merosot, "parkiran kan jauh, pak!" Keluhnya.

Sedangkan Changbin sudah turun dari motor. Tanpa protes langsung menuntun motor matic tersebut meski Yena masih duduk diatas motor.

"Gue gak berat kan, Bin?" Tanya Yena dengan tengil. Changbin hanya memberikan tatapan malas tapi tetap berjalan menuntun motor menuju parkiran.

Changbin dan Yena pergi ke kelas masing-masing terlebih dahulu untuk menyimpan tas. Kemudian keduanya langsung ke lapangan sekolah yang biasa digunakan untuk upacara.

Bel masuk berbunyi satu menit yang lalu. Guru yang bertugas mengurus kedisiplinan siswa sudah menunggu mereka dibawah tiang bendera. Dua anak nakal yang ketahuan bolos itu berdiri bersisian menghadap pada sang guru.

"Kalian hormat ke bendera selama satu jam pelajaran. Setelah itu masuk kelas masing-masing, lanjut belajar. Nanti jam istirahat kalian temui pak Ru, beliau akan kasih tugas tambahan sebagai hukuman kalian berdua!" Final sang guru tanpa basa-basi.

Peraturan di sekolah ini lebih baik nurut pada hukuman yang diperintahkan. Karena kalau protes maka hukuman yang diberikan akan lebih berat. Maka dari itu, Changbin dan Yena hanya mengangguk pasrah.

Berdiri dibawah terik matahari selama satu jam pelajaran tidak akan jadi masalah berarti, sama saja seperti melakukan upacara bendera.

Dengan posisi tangan hormat terhadap bendera, Changbin dan Yena ditinggalkan ditengah lapangan. Menjalani hukuman.

-

Hukuman kedua di jam istirahat ternyata dipisah antara Changbin dan Yena. Agar tidak mengobrol saat melaksanakan hukuman, katanya.

Changbin ditugaskan untuk membantu pak Ru membereskan gudang. Sedangkan Yena diperintah membersihkan taman yang sudah banyak ditumbuhi rumput liar, mencabuti rumput-rumput yang mencuat dari tanah.

Pak Ru meminta bantuan salah satu anggota osis untuk mengawasi Yena dalam menjalani hukumannya, yang sialnya, orang itu adalah Kim Yohan.

Sejak kedatangan lelaki jangkung itu, mata Changbin sudah mendelik tajam, wajahnya sudah tidak enak dilihat. Tapi Changbin tidak mengatakan apa-apa, dia langsung pergi mendahului Pak Ru ke gudang saat Pak Ru masih memberi petuah pada Yohan.

Setelah mendapatkan perintah, Yena juga langsung melaksanakan hukumannya. Berjalan ke taman yang akan ia bersihkan diikuti Yohan dibelakangnya.

Tanpa suara perempuan itu langsung berjongkok mulai mencabuti rumput, mengabaikan Yohan yang berdiri mengawasi seperti mandor.

Sudah beberapa menit Yena membersihkan taman. Perempuan itu bangkit dari jongkoknya karena pinggang yang terasa amat pegal.

Bergerak meregangkan otot-ototnya yang pegal. Dengan erangan yang menyertai dari bibirnya, "pegel~~"

Unboyfriend! | Choi Yena x Seo Changbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang