Changbin sudah berkeliling mencari keberadaan Yena akan tetapi perempuan itu tidak dapat ditemukan sosoknya dimana pun. Maka ketika matanya melihat sosok jangkung yang berjalan santai di koridor, Changbin mengikuti diam-diam.
Kaki panjang Yohan melangkah dengan cepat. Changbin yang memiliki kaki lebih pendek hampir tidak bisa mengikuti. Namun ketika kaki-kaki panjang itu berbelok ke arah koridor yang familiar, barulah Changbin tahu kemana tujuan lelaki jangkung itu. Lapangan indoor. Jelas sekali karena ruangan yang berada di koridor tersebut hanyalah lapangan.
Akhir-akhir ini Yena selalu terlihat bersama Yohan. Sehingga Changbin berpikir mengikuti Yohan akan membawanya pada Yena.
Sebenarnya perkataan San tempo lalu lah yang menyulut Changbin agar segera menemui Yena meskipun perempuan itu kini seolah-olah memiliki bodyguard di sekolah. Sulit untuk menemukan Yena tanpa Yohan disisinya. Maka kalau ingin bicara dengan Yena, mau tak mau dirinya juga harus berhadapan dengan Yohan terlebih dahulu. Meski kenyataan tersebut membuatnya kesal dan membuat emosinya berada di ubun-ubun, Changbin tetap harus terima kenyataan.
Yohan jatuh cinta pada Yena. Yohan jelas tidak ingin Yena berhadapan sendirian dengan Changbin, yang mana adalah orang yang telah menyakiti Yena. Lelaki jangkung itu pasti dengan sigap menjaga Yena sama seperti yang dilakukan San terhadap sepupunya itu.
Dibanding San, jelas Yohan berada di level lebih tinggi. Lelaki itu jago bela diri. Changbin mengingat bagaimana rasa pukulan Yohan waktu itu. Sangat kuat dan menyakitkan. Meski Changbin juga jago berantem, tapi Yohan bukanlah tandingan.
Sampai di depan pintu lapangan yang tertutup, Changbin menunggu. Mendengarkan apa yang sedang dibicarakan di dalam sana. Ia bisa mendengar suara Yena samar-samar. Sepertinya mereka sedang menyantap makan siang. Changbin sendiri melewatkan makan siangnya demi bisa bicara dengan Yena.
Walau samar Changbin bisa mendengar suara tawa Yena yang begitu Changbin rindukan. Sayangnya, kali ini bukan dirinya yang membuat Yena mengeluarkan tawa itu.
Mata lelaki itu terpejam, ia menghela napas panjang kemudian dengan perlahan mendorong pintu besi didepannya. Derit nyaring yang terdengar membuat dua orang yang berada di dalam menoleh kearah pintu. Changbin berjalan masuk dan berhenti di tengah-tengah lapangan, cukup jauh dengan dua orang yang sudah ada disana lebih dulu.
Keduanya terkejut, kemudian yang lelaki dengan sigap berdiri didepan yang perempuan. Melindungi pandangan Yena agar tidak berhadapan dengan Changbin.
"Mau apa lo ke sini?" Tanya Yohan sengit.
"Gue mau ngomong sama Yena," jawab Changbin tenang, "itu pun kalau Yena mau, kalau enggak gue bisa pergi dari sini," lanjutnya.
Yohan menoleh pada Yena. Dan Changbin memperhatikan Yena hanya diam bertukar tatapan dengan Yohan.
"Gue bisa pergi kalau lo gak mau ngomong sama gue," kata Changbin lagi. Ia berbalik hendak meninggalkan lapangan namun panggilan dari suara yang amat Changbin rindukan menghentikan langkahnya yang sudah mencapai pintu.
"Tunggu, Changbin!"
Changbin berbalik, ia melihat Yena sudah berdiri dan hampir melangkah kearah Changbin sebelum di tahan oleh Yohan.
"Yen, lo yakin?" Tanya Yohan dengan suara pelan namun masih bisa Changbin dengar.
"Gue emang harusnya bicara sama Changbin, Yohan. Cepat atau lambat," balas Yena.
"Disini!" Seru Yohan. "Bicara disini atau enggak sama sekali. Gue cuma mau mastiin kalau dia gak akan nyakitin lo lagi."
"Oke, disini," Yena menurut.
"Lo boleh ngomong sekarang," kata Yohan pada Changbin.
"Gue rasa lo gak perlu denger apa yang mau gue omongin sama Yena."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unboyfriend! | Choi Yena x Seo Changbin [END]
Fiksi Penggemarberawal dari menerima dare teman-temannya, Yena berakhir pacaran dengan cowok yang tampangnya sebelas dua belas dengan kang begal. written by mutia aryani, 2021