chapter 11 - acara ulang tahun sekolah

178 45 0
                                    

Hari H acara ulang tahun sekolah. Seluruh panitia acara sudah beraktivitas di sekolah sejak pagi-pagi sekali. Bahkan ada pula yang semalam rela menginap di sekolah demi memastikan bahwa persiapan segalanya telah rampung.

Sebelum acara benar-benar dimulai, panitia berkumpul disebuah ruang kelas yang dijadikan ruangan khusus untuk panitia. Mereka merapalkan doa bersama meminta pada Tuhan agar diberikan kelancaran acara kali ini. Setelahnya mereka bubar menuju jobdesc masing-masing.

Yena bersama dua orang dalam divisi yang sama pergi ke belakang panggung. Tugasnya adalah menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan peserta lomba saat pentas nanti.

Acara diawali oleh sambutan dari kepala sekolah yang secara resmi membuka acara ulang tahun sekolah tahun ini.

Lomba yang di gelar hari ini adalah pertunjukan menari dan menyanyi dari perwakilan setiap kelas. Ada yang satu kelas mengikuti dua lomba sekaligus ada pula kelas yang hanya memilih salah satunya. Kemudian ada juga pertunjukan fashion show dari beberapa kelas yang berpartisipasi. Sedangkan untuk lomba puisi dan mading sudah diadakan sejak satu minggu lalu dan sudah ditentukan pemenangnya, hari ini pemenang lomba akan dibacakan di akhir acara sekalian dengan pemenang lomba lainnya.

Untuk pemenang lomba puisi juga nanti secara khusus akan diminta untuk naik panggung dan membacakan karya tulisnya.

Penampilan-penampilan dari beberapa kelas sudah berjalan. Waktu semakin beranjak siang. Sudah beberapa kali Yena bersama panitia lain naik turun panggung untuk mengubah set panggung sesuai yang diinginkan peserta lomba.

Mengecek urutan peserta yang akan tampil selanjutnya. Memastikan bahwa peserta yang akan tampil sudah bersiap di belakang panggung.

Yena sempat mengernyit kala rombongan berisi empat orang anak lelaki itu datang ke belakang panggung dengan sangat gaduh, hanya mengenakan seragam sekolah tanpa kostum tambahan. Awalnya para panitia mengira mereka datang untuk berulah karena ya, rombongan yang datang itu adalah sosok Changbin dan teman-temannya.

Jelas saja semua orang menaruh curiga pada mereka, pasalnya image mereka sebagai biang onar di sekolah sudah tidak dapat diragukan lagi.

"Sumpah kita gak mau berulah. Orang mau tampil gini malah di usir," protes Wooyoung dengan nyolot tidak terima saat ada panitia mengusir mereka.

"Gak usah bikin ulah deh tolong, bentar lagi udah selesai ini penampilan kelas sepuluh IPA 2 dan lanjut ke penampilan selanjutnya," balas salah satu panitia tak kalah nyolot.

"Lagian mana deh ini anak-anak IPS 4, mau pada tampil gak sih mereka tuh?" Sewot panitia lainnya.

"YA ITU! ITU KITA YANG MAU TAMPIL BEGO!" Suara Yeonjun meninggi.

Yena masih memproses apa yang sedang terjadi, kepalanya pusing sekali mendengar banyak orang berbicara saling menaikkan nada suara. Dia menoleh pada sosok Changbin yang menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya kenapa.

"Ini beneran kalian mau pada tampil?" Tanya Yena meyakinkan.

"YA BENER LAH. MASA IYA BOHONG!" Teriak Haknyeon.

"Ya biasa aja dong! Lagian kalian gak pada pake kostum apa gitu kan jadi mencurigakan," ujar Yena kesal karena diteriaki.

Benar saja. Penampilan sebelumnya sudah berakhir, peserta yang baru tampil sudah turun dari panggung. Pembawa acara kini menyebutkan kelas sebelas IPS 4 sebagai perwakilan kelas yang akan tampil selanjutnya.

"Wah katanya penampilan dari kelas sebelas IPS 4 ini spesial nih, kira-kira akan menampilkan apa ya mereka?"

"Hm, sebaiknya langsung saja kita panggilkan penampilan dari perwakilan kelas sebelas IPS 4, ini dia!"

Unboyfriend! | Choi Yena x Seo Changbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang