"bicara sama Changbin, Na. Biar semua kesalahpahaman ini jelas, biar kamu juga lega."
Nasehat bunda semalam membuat Yena yakin dengan apa yang akan ia lakukan hari ini.
Yena akan mampir ke markas.
Dia sudah bertukar pesan dengan San sejak pulang sekolah. Tadinya San melarang, tapi Yena berhasil membujuk sepupunya. Yena ingin bertemu Changbin untuk menyelesaikan masalahnya.
Benar kata bunda, meski sempat bicara dengan Changbin dan meminta maaf, Yena masih belum merasa lega. Yena merasa masalahnya belum selesai. Ia masih tidak tahu bagaimana hubungan kedepannya dengan Changbin.
Yena berpikir mungkin hubungannya dengan Changbin akan berakhir. Tapi sebenarnya ia sedikit berharap apa yang dikatakan Yoojung kemarin benar adanya. Bahwa Changbin sebenarnya merasakan apa yang Yena rasakan.
Hubungan dengan teman-temannya masih dingin meskipun akar masalah sudah jelas. Yena masih belum bisa bersikap biasa kepada mereka setelah semua ini.
Tapi itu masalah nanti, sekarang Yena berdiri gugup didepan gerbang markas yang terbuka lebar.
Yena melihat beberapa motor yang terparkir di halaman, salah satunya milik Changbin. Lelaki itu ada di sana. Tidak pulang ke rumah sejak kemarin, kata San.
Yena menuntun motornya masuk ke halaman, memarkirkannya disebelah motor Changbin. Perempuan itu memegang tali ranselnya untuk menghilangkan rasa gugup.
Terdengar berisik di dalam. Ada suara petikan gitar, suara seseorang bernyanyi, tawa bahagia serta erangan kesal, sepertinya mereka sedang bermain PS.
Yena mengetuk pintu cukup keras. Suara didalam reda, hanya terdengar bisikan-bisikan tentang apakah ada yang mengetuk pintu atau tidak. Yena menggelengkan kepala sambil tersenyum. Ia bisa membayangkan bagaimana ekspresi orang-orang di dalam.
Tidak dapat dipungkiri, Yena rindu suasana ramai di markas. Berpacaran dengan Changbin rupanya membawa banyak warna dalam hidupnya. Berteman dengan teman-teman Changbin rupanya membuat Yena bahagia.
Yena mengetuk pintu untuk kedua kalinya. Kini ia mendengar seseorang menyahut dari dalam memintanya untuk menunggu sebentar. Kemudian suara langkah kaki mendekat. Dan pintu terbuka menampilkan Hyunsuk.
"Yena."
"Hai," Yena melambaikan tangan gugup. Sampai ia sadar apa yang ia lakukan sangatlah bodoh, "sorry," ujarnya sambil menurunkan tangan.
"Gak papa, mau ketemu Changbin?" Tanya lelaki itu tepat sasaran. Yena mengangguk.
Hyunsuk membuka pintu lebih lebar membiarkan Yena masuk. Semua orang sedang berkumpul di ruang tengah, kecuali Changbin. Karena Yena tidak melihat lelaki itu diantara teman-temannya. Anak-anak lelaki menyapa Yena yang di balas dengan senyum simpul. Hyunsuk memberi gestur agar Yena mengikutinya menuju lantai dua.
"Changbin selalu di kamarnya akhir-akhir ini," kata Hyunsuk. Alih-alih menyuruh Yena masuk ke kamar Changbin, Dia mengarahkan Yena agar menunggu di balkon. Hyunsuk pergi untuk memanggil Changbin.
Ada dua kursi santai di balkon. Yena duduk di sisi yang tertutup gorden. Sehingga keberadaannya mungkin tidak akan terlihat dari dalam.
Yena menunggu dengan tenang walau sebenarnya ia juga merasa gugup. Samar-samar ia bisa mendengar Changbin dan Hyunsuk berbicara. Changbin meragukan apa yang Hyunsuk katakan tentang keberadaan Yena disini.
"Gak usah bohong cuma buat nyenengin gue, Suk."
Yena menghela napas mendengar ucapan Changbin. Lelaki itu sepertinya memiliki kesamaan dengan Yena, ama-sama tidak percayaan lagi dengan ucapan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unboyfriend! | Choi Yena x Seo Changbin [END]
Fanfictionberawal dari menerima dare teman-temannya, Yena berakhir pacaran dengan cowok yang tampangnya sebelas dua belas dengan kang begal. written by mutia aryani, 2021