Walaupun shift tengah malam telah berakhir, Shikamaru tak memiliki keinginan untuk pulang ke rumah. Dia merasa terlalu panas.
Shikamaru berjalan ke arah hutan di daerah bukit Konoha, bulan nampak di langit. Malam ini bulan purnama, bayangannya nampak sangat jelas di tanah malam ini
Dia membuat segel tangan.
Segel yang dia gunakan sangat sering sejak ia masih anak anak, dia merasa chakra berputar di perutnya, dia melakukannya untuk pemanasan.
Bayangan di kakinya membentuk tumpukan kemudian berubah menjadi hitam, meluncur ke arah pohon, menyebar ke dahan dahan pohon dan mematahkannya.
Chakranya mengisi bayangannya, membuatnya padat. Bayangan itu mengerat di sekeliling batang pohon, membuat batang pohon itu berderit.
Itu adalah teknik pengikat bayangan yang ekstrim.
Tapi... itu belum cukup.
Dia memaksakan semua chakranya ke bayangannya.
Retakan yang dalam terbentuk di pohon itu.
Hampir...
Bayangan menghilang dan merayap menjauhi pohon. Shikamaru membuat dirinya kelelahan.
" Phew..."
Dengan helaan napas yang dalam ia berlutut.
Sudah lebih dari satu dekade berlalu sejak perang. Keahliannya sangat menurun sehingga ia bahkan tak bisa menghancurkan sebatang pohon lagi.
Pada pertemuan lima Kage, jika Naruto tidak melepaskan ikatannya pada Kurotsuchi dan Chojuro ... Shikamaru bergidik dengan pemikiran itu. Bayangannya dilepaskan, tapi niatnya adalah menghancurkan leher mereka. Pikiran itu sekarang tak tertahankan.
Tidak seharusnya seperti ini. Paling tidak Shikamaru mempercayai hal itu. Dia telah memenuhi impiannya untuk menikahi wanita biasa, memiliki anak, dan mati dengan tenang.
Hidup idealnya, paling tidak saat ia masih kecil. Realita membawanya ke tempat lain. Dia menghabiskan hidupnya untuk bekerja, menyia nyiakan cinta istrinya, menyia nyiakan anaknya...
Semua berjalan tidak baik...
Sebuah kemewahan untuk mengkhawatirkan diri sendiri, Shikamaru tahu itu. Bahkan sampai sekarang ia berharap akan kehidupan yang mudah, bukan kehidupan yang bermasalah.
Dia akan menyelesaikan misinya, minum minum dan mengeluh pada istrinya kemudian tidur dengan nyaman setelah melihat wajah tidur putranya. Hidup dan meninggal dengan kepuasan, dengan kehidupan seperti itu ... hatinya akan tenang.
Merepotkan! Merepotkan!Merepotkan!Merepotkan!Merepotkan!
"Merepotkan!!!" Shikamaru berteriak.
Dia meneriakan perasaanya ke udara, menggali tangannya ke tanah.
" Tidak biasanya."
Shikamaru tiba tiba mendengar suara, matanya menatap jari jarinya yang kotor. Dari belakang pohon tampak sesosok pria.
Berbaju hitam.
" Kau tahu tidak ada orang di desa yang berpakaian seperti itu," kata Shikamaru.
Pria itu perlahan mendekat. Baju hitam, jubah hitam, dan mata yang hitam. Wajah putih yang bersinar menatap Shikamaru.
" Sudah kembali?" tanya Shikamaru.
Pria itu mengangguk. Dia adalah Sasuke Uchiha.
Rival dan sahabat Naruto. Saat ia masih anak anak, saudaranya membunuh semua keluarganya dan dia meninggalkan desa untuk membalaskan dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shikamaru Shinden-A Cloud Dancing in Forlorn Falling Petals ( translated by Me)
FanfictionWarning: Semua isi cerita adalah milik Takashi Yano dan Masashi Kishimoto All rights reserve to Takashi Yano and Masashi kishimoto Shikamaru Shinden: A cloud Dancing in Forlorn Falling Perals ( Naruto : Shikamaru Shinden: Maichiru Hana o Ureu Kumo)...