"Shikadai," kata Shikamaru memanggil putranya yang sedang mengobrol dengan teman temannya " Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku percaya padamu. Jika sesuatu tampak mustahil, jangan lakukan itu. Itu adalah bagian penting dari menjadi Shinobi."
Bukan kata kata yang manis untuk anaknya, tapi Shikadai harus pergi dan bekerja keras untuk berkembang dan melindungi temannya.
" Aku tahu," kata Shikadai.
Shikamaru tersenyum pada putranya.
" Baiklah, semoga beruntung!" Shikamaru menyeringai.
" Ini merepotkan, tapi aku akan melakukannya." Shikadai tersenyum.
Shikadai sepertinya paham pembicaraan mereka sebelumnya tentang hal 'merepotkan'. Dia mengedipkan mata dan melihat ayahnya.
" Aku akan kembali besok, jadi selama aku pergi jangan bertengkar dengan ibu," kata Shikadai.
" Tentu saja tidak."
Shikamaru melambai mengucapkan selamat jalan dan kembali ke kantor dengan Naruto.
Saat Shikamaru berjalan di jalanan yang sibuk, semua orang memandangnya. Sangat memalukan.
Dia bergegas pulang, wajahnya sudah semerah tomat. Dia tak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Dia bingung dengan pandangan semua orang.
Tapi karena tujuannya, ia tak akan mengeluh. Dia sangat ingin, tapi dia tak akan melakukannya.
Jika ia ingat untuk membelinya dari toko sebelumnya, dia tak akan berada di situasi ini. Tapi apa yang sebenarnya terjadi?
Ino telah menjual benda yang sebenarnya ke orang lain.
Shikamaru akan berterima kasih padanya dengan benar kali ini.
" Naruto itu..."
Shikamaru menyembunyikan wajahnya dibalik benda di tangannya.
" Lebih baik kau bawa pulang semua yang berwarna kuning!" dia ingat apa yang Naruto katakan.
Naruto hanya bersikap baik. Shikamaru paham hal itu.
Tapi Naruto membuatnya malu setengah mati.
Dia hampir sampai di rumah.
Sedikit lagi...
Dia buru buru masuk ke dalam rumahnya.
" Selamat datang!" Temari menyapanya dari lorong, matanya melebar melihat penampilan Shikamaru.
" Apa yang terjadi? Ini semua apa?" Temari bertanya bingung.
" Y-yah.."
Shikamaru tak bisa menatap Temari, dia berdiri di lorong.
" Sebelumnya, karena kita membantu Negeri Bunga, Daimyo mereka memberikan kita banyak sekali bunga, jadi aku membawa sebagian," Shikamaru menjelaskan.
" Mengapa hanya bunga kuning?" tanya Temari.
Tangan Shikamaru penuh bunga kuning, terlalu banyak untuk dipegang.
"Kau mencoba menebus karena melupakan peringatan pernikahan kita, benar kan?" tanya Temari.
Temari berwajah serius, menatap Shikamaru. Mood Temari membuat Shikamaru gugup, dia memberikan bunga itu pada Temari, menahan napas, mencoba untuk berbicara dengan hadiahnya.
" Shikamaru," kata Temari.
" A-Apa?" Shikamaru ketakutan, menunggu kata katanya.
" Apa kau bahagia sekarang?" tanya Temari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shikamaru Shinden-A Cloud Dancing in Forlorn Falling Petals ( translated by Me)
FanficWarning: Semua isi cerita adalah milik Takashi Yano dan Masashi Kishimoto All rights reserve to Takashi Yano and Masashi kishimoto Shikamaru Shinden: A cloud Dancing in Forlorn Falling Perals ( Naruto : Shikamaru Shinden: Maichiru Hana o Ureu Kumo)...