8. Sangkar Emas.

558 54 5
                                    

Sinar mentari mulai masuk dari kisi-kisi kamar yang bernuansa hitam tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar mentari mulai masuk dari kisi-kisi kamar yang bernuansa hitam tersebut. Hiruk pikuk kota mulai memadat di bawah, sementara lelaki manis itu masih terbaring sendirian di kasur dengan ukurang king size.

Tak ada siapapun di apartemen besar milik sang Alpha. Hanya ada omega asing yang baru saja membuka kedua dwimanik cantiknya. Dirinya hanya diam,  sibuk memandang hiruk pikuk kota yang mulai memadat.

 Dirinya hanya diam,  sibuk memandang hiruk pikuk kota yang mulai memadat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kapan terakhir kali ia melihat hiruk pikuk kota dari atas? entahlah. Sudah lama sekali sepertinya semenjak--ia memutuskan untuk menjauh dari sang ayah. Cukup membuat semuanya hancur berantakan. Bahkan, di hari bahagia sang Ayah.

***

Hari rabu. Jeonghan ingat sekali hari itu. Dimana ia baru saja pulang sekolah setelah seharian bermain bersama teman-temannya, kini saatnya ia pulang. Rumah yang besar, namun dingin. Tak ada kehangatan di dalamnya.

"Jeonghanie pulang."

Tak ada sahutan disana. Hanya beberapa pembantunya yang menyambut Jeonghan. Salah satunya adalah Bibi Do Ah, yang merawatnya semasa kecil bersama ibunya hingga Jeonghan SMA.

"Jeonghanie! bagaimana disekolah tadi?" Tanya wanita tua itu dengan nada semangat. Ia menunggu anak majikannya itu pulang, dan ia menantikan setiap kisah dari Jeonghan. Walaupun bukan anaknya, Jeonghan sudah ia anggap seperti anak sendiri. Bahkan, anaknya sering bermain bersama Jeonghan walaupun berbeda beberapa tahun.

Jeonghan yang masih remaja pada masa itu tersenyum, menaruh helmnya dan menaruh tasnya di sofa lalu merebahkan dirinya. Jujur, ia sangat letih hari ini. Beberapa minggu ini merupakan minggu class meeting yang dimana para anak-anak diharuskan mengikuti lomba. Dan seperti biasa, Jeonghan mengikuti lomba bersama Johnny.

"Seru banget! Tadi Jeonghan bermain kasti! Seruu banget walaupun Jeonghanie kalah lawan kelompok hoshi. But that's a good game. Masa ya, Jeonghan jatuh tadi pas lari, jadinya kalah deh" Jelas Jeonghan yang diiringi tawa dari Bibi Do Ah dan wajah Jeonghan yang mengambek.

Kalopsia, Jeongcheol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang