9. Kebosanan.

513 53 2
                                    

Benar-benar ya.

Jeonghan senang sih berada di apartemen milik Seungcheol. Makanan banyaak sekali. Pokoknya, Apartemen Seungcheol adalah paket lengkap untuk berdiam diri disaat dikurung. Tetapi, apa daya Jeonghan yang ingin sekali balapan. Ia sudah rindu dengan arena.

Omega cantik tersebut kini sedang berada di sofa, menonton acara tv yang tidak jelas sembari beberapa kali menguap. Dipelukannya terdapat cemilan manis yang ia makan. Jeonghan memang suka sekali makanan manis. Bahkan, di kamarnya penuh dengan makanan manis. Dan untungnya di apartemen milik sang Alpha memiliki cemilan manis.

Kalau kalian bertanya Seungcheol kemana, ia dari tadi pagi sudah pergi ke kampus dengan alasan sibuk organisasi. Sebenarnya Jeonghan tidak terlalu percaya dengan perkataan Seungcheol. Lagian, Ia hanya mate Seungcheol yang tak pernah dianggap.

Kini Jeonghan berdiri. Tampaknya sang Omega tersebut telah bosan menonton televisi yang tidak jelas. Ia masuk ke kamar kerja milik Seungcheol. Dengan pemandangan bawah kota membuat Jeonghan membuka balkonnya dan duduk di bean bag berwarna merah. Menikmati sore.

Indah sekali.

"Sedang apa?" Suara itu membuat atensi Jeonghan teralihkan kearah sumber suara. Terlihat Seungcheol yang berada di belakang Jeonghan. Dan kini Seungcheol menarik Jeonghan agar berdiri. "Sini kupangku."

Patuh, Jeonghan langsung duduk saat Seungcheol telah menyamankan diri di bean bag  yang berada di balkon meja kerjanya. Dipeluknya pinggang Jeonghan erat lalu ia kecupi leher dan ia mencium bau Jeonghan, menenangkan.

"Jangan dicium, geli." Ketus Jeonghan tanpa mengalihkan perhatian dari hiruk-pikuknya ibukota disaat matahari mulai tenggelam. Cukup indah sekali untuk dinikmati dari apartemen milik Seungcheol. 

"Seharian ini ngapain aja?" Tanya Seungcheol sembari mengeratkan pelukannya. Tak lupa, ia memberikan beberapa kecupan hangat ke pipi chubby milik Jeonghan. Omeganya hanya terdiam, tak pernah rasanya ia diberikan kehangatan seperti ini.

"Nggak ngapa-ngapain. Nonton tv doang." Jawab Jeonghan seadanya. Jujur, walaupun nyaman di apartemen milik Alphanya, ia tetap merasa bosan. Tak ada mainan ataupun yang mengajak main. Bahkan Sowon pun enggan menjemput Jeonghan.

Mendengar jawaban Jeonghan, Seungcheol terkekeh. Gemas sekali dengan omeganya yang kebosanan menunggunya. Bahkan, secara tidak sadar, bibir ranum milik Jeonghan kini tampak maju, seperti bebek.

"Lucu banget omegaku bosan.." Kekeh Seungcheol sembari menyisir surai Jeonghan yang terurai. Entah apa yang Jeonghan pakai, rambut Jeonghan sangat wangi sekali. Dan lihatlah Jeonghan memakai hoodie milik Seungcheol yang kebesaran, lucu sekali.

Omong-omong soal heat, Kini Jeonghan berada di hari keenam. Walaupun tidak se-liar pada awal heat, tetap saja alpha dominan yang posesif seperti Seungcheol tak akan membiarkan omeganya keluar apartemen sedikitpun.

Bahkan Sowon ataupun Dokyeom yang berstatus Beta sekalipun dilarang keras untuk menemui Jeonghan. Tinggalah Jeonghan yang mati gaya sendiri di apartemen nyaman milik sang Alpha. Maka dari itu, dirinya sangat rindu dengan balapan.

Satu-satunya hiburan Jeonghan untuk saat ini adalah televisi. Hingga sekarang Jeonghan merasa jenuh sekali. Bagaimana tidak? Seungcheol selalu pulang sore hari membuatnya mati kebosanan.

Seungcheol pun sebenarnya ingin menemani Jeonghan seharian penuh. Bersama Jeonghan, Seungcheol merasakan kehangatan. Yah, walaupun Jeonghan masih kaku. Tetapi, apapun yang Jeonghan lakukan menurut Seungcheol itu lucu.

Kembali lagi dengan pasangan tersebut. Kini mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka masih memandangi hiruk pikuk kota dari apartemen Seungcheol. Jemari Seungcheol pun tak berhenti mengelus surai Jeonghan.

"Aku mau pulang."

"Nggak boleh."

"Ya terus gue ngapain disini? Nggak ada mainan, lo juga pergi. Mikir kali ngebiarin orang disini ga ada hiburan apa-apa selain tv doang" Omel Jeonghan sembari bermain di jemari Seungcheol yang melingkar di pinggangnya. Sementara Alpha yang memangkunya hanya tertawa, kembali mengecup pipi Jeonghan lagi.

Jeonghan berusaha melepaskan eratan pelukan dari Seungcheol tetapi nampaknya gagal. Seungcheol terlalu erat memeluk Jeonghan, tak ingin omeganya pergi. Padahal, Seungcheol dengan bebas dengan siapapun tanpa Jeonghan atur.

"Mau kemana?"

"Siap-siap"

Dahi sang Alpha tampak mengkerut. Mau kemana omeganya pergi? Ia baru saja datang padahal masa omeganya mau pergi? Tidak, tidak boleh.

Saat sang Alpha tengah berpikir, pelukannya melonggar dan membuat Jeonghan bisa berdiri, merapikan surainya dan berjalan ke dalam. Sudah beberapa hari ia disini, baju Jeonghan pun sudah dikirimkan Sowon tempo hari. Dan juga, Sowon menyisipkan baju Jeonghan yang biasa ia pakai untuk balapan.

Sowon tahu, Jeonghan akan mencari cara untuk keluar dari apartemen milik Seungcheol. Apapun caranya. si Omega pintar tersebut punya 1001 cara untuk melarikan diri. Tak heran, Jeonghan terkenal dengan si kancil yang cerdik.

Jeonghan kini berada di kamar tamu milik Seungcheol yang dimana baju-baju milik Jeonghan diletakkan disana. Jeonghan langsung mengambil jaket hitam berbahan parasut dan celana panjang hitamnya. 

Kini jam menunjukkan pukul 18.45. Biasanya sekarang, Seungcheol akan mandi atau menyiapkan makan. Waktu yang tepat untuk kabur. Setelah melihat sekitar, terdengar suara gemericik air dari kamar Seungcheol, Jeonghan langsung melangkah keluar.

Lantas, Jeonghan langsung mengambil ponselnya dan mengetikkan nama Sowon dan menelponnya. Dirinya langsung mengambil sepatunya, memasang kaus kakinya. Keadaan aman, ia bisa pergi untuk beberapa saat.

"Mau kemana?"

"Mau k--Ehh?" Jeonghan terkejut, melihat Seungcheol yang duduk manis di sofanya. Melipat kedua tangannya sembari melihat omeganya yang tampak terkejut melihatnya di sofa. Kini Seungcheol mendekati Jeonghan.

"Sepertinya keberuntunganmu tidak berlaku hari ini." Bisik Seungcheol sembari tersenyum tipis melihat Jeonghan yang panik.  Sementara Jeonghan hanya mendecih pelan, ia harus pergi arena, sekarang.

"Aku harus pergi sekarang."

"Not now, Omega." Titah sang Alpha tegas. Ia tidak mau Jeonghan terancam. Lagian, mau ngapain Jeonghan malam-malam keluar? Tidak bisakah ia menjaga kodratnya sebagai Omeganya?

"I don't fucking care."  Desis Jeonghan, mengambil jaketnya lalu berusaha membuka pintu depan apartemen milik Seungcheol. Tetapi nihil. ia tak bisa sekalipun membuka. Pintunya terkunci.

"Cari kunci?" Jeonghan menatap Seungcheol yang kini memegang kunci apartemennya, Jeonghan hanya menggeram. Mengesalkan sekali. Kenapa hari ini Dewi fortuna tidak berpihak kepadanya?

Hari ini, merupakan hari tersial Jeonghan. Saat siang saja, ia beberapa kali memesan makanan namun selalu di cancel oleh restoran, ataupun driver-nya. Pada akhirnya ia memasak, namun tangannya terluka. Teriris lah, kena minyak panas dan untungnya makannya lumayan enak.

Seungcheol tersenyum, menghampiri Jeonghan dan menariknya ke sofa. Sementara omega dengan surai pirangnya itu hanya menekukkan wajahnya. Ia sangat kesal sekali hari ini. Tidak bisa kemanapun dan bahkan saat memasak pun ia sial.

"Tunggu sebentar, aku ikut."

***

JUJUR INIMAH SEUNGCHEOL BUAYA BGT HUWANGGGGGG

BTW JANGAN LUPA KESEHATAN DAN BAHAGIA TERUS YEOROBUN LUVS U SOOOOO MUCHIEEEE



with love, sabiya<3


Kalopsia, Jeongcheol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang