17. Ancaman.

816 61 19
                                    

Liburan kali ini sungguh unik. Seungcheol dan pacarnya akan pergi ke pedesaan yang menenangkan sekaligus bermain air disana. Walaupun memakan waktu yang lama dengan mobil, Seungcheol dan gadisnya menikmati itu.

Sore, mereka sampai di penginapan. Dengan sisa-sisa tenaga, mereka memasukkan barang ke penginapan dan berjalan-jalan di sekitar penginapan. Hawanya menyenangkan. Para penduduk desa tampak ramah dan suasanannya menyenangkan. Ternyata, jauh dari hiruk pikuk kota tidak seburuk itu.

Setelah menghabiskan sore dengan berjalan, Seungcheol dan Nayeon memutuskan untuk beristirahat malam ini. Mereka sudah membeli makan malam dan berniat untuk makan malam di penginapan dan cuddle sebelum tidur. Jujur, Seungcheol lelah.

"Cheollie~" Panggil gadisnya dengan manja. Sementara sang Alpha dominan tersebut sibuk mengetikkan sesuatu di atas laptopnya dengan duduk sembari menyender di headboard kasur tersebut. Tampaknya, ia sedang fokus. Dwimaniknya sibuk bergerak di sekitar laptop dan jemarinya sibuk menari diatas keyboard laptopnya.

Nayeon langsung tiduran di samping Seungcheol. Menyamankan dirinya untuk menjadikan Seungcheol bantal. Berusaha sebisa mungkin menganggu pekerjaan Seungcheol agar sang alpha sekaligus presiden mahasiswa di universitas UBH tersebut selesai mengerjakan tugasnya.

Bibir Nayeon tampak maju. Padahal, niatnya ingin quality time bersama sang pacar. Tetapi, sang pacar malah asik sendiri dengan semua tugasnya. Bak kucing yang sedang mencari perhatian, Nayeon beberapa kali mengubah posisinya dan menganggu Seungcheol. Tetapi sang Alpha diam saja.

"Kamu mah asik sendiri." Ujar Nayeon lalu membelakangi Seungcheol. Melirik sang pacar yang marah, Seungcheol langsung menutup laptopnya dan memeluk Nayeon dari belakang. Tersenyum, sibuk menciumi pipi Nayeon yang chubby. 

"my lil bunny lagi marah ya?" Kekeh Seungcheol sembari memainkan pipi Nayeon dari samping. Tampaknya Nayeon tak bisa berlama-lama marah, ia langsung membalikkan badan dan memeluk Seungcheol erat.

"Kan kita kesini buat quality time ... Masa kamu asik sendiri. Joshua juga bilang kamu gak usah khawatir soal anak-anak..."

"But still.." Seungcheol tersenyum, menciumi tiap sisi wajah pacarnya. Cantik, cantik sekali. Tetapi--

"Kantung matamu tuh... Gak usah kemana-mana ya? Tidur aja sama aku. Insomniamu kambuh lagi.." Seungcheol mengangguk, sementara gadis dengan surai yang panjang tersebut tampak mengantuk, ia mematikan lampu dan menyalakan lampu kecil untuk tidur. Tak lupa, ia memeluk erat sang pacar.

Seungcheol mengusap surai milik Nayeon, mendekapnya erat seakan tak mau dirinya pergi. Tetapi, pikirannya berkata lain. Entah mengapa, ia semakin kepikiran tentang matenya, Jeonghan. Banyak sekali tanda tanya yang ada dikepala milik Seungcheol tentang omeganya yang misterius.

Diraihnya ponsel pintar keluaran terbaru miliknya dan ia membuka sosial media. Instagram milik Jeonghan pun mati. Tak ada foto profil, minim informasi. Hanya ada beberapa foto dan itu pun sudah lama sekali di uploadnya. Sekitar 2 tahunan. Seungcheol penasaran, apakah Jeonghan lupa kalau dirinya memiliki instagram atau dirinya lupa password instagram miliknya?

Berbeda dengan dirinya, Seungcheol tampak aktif di instagram. Beberapa kali ia mengunggah foto ataupun video tentang dirinya, kegiatan di kampus atau saat berpergian kemanapun. Foto yang diambil juga cukup menarik. Tak heran, Seungcheol memiliki angka followers yang tinggi. Berbeda dengan Jeonghan.

Sang Alpha menghela nafasnya gusar. Menatap sang pacar yang sudah terlelap dalam mimpinya. Entah bermimpi apa, ia tidak peduli. Yang dipedulikannya adalah Yoon Jeonghan seorang. Mengingatkannya kembali pada saat pertemuan terakhir yang dibuatnya terkejut akan kejadian yang ada.

Seungcheol kembali menghela nafasnya, melihat instagram kembali dan terhenti di status milik Johnny. Sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Johnny. Terakhir bertemu saat mereka berada di bar dengan Baekho, Daniel dan yang lainnya. Johnny cukup menyenangkan untuk orang yang baru masuk ke dalam dunia malam.

Perlahan, ia melepaskan dekapan pada gadisnya. Mengambil laptop, dompet dan ponselnya. Ia butuh udara segar. Berjalan sedikit di sekitar mungkin akan sedikit membantu? Apalagi sembari menikmati angin malam dan menikmati desiran ombak ditemani kopi panas. Cukup menyenangkan.

***

Pukul 21.15

Pedesaan sudah sepi. Bahkan hanya ada Seungcheol di minimarket. Benar-benar sepi sekali. Ia sempat bertanya dengan sang penjaga minimarket, hal ini sudah biasa katanya. Seungcheol hanya mengangguk pelan, cukup berbeda dengan Seoul yang sangat padat dan ramai tiap harinya.

Kali ini ia tak membeli banyak. Hanya beberapa cemilan, kopi panas dan soju. Seungcheol juga tidak tahu mengapa dia mengambil soju. yasudahlah, toh juga soju dibutuhkan saat ia kedinginan.

Beberapa cekikikan dan canda tawa anak kecil terdengar dari arah pantai, membuat atensi Seungcheol yang tadinya sedang berkomunikasi bersama Daniel yang ia perintahkan untuk mencari sang omega teralihkan. 

"Hm? bukankah ini terlalu larut untuk anak-anak bermain?" Gumam Seungcheol mencari sumber suara tersebut. Ternyata ada beberapa anak dengan satu pria dewasa yang sedang bermain. 

Pemuda kurus bersurai cokelat itu tampak asik bermain dengan sang anak-anak. Anak-anak yang sibuk tertawa, bercanda satu sama lain membuat Seungcheol tersenyum kecil melihatnya. Tenang sekali.

"Jeonghan-ah."

Jeonghan?

Suara berat itu tampak menghampiri pemuda yang sedang bermain. Pemuda itu tampak tersenyum dan menerima sebotol air minum dan meminumnya. Senyuman manis terlukis di wajahnya, berterima kasih lalu kembali bermain.

Marah bukan main, wajah Seungcheol memerah, menatap pria yang memberikan omeganya minuman. Terlebih, ia mengenal dengan pria tersebut.

Dilain sisi, Pemuda tersebut melihat aura alpha dominan yang menguar, tetapi ia tidak takut. Toh dirinya juga alpha dominan. "Jeonghan, aku pergi sebentar." Ujarnya sembari mendekati pria dengan surai hitam legam tersebut.

"Sudah lama tidak bertemu, Choi Seungcheol."

***

"Look, who's here."

Johnny mengulurkan segelas kopi panas. Kini mereka ada di cafe di dekat pantai. Johnny tak mau jauh dari Jeonghan. Setidaknya, ia bisa mengawasi Jeonghan walaupun ia bisa saja mati di tangan Seungcheol.

"What are you doing with my omega, Johnny? kau tahu kan konsekuensinya berpergian dengan omega milik orang lain?" Ancam Seungcheol menatap Johnny tajam. Johnny tertawa kecil, lihatlah Seungcheol. Ia yang menyakiti Jeonghan, mengapa ia sangat protektif kepada Jeonghan?

"Wrong question. Harusnya aku yang bertanya, ada apa denganmu hingga Jeonghan begitu terluka?"

"Ah, aku lupa. Terlalu sibuk dengan urusanmu hingga melupakan kalau kau punya omega cantik seperti Jeonghan." Johnny tersenyum melihat wajah Seungcheol yang merah padam, ia menyesap kopinya. Cukup nikmat menikmati kopi sembari melihat Jeonghan yang bermain.

Seungcheol menatap sang lawan bicara dengan tajam. Jemarinya memegang cup kopi yang ia beli di minimarket dengan kuat, seperti tanda untuk Johnny, ia akan menghabisi alpha itu jika mendekati Jeonghan. Urusannya dengan dirinya.

Alpha dominan tersebut tidak suka bila omeganya berada di dekat alpha lain selain dirinya. Mungkin itu sudah menjadi hal alamiah. Seungcheol tak keberatan bila menambah catatan kriminal jika ia harus membunuh seseorang.

"Stay away from him. Or--"

***

To be continued......

hii gais it's sabiya again! Jujur ga nyangka banget huhu banyak bangeeet yang baca. padahal kayak aduh cerita ini perlu revisi besar besaran hwhwhwhwhw but still, i'm very gratefull and thankfull for u gais! huhuhu aku menantikan notif kalian <3 intinya banyak banyak sayang dari aku, jangan lupa vitamin, jaga kesehatan dan be happy, always!

love ya!

KOLOM HUJATAN, MAKIAN, SARAN, KRITIK SERTA MASUKAN YEOROBUN >>>>>>>>>>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kalopsia, Jeongcheol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang