16. The truth.

482 44 3
                                    

Dari kota Seoul menuju kampung halaman Ibunya Jeonghan menghabiskan waktu kurang lebih 7 jam perjalanan. Menurut Johnny sendiri tak masalah. Ia sudah terbiasa mengemudi jarak jauh dengan waktu yang lama.

Di sepanjang jalan Jeonghan sibuk dengan rambutnya. Rambut Jeonghan kini pendek, sangat pendek dengan warna yang gelap, yaitu cokelat. Tak apa, menurutnya Jeonghan tetap cantik dengan apapun itu.

"Mama suka nggak ya sama rambut yang baru." Gumam Jeonghan sembari merapikan rambutnya. Sudah lama sekali sang omega tersebut tak melihat dirinya dengan rambut pendek. Membuatnya agak asing dengan rambut pendek. Terlebih, rambutnya yang berwarna cokelat tua.

"Pasti suka. She would be proud of you." 

Jeonghan tersenyum ketir, "If she proud of me, why she's leaving me alone.." 

Johnny terdiam, menatap Jeonghan yang kini menatap jalan yang lumayan sepi. "Ahahaha, i'm okay. "

"Do you need something? Just tell me"  Tanya Johnny khawatir. Sesekali ia melihat Jeonghan yang berada disampingnya. Sementara Jeonghan menggeleng pelan. Tangan Jeonghan terulur kebelakang, mengambil cemilan bungeoppang yang diberikan Seokmin sebelum berangkat.

"Tell me about you." Ujar Jeonghan mencoba untuk mengganti topik percakapan. Jeonghan tidak mau sedih untuk saat ini. Toh, ia memiliki kawan baru selain Sowon dan Seokmin yang bisa ia jahili.

Johnny tertawa, sang Alpha dominan tersebut melirik Jeonghan yang sedang menatapnya sembari sibuk mengunyah makanannya. Lucu sekali, seperti tupai yang sedang mengunyah kacangnya, pipi Jeonghan tampak penuh. Membuatnya semakin menggemaskan.

"What do you want to know about me hm?"

"Apa aja."

Johnny tersenyum, "Well--I'am psychology student in SM University." 

"And i'm kinda sloppy."

"Gak heran sih." Jeonghan mengambil minumannya. Ia tak heran jika Johnny merupakan seseorang yang ceroboh. Pasti banyak orang yang tidak mengira bahwa Johnny ceroboh. Dilihat dari penampilan Johnny, ia merupakan idaman bagi semua orang. Tak jarang Johnny merupakan magnet dari kedua gender.

Tetapi, hal itu tidak berlaku pada Jeonghan.

"So, do you want to tell me why and where we going?" Tanya Johnny lembut, sembari mengelus surai gelap milik Jeonghan. Jeonghan menyodorkan bungeoppang yang masih hangat di paperbag yang ia pegang. Tak lupa, Johnny menerima sekaligus berterima kasih dengan Jeonghan.

"Kampung halaman nenekku, tempat Mama beristrahat."

***

Yoon Jeonghan.

Anak tunggal dari pasangan Yoon Shin dan Lee Seo Ah. Keluarga kaya raya yang bergelimang harta. Siapa yang tidak tahu pasangan ini? Sangat terkenal pada masanya. Yoon Shin yang sangat mencintai Lee Seo Ah, dan Lee Seo Ah yang sangat mencintai suaminya. Lebih dari apapun.

Usaha yang didirikan kedua pasangan tersebut terbilang sukses berat. Yoon Shin percaya, dengan membahagiakan istri dan anaknya, rezekinya akan lancar. Dan ya, benar apa yang dikatakan orang terdahulu. Yoon Shin percaya akan hal itu.

Tinggal di kawasan elite, bergelimang harta, punya suami yang pengertian serta anak yang pintar membuat hidup Lee Seo Ah sangat bahagia. Mempunyai kehidupan yang didambakan semua orang. 

Tetapi, hal itu tidak cukup bagi Yoon Shin.

Tragisnya, dibalik semua kebahgiaan tersebut, Yoon Shin menyimpan banyak hal keji yang disembunyikannya dengan baik. Siapa sangka, dibalik figur yang baik, sayang keluar dan pemimpin yang teladan tersembunyi kepura-puraan belaka?

Kalopsia, Jeongcheol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang