10. Balapan.

492 56 6
                                    

Kali ini, langit tampak hitam dengan kilauan bintang yang menyebar. Indah sekali. Tampak hiruk pikuk perkotaan yang mulai menyepi. Hanya ada beberapa yang berlalu lalang. Cukup indah untuk menjadi penutup hari.

Mobil SUV bermerek BMW X7 kini berhenti di lokasi yang Jeonghan sebutkan. Didepan, sudah banyak beberapa mobil dan motor yang terparkir. Beberapa orang bergerombol untuk berfoto, melihat, mengobrol dan bahkan menaiki mobil sang pembalap.

"Tunggu disini." Titah Jeonghan sembari mengambil beberapa kebutuhannya. Sementara sang Alpha hanya menatapnya. Perlahan, Seungcheol menarik tangan Jeonghan. Ia melihat beberapa lebam dan luka di jemarinya.

Seperti terhipnotis, Jeonghan langsung terdiam kala Seungcheol melihat tangannya. Lantas, Seungcheol langsung mengambil kotak P3K yang berada di laci mobilnya, lalu mengobati luka Jeonghan. "Kalau lapar, hubungi aku."

"lo sibuk."

Tersenyum, Seungcheol menatap Jeonghan lamat, lalu perlahan mengecup dahi Jeonghan perlahan. Cukup intens dan cukup membuat wajah Jeonghan sedikit memerah seperi tomat yang sudah matang.

"Kenapa harus yang pink?" Protes Jeonghan melihat jemarinya dipakaikan perban berwarna soft pink. 

"it looks good on you." Kekeh Seungcheol kembali mengecup kening Jeonghan lagi. Sang Omega manis tersebut hanya bisa memasang wajah masam. "Sudah? Gue dah ditungguin." Seungcheol mengangguk, Jeonghan boleh pergi.

Jeonghan langsung menghampiri Sowon yang kini bersama Lee Taeyong, teman teknisi Jeonghan sekaligus partner balapannya. Sementara, Sowon tersenyum melihat Jeonghan yang kini tampak berbeda.

"Lucu banget tuh perban." Ejek Sowon sembari tersenyum tipis melihat Jeonghan yang menghampirinya. Sementara Jeonghan hanya melotot menatap Sowon. Ia melihat motornya yang ia titipkan di bengkel Taeyong dan lihatlah, cantiknya sudah sembuh.

Tanpa banyak cakap, Jeonghan langsung menghampiri motornya, menyalakannya dan tersenyum lebar kala motornya berderu dengan halus. Seperti yang ia harapkan, Taeyong selalu bisa diandalkan.

"Siapa lawanku?"
"Sabar, Choi Jeonghan." Kekeh Sowon yang menatap Jeonghan dengan wajahnya yang tertekuk. Gemas sekali melihat Jeonghan seperti ini. Dirinya juga tidak menyangkal hal itu. Tetapi, ada sedikit rasa sakit di hati Sowon.

"Lawan kali ini adalah--"

"Johnny. Mahasiswa SM University." Suara itu membuat atensi Jeonghan, Sowon dan Taeyong beralih kearah sumber suara. Terlihat pria dengan dada bidang, surai yang agak berantakan dan helm yang berada dipinggangnya masuk ke tempat Taeyong. Bersamaan dengan lawannya kemarin, Sehun.

Jeonghan langsung turun dari motor, tersenyum kecil lalu mengulurkan tangannya, berniat untuk bersalaman dengan Johnny. Tersenyum, Johnny langsung bersalaman dengan Jeonghan.

"You must be Yoon Jeonghan, right? anyways, that's a pretty bandage."

"look suit on you, sir." 

Dikata seperti itu, kini Jeonghan benar-benar ingin menyumpahi Sowon yang menahan tawa dibelakang dan ingin rasanya membunuh Seungcheol yang mempermalukannya saat ini. Jeonghan benci ini. Tetapi, ia harus bisa mengontrol emosinya.

"Thanks."

"Hari ini, aku bertaruh senilai 150 juta." Ujar Johnny tegas menatap Jeonghan. Jemarinya mengeluarkan beberapa amplop berisi uang yang banyak. Jeonghan rasa, Johnny balapan hanya sekedar untuk hobi. Berbeda dengannya.

"Kalau kau menang, kamu dapat uangnya. Tapi kalau kau kalah--"

Perkataannya terhenti saat melihat Sehun berada disampingnya. Ia langsung menyuruh Sehun untuk pergi sebentar. Sepertinya, Johnny tau sesuatu tentang Jeonghan. Dan Jeonghan tidak suka ini.

Kalopsia, Jeongcheol.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang