BAB 4

138 15 8
                                    


Sudah sepuluh menit berlalu dari jam istirahat, namun Rio, Dewa, Tio, dan Rama terlihat masih enggan untuk meninggalkan meja kerjanya.

Rupanya kehadiran Dion pagi tadi cukup memberi efek pada mereka. Sedangkan Irine terlihat lagi makan bekal yang tadi dibawanya.

"Tumben lo bawa bekal, Rine?" Dewa berinisiatif untuk mengalihkan fokus dari kerjaan yang dari tadi menyita perhatiannya.

"Iya, tadi mama bawain sekalian. Biasalah nyokap, perhatiannya gak terbatas."

"Gila ya memang Kepala PPC yang baru. Padahal dulu gak gini-gini banget sama Pak Bimo." Rama menimpali namun tak mengalihkan pandangannya dari layar laptop sedikit pun.

"Bayangin, masa gue dimintain rekap quantity material impor lima tahun ke belakang. Padahal lo tahu sendiri kan kita masih sering update vendor. Ya kali gue buka ordner-ordner di gudang. Gue juga masih setahun di sini." Racau Rama yang gak mau berhenti, seperti besok gak ada hari lagi.

"Gue kira anak muda bakal lebih fleksibel. Eh, dia malah strict-nya gak karuan." Tambah Rio sambil sesekali melirik Irine.

"Aneh juga, kok gak ke gue aja emang ya? Kan kita juga provide report." Irine menanggapi dengan mengunyah sapo tahunya.

"Iya sekalian dia mau bandingin harga sama CoA-nya. Dia pikir kalau data dari Finance pasti lebih rapi, kali." Rio menjawab dengan menerka-nerka kemungkinan.

"Si Ifan masih belum balik, Rine?" Tio basa-basi bertanya.

"Entar habis lunch juga balik, kok."

"Kadang gue pengin deh sehari aja jadi Ifan. Biar gak di kantor terus gini. Apalagi sekarang ada si Dion." Rio mulai ngedumel gak jelas.

"Ya kali adanya kalau gue kerja bareng lo gak bakal kelar. Dikit-dikit gosip." Sindir Irine bercanda.

Dion terlihat menghampiri deretan tim Finance dari arah berseberangan dengan membawa beberapa dokumen.

"Gimana Rama, udah dapat dari tahun berapa aja itu rekapnya? Saya butuh segera."

Rama yang gak menyadari kehadiran Dion seperti clueless akan apa yang sedang dikerjakannya. Dilihatnya Irine sekilas dengan muka memelas. Yang dilihat hanya tersenyum dengan pongah melihat situasi yang jarang terjadi seperti ini. Maklum saja, selama ini jika tim PPC membutuhkan sesuatu tidak pernah diminta secepat ini juga.

"Eh iya pak, saya masih dapat dua tahun ke belakang. Setelah ini saya email secepatnya."

"Pastikan gak ada yang terlewat ya. Dan minta tolong kamu kelompokkan berdasar tiap jenis material, bukan vendornya. Biar saya lebih gampang baca satu persatu." Tambah Dion dan hanya dijawab anggukan lemas dari Rama.

"Gila aja lo, kenapa gak minta dari awal kalau modelannya kaya gitu, Dion!" Balas Rama pelan yang hanya bisa didengar tim Finance dan Irine, setelah Dion sudah gak lagi di tempatnya.

"Gue tahu lo orangnya cakap kerja banget kok, Ram. Lulusan terbaik pasti bisa lah." Ledek Irine sambil tak sanggup menahan tawa diikuti yang lain.

"Puas gitu lo, Rine."

**

CoA : Certificate of Analysis

LETTER OF INDEMNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang