BAB 6

109 16 8
                                    

Dear my lovely reader!
Mumpung lagi rajin dan kantor sepi di Sabtu jadi update, deh.
Enjoy!

**

Kalau mengingat kembali tiga tahun ke belakang saat Irine baru mulai bekerja di Integra Utama, rasanya sangat jauh sekali perbedaan cewek itu dengan sekarang.

Semua orang pun akan setuju bahwa Irine teramat diam dan menjawab seperlunya saja. Berbeda dengan Irine yang sekarang. Ya walaupun masih sedikit pendiam, tapi dia mulai terbuka dan bisa diajak bercanda oleh yang lain.

Sifat tertutup dan pendiam inilah yang lantas membuat Ifan serta Tim Finance mencari inisiatif untuk menggodanya. Bermaksud memancing dan mengakrabkan diri dengan Irine agar suasana kerja lebih nyaman.

Suatu hari kalau tidak salah setelah tujuh bulan Irine bekerja, Ifan mulai berani melemparkan candaan soal pasangan kepada cewek itu. Karena sedikitpun mereka tidak pernah tahu Irine membagikan soal orang spesial walaupun hanya dari media sosialnya saja.

Maklum saja saat cewek-cewek kantor terlihat dijemput gebetan atau pacar masing-masing saat lembur, hal ini berbeda sekali dengan Irine yang justru pulang sendiri selarut apapun itu.

"Rine, dilirik anak IT tuh. Katanya lo manis juga." Pancing Ifan yang melihat Irine terlalu fokus dengan sheet dalam excelnya.

"Coba titip salam buat dia, Mas."

Tak lama Ifan mengambil ponselnya dan terlihat mengetikkan sesuatu pada grup yang berisikan cowok-cowok muda di kantor.

Ifan : *Send a pic*
@Febri cuy dapat salam nih dari Doi. Jarang-jarang kan lo bisa dapat salam duluan. Anw, gak perlu bilang makasih ke gue.

Rio : Yah kenapa anak baru gampang banget sih kena pelet Febri 😁

Dewa : Bilangin ke Irine hati-hati kalau ada makanan di meja. Takutnya dijampi-jampi biar makin nguber si kunyuk.

Febri : Sialan lo pada. Ifan lemes banget deh. Yauda coba jawab Waalaikumsalam dari Abang. Jadi makin semangat Abang ngumpulin duit karena Dek Irine.

Langsung saja Ifan menunjukkan isi chat yang sedari tadi menyita perhatiannya kepada rekannya itu. Irine yang membacanya cuma bisa mengelus dada.

"Gila lo, Mas." Balas Irine sambil membentuk tanda miring di depan wajah dengan jari telunjuknya.

Setelah kejadian itu makin menjadilah teman-temannya untuk mengganggu ketenangan Irine dengan menjodoh-jodohkan cewek tersebut.

Semua ini sengaja dilakukan memang untuk membuat Irine lebih terbuka saja dengan rekannya. Irine pun paham dengan itu semua dan membiarkannya berlalu dengan biasa saja. Walau terkadang dia juga membalas dengan candaan seperti yang dilakukannya pada Febri.

**

Menurut kalian apa terlalu pendek untuk update segitu?
Kadang saya takut bosen bacanya di kalian👷🏻‍♀

Have a great day!
Your vomment would be appreciated❤

LETTER OF INDEMNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang