BAB 9

92 11 0
                                    

Kantor Pusat Integra Utama berlokasi terpisah dengan pabriknya yang berada di area Industri Cikarang. Kantornya sendiri diisi oleh departemen Finance & Accounting, Exim, Marketing, HRGA, dan PPC. Khusus untuk PPC mengerjakan administrasi lanjutan dan forecasting yang datanya setiap hari di-update oleh Production Team di Cikarang. Oleh sebab itu departemen tersebut lebih sering bolak-balik kantor dan pabrik dibanding lainnya, sama halnya dengan Marketing yang juga harus memastikan kesesuaian sample produk dengan Order yang diminta. Sedangkan departemen lainnya sudah ada di area Cikarang.

Tiap departemen dipisahkan oleh kubikel-kubikel yang menjadi sekat antara satu sama lain. Di sisi Timur didominasi oleh Tim Finance & Accounting yang berhadapan dengan EXIM Team. Sedangkan area Barat diisi oleh Marketing dan PPC untuk memudahkan koordinasi tentunya. Kubikel IT berada di sisi Selatan dan hanya diisi oleh mereka dengan ruangan khusus berisikan banyak keperluan IT sendiri. Sedangkan jejeran Head of Department dan Manager ada di sebelah utara dengan dibatasi oleh pintu kaca.

Pagi ini Dion sengaja datang pukul 08.00 untuk menyelesaikan Deadline Planing bulan Juli. Selain itu dia juga berharap bisa bertemu Irine pagi ini. Gak bisa ditepis, perlakuan kecil Irine terakhir kali cukup meninggalkan kesan baginya.

Sekitar setengah jam berlalu, akhirnya dari kaca dalam ruangannya dia melihat Irine baru tiba di kantor. Rupanya cewek itu menghidupkan laptop. Kemudian mengambil cermin di lacinya untuk merapikan anak rambut yang sedikit berantakan.

Dilihatnya Irine yang menuju pantry dengan membawa tumbler-nya.

Jegrek..

"Pagi! Bikin apa tuh Rine?"

"Pagi Pak. Bikin dopping aja sih Pak." Irine menjawab dengan melirik Dion sekilas yang baru masuk ke pantry.

Dion kemudian menarik kursi di depan Irine dan mengeluarkan bubur ayam yang tadi sempat dibelinya.

"Suka Buryam Cirebon ya Pak?" Irine mencoba melanjutkan obrolan karena mereka hanya berdua. Akan aneh rasanya jika hanya berdiam saja sedangkan di depannya ada orang lain yang notabene salah satu Head of Department juga.

"Iya kebetulan tadi beli di Rawamangun. Gak pernah sepi di situ."

"Bapak tim diaduk apa enggak nih?"Balas Irine sekenanya.

"Kalau saya tim diaduk sih. Apalagi bubur ayam kuah gini. Kondimennya jadi lebih berasa. Kamu suka juga?"

"Saya lebih ke buryam tanpa kuah sih Pak." Balas Irine singkat. Bagaimanapun dia masih merutuki apa yang dia lakukan terakhir kali. Namun mencoba untuk bersikap biasa saja. Supaya tidak semakin mudah terbaca. Sekarang tentunya Irine lebih berhati-hati dalam berkomentar.

Jegrek..

Tak lama kemudian ada Zeri yang dengan santainya melenggang masuk dan gak sadar dengan keberadaan keduanya. Saat matanya bertemu dengan Dion dia tersenyum penuh arti. Namun hal tersebut luput dari perhatian Irine.

Setelah selesai membuat kopinya Irine pun berlalu.

"Pagi banget Pak?" Celotehnya dengan senyum super lebar.

"Iya belum sarapan tadi Gue."

"Belum sarapan apa sengaja sarapan bareng Ayang nih?" Kelakar Zeri

"Resek lo." Pungkas Dion. Sepertinya dia sedikit menyesali pertanyaan yang keluar dari mulutnya terakhir kali.

"Jam sepuluh gue tunggu weekly report minggu ini, ya."

"Bisa.. bisa ya deadline dimajuin dari jam dua belas ke jam sepuluh. Tega lo."

Dion hanya tertawa dan meninggalkan pantry kemudian.

**

LETTER OF INDEMNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang