Lisa menatap kendaraan yang berlalu lalang didepan Coffee Shop itu.
"Akhir-akhir ini kau begitu sibuk.." Jisoo mendudukan dirinya didepan Lisa.
Lisa menggelengkan kepalanya. "Tidak juga.. aku hanya sibuk kuliah.." ujarnya.
"Jangan membohongi kami.. aku melihatmu dengan Jennie 2 hari yang lalu.." Rosé menyelah.
"Apa hubungan kalian sudah berjalan jauh..?" Tanya Jisoo.
"Aku mencintainya.." ujar Lisa tersenyum masam.
"Ada apa dengan senyum itu..?" Rosé menatap lekat wajah Lisa.
"Huffttt... Aku mencintainya tapi kurasa dia tidak akan pernah mencintaiku."
"Apa maksudnya..?" Jisoo mendekatkan diri kepada Lisa.
"Dia masih begitu mencintai masa lalunya.. aku tidak tahu harus berbuat apa.. disatu sisi aku ingin mengobati semua lukanya tapi di sisi lain aku tidak ingin egois untuk memaksanya mencintaiku.."
"Siapa masalalunya..?"
Lisa menggeleng "aku tidak tahu. Aku selalu bertanya padanya siapa nama dan bagaimana wajah pria itu. Tapi dia selalu mengabaikannya"
"Namja..?" Tanya Rosé serius.
"Ya.. dia seorang pria.." Lisa tersenyum masam. "Jelas saja dia mencintainya.. sedangakn aku hanya seorang wanita yang tidak tahu diri mencintainya."
Jisoo menggelengkan kepalanya. "Itu bukanlah hal besar. Yoeja atau pun Namja semuanya sama saja jika orang itu benar-benar mencintaimu.. Cinta tidak selamanya tentang gender.."
Lisa menyandarkan punggungnya menatap nanar Gelas ditengannya. "Aku harus mencari pria itu.. aku ingin melihat Jennie bahagia.."
"Kau Gila..?" Ujar Rosé. "Kau mencintainya tapi kau ingin mencari pria itu."
"Aku bisa melihat cinta yang begitu besar dimatanya Chaeng. Jennie begitu mencintai pria itu.." jelas Lisa.
"Bagaimana dengan perasaanmu..?"
"Aku bahgia jika Jennie bahagia.. itu sudah cukup untuk perasaanku.."
Jisoo dan Rosé tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia tidak bisa memaksa Lisa karena itu sudah keputusannya.
***
Jennie memasuki sebuah Mansion yang sudah berbulan-bulan tidak pernah Jennie kunjungi.
"Annyeonghaseyo Eommanim.."
"Eoh.. Jennie-yah.. kamu berkunjung sayang..?" Seorang wanita paruhbaya melangkah memeluk Jennie. "Eomma sangat merindukanmu sayang.. bagaimana kabarmu..?"
"Aku baik-baik saja Eomma.. apa yang eomma lakukan..?" Jennie menatap halaman belakang mansion tersebut telah di sulap menjadi kebun kecil.
"Eomma hanya mengisi waktu dengan berkebun sayang.." ujarnya.
Jennie mengangguk mengerti. "Dimana Appa..?"
"Appamu sedang mengurus bisnisnya di diluar kota.. ayo masuk disini sedikit panas." Wanita paruhbaya itu membawa Jennie masuk ke mansion.
Jennie mengendarkan pandangannya diruang Mansion itu menatap lekat photo yang terpampang rapi. Photo seorang pria yang sangat dicintainya.
"Kamu merindukannya sayang..?" Suara wanita paruhbaya itu mengembalikan kesadaran Jennie.
Jennie mengusap air matanya yang sudah lolos. "Aku selalu merindukannya Eomma.."
Wanita paruhbaya itu mengusap punggung Jennie. "Aku tahu.. dia juga sangat mencintaimu.. aku sangat beruntung anakku memiliki gadis cantik sepertimu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sassy Girl ✔
RomanceBagaimana nasib Lalisa yang harus menerima perjodohan Hanya karena Kakak Sepupunya Meninggal Dunia. Akankah Lalisa Menerimanya atau tetap mengejar Gadis yang iya Cintai. GxG