MSG 14

5K 537 17
                                    

Lisa mengikuti arahan Jennie untuk menemui Pria itu.

"Aku akan menunjukkannya padamu tapi tidak untuk menemuinya." Ujarnya.

"Kenapa..?"

"Kamu mau tahu atau tidak..?" Ancam Jennie.

"Ok.. sesuai keinginanmu.."

Lisa melajukan mobilnya hingga matanya merasa tidak asing dengan jalan yang dilaluinya.

"Apa ini tidak salah.. mungkin kamu melupakan alamatnya J.." ujar Lisa.

"Lurus saja jangan banyak bicara." Jennie hanya menatap lurus kedepan.

Lisa menghentikan mobilnya karena tak ada Jalan lagi. Lisa menoleh kearah Jennie yang dari tadi hanya menatap Lurus kedepan.

"J.. kita salah jalan.."

Jennie tidak menghiraukan Lisa dan turun dari mobil Lisa sedangkan Lisa hanya mengikuti Jennie.

Jennie bersandar pada mobil Lisa. Lisa tidak tahu harus memulai dari mana.

"Kamu ingin tahukan..? Dan sekarang kamu sudah mengetahuinya.."

Lisa masih tidak mengerti. Tapi sangat Jelas dimata Jennie penuh dengan kesedihan.

"Ini pemakaman J.. dan aku rasa kamu salah.."

Jennie tersenyum masam. "Aku juga tahu ini pemakaman bodoh. Bahkan anak kecil saja tahu."

"Terus..?" Lisa masih tidak mengerti.

"Tadi kamu mengatakan padaku akan berusaha membawanya kembalikan..? Jadi bisakah kamu menghidupkannya kembali untukku..?"

Lisa tersentak atas ucapan Jennie. Dia tidak berfikir jika pria yang dicintai Jennie itu sudah meninggal.

"Aku tahu kamu tidak akan bisa melakukan itu.. hufffttt.. ayo aku tidak ingin berlama-lama disini." Jennie kembali masuk kemobil Lisa.

***

Sejak dari pemakaman tadi Lisa tidak pernah bertanya sedikit pun. Hingga saat ini Lisa kembali menatap gadis mabuk didepannya itu. Tidak terlalu parah karena ini masih terbilang sore untuk mabuk.

"J.. sudah yah.." ujar Lisa mengambil Botol soju didepan Jennie.

"Kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana aku Lisa.. takdir itu begitu kejam untukku.. kami sudah merencanakan pernikahan kami tapi tuhan mengambilnya.. hikksss mengapa tuhan sangat kejam padaku lisa-yah.."

"J jangan berkata seperti itu.. Tuhan sudah mengatur kebahagianmu kedepan."

"Tidak.. Tuhan tidak pernah mengizinkan aku bahagia.. Lisa-yah bisa kamu membuatku menyusulnya.. aku begitu merindukannya Lisa." Ujar Jennie menutup matanya.

"J kamu mabuk.. ayo aku akan mengantarmu pulang."

"Aku tidak ingin pulang.. Appa akan memnuhku jika mereka tahu aku mabuk."

Lisa hanya pasrah melihat gadis dicintainya begitu rapuh didepannya. "Bisakah aku tahu mengapa dia meninggal..?"

Jennie kembali membuka matanya menatap Lisa. "Penyakit brengsek itu.. penyakit itu membuatnya pergi dari hidupku.. Hikksss.."

"Penyakit..?"

"Dia memiliki penyakit kanker Hati.. aku tidak pernah mengetahui hal itu karena dia tidak pernah mengatakannya padaku hingga suatu hari Eomma menelponku jika dia masuk rumah sakit. Saat itu aku sedang ujian, aku meninggalkan semuanya dan berlari kerumah sakit. Tapi.. hiksss.. hari itu juga dia tidak bisa diselamatkan Lisa.. hikss aku hanya seorang kekasih yang egois hingga aku tidak tahu penyakitnya.. bunuh aku Lisa.. BUNUH AKUUU.." Jennie berteriak hingga akhirnya tak sadarkan diri.

My Sassy Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang