Lisa POV
Tepat 3 bulan aku dan Jennie memutuskan komunikasi kami. Kami mumutuskan untuk Fokus dengan kuliah begitu impian kami. Aku tidak tahu apa yang ada difikiran Jennie 3 bulan yang lalu. Aku hanya menuruti semua keinginannya dan aku percaya tentang janji kami bertemu tepat 2 tahun kedepan dinawah pohon itu.
Aku belajar dengan baik dan mengejar impianku untuk menjadi Model. Awalnya orangtuaku tidak setuju karena aku satu-satunya penerus untuk perusahaannya. Tapi aku meyakinkan mereka setelah aku menjadi model aku akan melanjutkan bisnisnya. Aku hanya ingin mencapai impianku.
Sekarang aku berdiri tepat didepan gedung seorang produser. Dulu aku berjanji kepada Jennie jika aku akan membawa naskahnya ke seorang produser dan kebetulan dia temanku.
"Annyeong sehun-ssi.."
"Eoh Lisa.. ayo masuk.."
Aku memasuki ruangannya dan dia benar produser yang hebat diusia yang muda.
"Ada yang bisa aku bantu lisa..?" Tanyanya.
Aku memberikan sebuah naskah padanya membuatnya mengerutkan keningnya. "Apa ini.. kau menjadi penulis naskah..?"
Aku menggelengkan kepalanya tersenyum. "Tidak.. itu naskah keka-- temanku. Dia menyuruhku untuk membawanya pada produser."
Sehun mengangguk paham. "Baiklah aku akan membacanya dan aku akan mengabarimu jika aku tertarik dengan cerinya."
Setelah aku meninggalkan gedung produser itu. Aku berharap cerita Jennie bisa diterima oleh sehun. Ya walau pun naskah itu tidak terlalu menarik.
Aku melajukan mobilku untuk menemui Jisoo dan Chaeng. Mereka seperti wartawan yang setia menanyakan bagaimana hubunganku dengan Jennie.
Author POV
Lisa telah sampai di caffe tempat biasa mereka berkumpul.
"Hai guys.."
Jisoo dan Rosé menoleh melihat Lisa.
"Hai Manoban.. aku fikir kamu tidak akan punya waktu untuk kami lagi."
Lisa tersenyum. "Hei apa maksud kalian.. kalian sahabat terbaikku. Bahkan aku tidak memiliki sahabat selain kalian." Ujarnya.
"Apa kamu bisa menjalani selama 2 tahun.. ini baru 3 bulan Lisa..?" Tanya Rosé.
"Aku yakin Jennie pasti merasakan yang sama.. 2 tahun memang bukan waktu yang singkat tapi itu janji kami berdua untuk bertemu dibawah pohon itu.. tenanglah guys semua akan baik-baik saja."
"Well. Aku hanya khawatir kita tidak tahu apa maksud Jennie dan apa isi surat itu. Bisa sajakan isi sirat itu permintaan maafnya untuk meninggalkanmu." Jelas Jisoo.
"Jangan berfikir yang tidak-tidak.." Lisa meneguk minuman didepannya. Bohong jika dia tidak memikirkan perkataan Jisoo.
"Bagaimana kabar Mommy dan Daddymu.. apa mereka masih memaksamu kerumah imomu itu..?" Tanya rosé.
"Mereka baik-baik saja. Dan yah terkadang mereka menyuruh kesana lagi.."
"Kenapa kamu tidak mencoba mengenal gadis yang ingin Imomu itu perkenalkan padamu.. maksudku setidaknya kamu tidak terlalu berharap dengan Jennie. Aku takut kamu tersakiti Lisa."
"Benar kata Jisoo.. itu lebih baikkan jika 2 tahun kedepan nanti dan ternyata Jennie meninggalmu.." tambah Rosé.
"Aku belum memikirkan itu Guys.. aku terlalu mencintai Jennie jadi kurasa aku akan mempertimbangkan itu lagi."
Akhirnya mereka memilih untuk pulang setelah selesai mengobrol. Di perjalanan Lisa terus memikirkan perkataan sahabatnya itu. Bukan dia tidak mempercayai Jennie. Tapi mengingat bagaimana orang tua Jennie tidak menyukainya. Apalagi Jennie adalah seorang gadis yang banyak dikerjar oleh siapa pun jadi tidak menutup kemungkinan jika Jennie menemukan seseorang yang lebih baih untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sassy Girl ✔
RomanceBagaimana nasib Lalisa yang harus menerima perjodohan Hanya karena Kakak Sepupunya Meninggal Dunia. Akankah Lalisa Menerimanya atau tetap mengejar Gadis yang iya Cintai. GxG