*****
Livy memeluk Lauren sangat erat, ia tak sanggup menahan tangisnya begitu melihat ibunya telah bangun dari tidur panjangnya. Mata yang sudah lama tidak ia tatap, kini menatapnya begitu sendu.
"Ibu, aku merindukanmu..."
Lauren meneteskan air matanya kala melihat putri semata wayangnya terlihat sangat berbeda dari terakhir kali sebelum ia jatuh sakit.
"Putriku sudah dewasa, kau terlihat sangat cantik sekarang." Lauren menyentuh wajah Livy, putri kecilnya kini sudah berubah menjadi seorang gadis cantik.
"Aku menunggu sangat lama untuk ini dan aku sangat bahagia karena Ibu sudah bertahan sampai sekarang." Livy kembali terisak, rasa rindunya pada Lauren begitu besar sampai-sampai ia tidak bisa berhenti menangis.
"Jangan menangis, Sayang. Ibu akan sedih jika kau sedih," ucap Lauren sambil menghapus jejak air mata Livy.
"Kau tahu? Ibu merasa sangat bersalah karena tidak ada di saat kau membutuhkan Ibu. Kau juga pasti kesusahan untuk membayar biaya rumah sakit ini, Ibu mengetahuinya dari suster, kalau biaya selama Ibu koma tidaklah murah. Maafkan Ibu karena sudah membebanimu..."
Livy menggeleng, ia menggenggam kedua tangan Lauren.
"Tidak. Ibu sama sekali tidak menjadi beban untukku, jangan berkata seperti itu. Aku ini putri Ibu, sudah sepantasnya seorang anak berbakti pada orang tuanya. Aku jauh lebih menderita saat melihat Ibu hanya terbaring di ranjang rumah sakit ini. Hari-hariku sangat kesepian, aku harus melakukan semuanya sendiri. Bahkan saat aku melewatkan waktu makan, tidak ada yang mengocehiku lagi seperti dulu. Aku merindukan semua itu."
"Kau harus tahu, kalau Ibu akan selalu ada di sampingmu. Jangan pernah merasa kesepian lagi, okay?"
Livy mengangguk.
"Apa Ibu sudah makan? Aku akan membelikannya." Livy menaruh tas yang ia pakai di atas meja, lalu beralih ke hadapan Lauren.
"Ibu sudah makan tadi sebelum kau kemari,"
Lauren menatap Livy dari atas sampai bawah, ada yang berbeda dari tampilan putrinya itu. Lauren cukup tahu kalau pakaian yang dikenakan Livy bukanlah merk biasa.
"Boleh Ibu bertanya?"
"Tentu saja."
"Dari mana kau dapatkan barang dan pakaian mewah ini?" tanya Lauren menunjuk pakaian dan tas Livy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambitious Girl (END)
ChickLitIa benci menjadi biasa saja, kesempurnaan merupakan hal yang sangat ia sukai. Baginya, kegagalan tidak akan pernah ada dalam kehidupannya. *** Kimberly Watson, gadis yang sangat berambisi agar segala tujuannya tercapai. Hidupnya yang dipenuhi kemewa...