*****
"Dokter, jantung pasien berhenti berdetak."
"Siapkan defibrilator sekarang!"
Dokter Grace yang sudah memahami keadaan, dengan segera mempersiapkan segala peralatan yang akan digunakan. Monitor menunjukkan garis lurus yang tandanya tidak ada sinyal detakan dari jantung.
Tak lama setelah defibrilator disiapkan, dokter Grace segera membuka bagian atas dari pakaian Kimberly lalu menaruh paddle tepat di atas dada Kim, sebelum memberi aba-aba.
"120 Joule."
Monitor belum ada tanda-tanda perubahan saat arus dialirkan.
"200 Joule."
Sekali lagi, tubuh Kim hanya bergerak karena aliran arus listrik tapi jantungnya sama sekali belum berdetak. Para suster mulai memeriksa denyut nadinya.
"Kim, ayo kau pasti bisa." Grace menarik napas panjang, sebelum memberi perintah kembali. "360 Joule."
Bruk!
Tubuh Kim kembali ambruk bersamaan dengan berakhirnya proses Resutasi Jantung Paru, dengan itu alat defibrilator sudah tidak dapat dinaikkan lagi aliran listriknya.
Grace menaruh paddle yang dipegangnya dengan lemah, matanya menatap lekat ke arah Kim yang kini sedang terbaring dengan wajah sangat pucat, setelah mengangguk pada suster, Grace segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut untuk menemui anggota keluarga Kim.
Di depan pintu, Grace langsung ditodong pertanyaan oleh William.
"Bagaimana keadaan Kim? Dia baik-baik saja, 'kan?" tanya William berusaha menampilkan senyum terbaiknya.
Sementara di sisi lain, Leon dan Edward tidak dapat menyela pembicaraan antara William dan dokter yang menangani Kim.
Grace menggeleng, ia menghela napas panjang sebelum berucap.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Kim tidak dapat bertahan."
Seolah dunia runtuh detik itu juga, William hampir saja jatuh terhuyung kalau Leon dan Edward tidak sigap menahan bobot tubuhnya.
William menggeleng, ia tertawa kecil mendengar ucapan Grace barusan.
"Kau bohong, 'kan? Kau dan Kim pasti sedang mengerjaiku sekarang." William berusaha meyakinkan diri sendiri kalau Grace sedang membohonginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambitious Girl (END)
ChickLitIa benci menjadi biasa saja, kesempurnaan merupakan hal yang sangat ia sukai. Baginya, kegagalan tidak akan pernah ada dalam kehidupannya. *** Kimberly Watson, gadis yang sangat berambisi agar segala tujuannya tercapai. Hidupnya yang dipenuhi kemewa...