*****
"Sebenarnya saya dan Kimberly sudah tidak bersama lagi dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Livy, saya harap kalian bisa menghormati keputusan saya dan tidak terus-menerus mempertanyakan apa yang terjadi."
Kim meremas kedua tangannya, netranya menatap lekat dua sejoli yang sedang bergandengan itu. Setelah pengakuan Leon yang berdampak hingga banyak pasang mata menatapnya, entah itu prihatin atau untuk menertawakannya. Walau sudah berusaha untuk tidak terintimidasi, nyatanya perasaannya pada Leon masih tetap sama. Ia tidak habis pikir kalau Leon akan berbuat sangat jauh dengan membawa Livy ke acara besar yang bahkan dihadiri oleh tamu-tamu penting.
"Kim,"
Edward mengentikan ucapannya ketika melihat Kim dengan sengaja meneguk habis wine di gelas tanpa tersisa, bahkan wanita itu sudah mengisinya kembali. Edward sendiri rasanya ingin melayangkan tinjunya saat itu juga, persahabatan yang sudah terjalin sejak kecil harus hancur karena cinta Leon terhadap Livy.
Kim terus menatap Leon dan Livy yang sekarang sudah turun dan berjalan ke arahnya, bisa ia lihat Livy dengan tidak tahu malunya memamerkan senyum di depan media seolah-olah mengatakan dengan jelas ia bisa memenangkan hati Leon.
Tatapan Kim dan Leon bertemu sebelum akhirnya Kim mengalihkannya lebih dulu, Leon dan Livy duduk tepat di belakang mejanya. Kim menahan emosinya agar ia tidak sampai membuat kekacauan di acara itu, ia terus menghabiskan minumannya tanpa memikirkan efek alkohol itu mungkin bisa saja membuatnya mabuk.
"Cukup, Kim." Edward menarik gelas terakhir, menghentikan aksi Kim yang akan menyakiti diri sendiri. Edward sangat paham akan perasaan Kim, siapa yang masih bisa tetap tenang saat melihat mantan tunangan sendiri dengan terang-terangan memperkenalkan kekasih barunya?
Kim tertawa kecil, ini pertama kalinya ia dikalahkan oleh seseorang sejenis Livy. Manusia yang tidak tahu diri yang tidak mengetahui seberapa jahatnya dunia.
"Ternyata keputusanku kemari hanya untuk menonton pertunjukan sampah seperti ini," Kim menggenggam tangan Edward, matanya berkaca-kaca menatap pria dihadapannya. "Apa kau juga akan meninggalkanku kelak?"
Edward menggeleng, ia tahu ketakutan terbesar Kim adalah ditinggalkan oleh orang-orang yang disayanginya. Ia mungkin tidak bisa menjanjikan untuk tetap bersama Kim selamanya, tapi Edward akan mengusahakan agar Kim lebih dulu mencapai kebahagiaan baru ia bisa tenang saat harus meninggalkan sahabatnya itu.
"Aku akan ada di sisimu, Kim. Kau tahu itu, 'kan?"
Kim mengangguk, menyunggingkan senyum tipis. "Terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambitious Girl (END)
Literatura FemininaIa benci menjadi biasa saja, kesempurnaan merupakan hal yang sangat ia sukai. Baginya, kegagalan tidak akan pernah ada dalam kehidupannya. *** Kimberly Watson, gadis yang sangat berambisi agar segala tujuannya tercapai. Hidupnya yang dipenuhi kemewa...