*****
Kim menekan bel berulang kali tapi Livy tak kunjung membukakan pintu, ia sempat berpikir kalau Livy sengaja membuatnya menunggu. Tanpa berpikir panjang Kim mulai memasukkan access code dan tak lama pintu terbuka.
Saat baru masuk, tatapannya langsung tertuju pada dua gelas yang berada di atas meja, dan bantal sofa yang berserakan. Kim tidak memedulikan itu, yang ia cari hanyalah Livy sekarang.
Ia mulai melangkahkan kakinya ke arah kamar yang tertutup, tangannya bergerak menyentuh gagang pintu dan...
Bruk!
Tas yang berada di genggaman Kim jatuh bersamaan dengan pemandangan di depannya. Dua orang yang sangat ia kenal sedang tidur di bawah selimut yang sama dalam keadaan naked.
Mendengar suara itu, Livy dan Leon membuka mata dan terkejut dengan kehadiran Kim yang berdiri menatap mereka.
"Kim..." Leon yang menyadari situasi itu, segera bangkit dan memakai pakaiannya, segera mendekati Kim, sementara Livy langsung beranjak sambil memunguti pakaiannya dan masuk ke kamar mandi.
Leon mendekati Kim yang sudah meneteskan air mata, ia berusaha memegang tangan Kim tapi wanita itu menepisnya kasar.
"Aku pasti salah lihat, 'kan?" tanya Kim memastikan, ia mencoba tetap berpikiran kalau ini hanya halusinasinya saja. Semuanya semakin jelas saat ia melihat Livy keluar setelah berpakaian dengan rambut berantakan serta beberapa tanda kemerahan di leher Livy yang membuat emosi Kim bergejolak. Ia bukan orang bodoh yang tidak tahu tanda apa itu, karena Leon sendiri pernah memberikan tanda itu di lehernya.
"Maafkan aku, Kim..." ucap Leon menatap teduh ke arah Kim yang bahkan wanita itu enggan menatapnya.
Tanpa merespon ucapan Leon, dengan segera Kim mengambil tasnya yang terjatuh. Ia segera berbalik untuk pergi dari tempat itu setelah melihat senyuman mengejek dari Livy, tangannya ditahan sebelum benar-benar keluar dari apartemen itu.
"LEPASKAN AKU, BRENGSEK!" teriak Kim lantang, "jangan pernah menyentuhku lagi."
Kim melangkahkan kakinya secepat mungkin agar ia tidak menangis di depan Leon.
*****
Kim menangis di pelukan William setelah menceritakan semuanya, apa yang dilakukan Leon dan Livy hingga ia melihatnya dengan matanya sendiri.
"Kim, maafkan Ayah..." William seperti merasakan apa yang dirasakan oleh putrinya, ia tidak menyangka semuanya akan berantakan seperti ini. Pikirannya berkecamuk memikirkan bagaimana mungkin Leon dan Livy bisa melakukan hal serendah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambitious Girl (END)
ChickLitIa benci menjadi biasa saja, kesempurnaan merupakan hal yang sangat ia sukai. Baginya, kegagalan tidak akan pernah ada dalam kehidupannya. *** Kimberly Watson, gadis yang sangat berambisi agar segala tujuannya tercapai. Hidupnya yang dipenuhi kemewa...