*****
Kim merasa terganggu dengan kedatangan Livy yang tiba-tiba hingga mengganggu ketenangannya.
"Livy, ada apa?" tanya William.
"Aku sudah lelah dengan semua ini, tidak bisakah Ayah berbaik hati sedikit padaku? Aku juga putri Ayah dan berhak mendapatkan seperti yang dimiliki Kim."
Ucapan Livy barusan tentu saja mengundang tatapan Kim, ia sendiri tidak menyangka kalau ini adalah alasan Livy membuat keributan di pagi hari.
"Apa kau tidak punya sopan santun? Jangan bersikap seenaknya di sini!" Kim berdiri dari duduknya, berjalan mendekati Livy.
"Aku sudah muak denganmu, Kim. Kau tahu itu? Aku seharusnya mendapat tempat yang sama di rumah ini, tapi kau dengan seenaknya mengasingkan aku seolah aku ini orang asing!" balas Livy dengan suara meninggi, ia tidak akan mengalah lagi. Sudah waktunya untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya juga.
"Dasar tidak tahu diri! Seharusnya kau tahu tempatmu di mana, dengan bersikap seperti ini apa kau merasa sangat yakin bisa menaikkan derajatmu itu? Orang yang terlahir kotor akan tetaplah kotor!"
Livy terpancing emosi, bersiap melayangkan tangan pada Kim.
"Livy, cukup! Ayah tidak mengerti kenapa kau menjadi seperti ini, ada apa sebenarnya denganmu? Kenapa kau harus mempermasalahkan masalah yang sejak awal seharusnya baik-baik saja?" William menengahi pertengkaran kedua putrinya, ia sendiri cukup dibingungkan dengan tingkah laku Livy yang berubah sejak pertama kali ia meresmikan Livy menjadi anggota keluarganya.
"Bukankah Ayah mencintai ibuku? Seharusnya Ayah juga lebih mencintai aku dibandingkan Kim, karena kalau bukan karena cinta Ayah pada ibuku, aku mungkin tidak akan hadir di dunia ini!" Livy berteriak menumpahkan emosinya, ia sudah cukup bersabar dengan tidak adilnya dunia padanya, tapi untuk kali ini, Livy memilih egois agar tidak berakhir seperti ibunya.
William terdiam, sementara Kim hampir tidak mengatakan apa-apa karena menahan air matanya yang akan segera menetes.
"HENTIKAN OMONG KOSONGMU ITU!" Kim mendorong Livy hingga membentur meja, "setelah datang dengan tidak sopan, berani sekali kau mengungkit masa lalu kotor itu. Apa kau sudah tidak punya rasa malu, lahir dari perselingkuhan kau anggap sebagai bentuk cinta? Cih! Menjijikkan!"
Tidak tinggal diam, Livy membalas mendorong Kim dan mereka sama-sama melempar tatapan saling tidak menyukai.
"Kau tidak berhak menilai apa yang kuucapkan, karena apapun itu, aku melakukannya untuk diriku sendiri. Kau terlalu egois ingin menguasai semuanya sendiri, aku jelas saja tidak akan terima." Livy membenarkan pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambitious Girl (END)
ChickLitIa benci menjadi biasa saja, kesempurnaan merupakan hal yang sangat ia sukai. Baginya, kegagalan tidak akan pernah ada dalam kehidupannya. *** Kimberly Watson, gadis yang sangat berambisi agar segala tujuannya tercapai. Hidupnya yang dipenuhi kemewa...