|New York -- 3 years later
"Happy birthday, Kim."
Leon menaruh sebuah buket bunga tulip merah di atas makam mendiang Kim, ia tidak pernah absen tiap tahunnya untuk merayakan ulang tahun Kim.
3 tahun yang lalu, tepat setelah persidangan selesai, Leon memutuskan untuk merintis kembali perusahaannya di Swiss. Sementara Edward, mengembangkan bisnis restoran di berbagai negara. Di lain itu semua, William sendiri sudah tutup usia ketika 1 tahun setelah kematian Kim dan Julia meninggal dunia akibat penyakit jantung yang dideritanya.
Livy? Ia mengakhiri hidup di sel tahanan dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri. Semua orang pergi tanpa diduga, Leon sendirian sekarang. Waktu terus berjalan, tapi baginya, dunianya tidak baik-baik saja. Leon menghabiskan waktu hanya untuk bekerja dan bekerja, tidak ada lagi ocehan Kim yang terdengar hanya untuk menyuruhnya makan atau istirahat. Leon sendiri belum punya pikiran untuk kembali memulai hubungan percintaan, ia masih harus menata hatinya. Di lain sisi, Edward sendiri sudah menjalin hubungan dengan Olivia yang bahkan sudah hampir ke tahap yang lebih serius, Leon ikut berbahagia atas itu.
Leon berbalik ketika merasakan bahunya disentuh oleh seseorang, senyumnya mengembang saat tahu siapa orang itu.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Edward, sebelum mendapat jawaban, ia menaruh sebuket bunga mawar di atas makam Kim tak lupa mengucapkan selamat ulang tahun untuk mendiang sahabatnya itu.
"Aku baik." balas Leon, ia menyunggingkan senyum juga terhadap Olivia yang turut datang menemani Edward.
Leon dan Edward mengambil waktu untuk mengobrol berdua karena sudah lama tidak bertemu, dan Olivia sendiri berjongkok sambil memegang nisan Kim.
"Selamat ulang tahun, Kim." Olivia menjeda, "kau tahu? Bahkan sampai sekarang, aku masih sangat mengidolakanmu, juga aku sangat berterima kasih karena kau sudah mau mengenalkan aku pada Edward. Berkatmu, hubungan kami berjalan mulus sampai sekarang." Olivia tersenyum sembari menunjukkan cincin yang begitu indah tersemat di jari manisnya.
"Aku juga kemari untuk meminta restu, karena bagaimanapun kau adalah sahabat Edward."
"Dia pasti merestui hubungan kita." Olivia mengangguk ketika tiba-tiba mendengar suara Edward mendekat.
Kini mereka bertiga berdiri tepat di depan makam Kim, tak lupa berdoa sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu.
Terima kasih sudah menjadi pemeran utama dalam cerita ini, dari awal sampai akhir. Bagaimana cara Kim menangani ini semua? Mungkin dengan kematiannya, inilah jawaban dari kisahnya. Kim memang sudah berjuang untuk tidak berakhir menyedihkan, tapi perjuangannya berakhir di sini. Thank you for fighting until the end, we love you.
Rest in peace, Kimberly Angeline Watson.
*****
Love,
Kimberly Angeline Watson
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambitious Girl (END)
ChickLitIa benci menjadi biasa saja, kesempurnaan merupakan hal yang sangat ia sukai. Baginya, kegagalan tidak akan pernah ada dalam kehidupannya. *** Kimberly Watson, gadis yang sangat berambisi agar segala tujuannya tercapai. Hidupnya yang dipenuhi kemewa...