•2 🌓 [Pre]

34 6 20
                                    

Coverannya bagus bet, recommended buat didengar pas lagi hujan-hujan ❤️

**

"Jadi, namamu Hyera," Sunho memiringkan kepalanya dan tersenyum padaku.

"Iya," jawabku dengan kepala menunduk. Meskipun wajahnya tidak menampakkan permusuhan karena aku telah menabraknya waktu itu, Sunho tetaplah orang terhormat yang harus aku waspadai.

"Apa aku terlihat mengerikan?" tidak, sepertinya dia tidak bertanya padaku, dia bertanya kepada Yejoon yang duduk di sampingnya.

Saat ini kami berada di pasar, duduk di bangku depan kedai sambil menanti makanan kami tiba. Sebetulnya cukup mengherankan bagi seorang pangeran untuk berkeliaran di tempat seperti ini tanpa pengawal lain.

Maksudku, tentu saja Yejoon merupakan pengawalnya. Hanya saja, pangeran biasanya memiliki banyak pengawal. Kurasa pengawal lainnya sedang bersembunyi.

"Tidak," Yejoon menggeleng. Tatapannya beralih padaku, "angkat kepalamu. Apa kepalamu terlalu berat?"

Apa lelaki keras kepala ini baru saja menyinggungku? Aku mengangkat kepalaku, menyandarkan punggung di kursi lalu melipat tangan di dada.

Mataku beralih ke Sunho, "maaf aku belum mengucapkan permohonan maaf yang benar hari itu, jadi ... aku minta maaf telah menabrakmu."

Sunho terkekeh sembari mengibaskan tangannya, seolah tidak masalah. "Jangan permasalahkan itu. Semua sudah berlalu. Lagipula, kenapa kau berlari? Apa seseorang mengejarmu?"

"Ah," tiba-tiba Yejoon bersuara, membuat kami terkejut dan menoleh kepadanya. Lelaki itu melanjutkan, "bukankah itu hari saat kau menyiram Hwan?"

"Diamlah," aku melotot pada Yejoon. Aku memperagakan tanganku seakan mau memukulnya.

Sunho tertawa canggung, "hahah, aku tidak tahu apa itu, tapi aku mengerti."

Seorang pelayan datang membawakan beberapa makanan yang kami pesan. Aku mengucapkan terima kasih padanya. Namun, pelayan tua itu masih berdiri di samping meja kami.

"Astaga," kami yang berada disitu tersentak lalu menoleh kepada pelayan itu.

"Apa kau Pangeran Sunho?" tanya pelayan itu dengan wajah terkejut. Ia sampai menutup mulutnya.

Sunho tersenyum canggung, "benar."

"Apa aku boleh memegang tanganmu?" pelayan itu menampilkan wajah memohon yang ramah.

"Ya?" Sunho melihatku dan Yejoon bergantian. Raut bingung tercetak jelas disana.

Karena tak mendapat jawaban apapun dari tatapan kami, Sunho berdiri dan menghadap pelayan itu.

Seakan diberi persetujuan, pelayan itu segera meraih tangan Sunho lalu menggoyangkannya berkali-kali. Mendapat perlakuan semacam itu, Sunho ikut menjabat tangan pelayan itu. Dia jelas tidak tahu harus memasang ekspresi seperti apa saat ini. Ekspresinya berubah-ubah.

"Aku akan selalu mendukungmu pangeran," ujar pelayan itu bersemangat.

"Ah, ya, terima kasih," masih dengan perasaan canggung, Sunho menunjukkan senyum tipisnya.

"Tolong jaga kesehatanmu pangeran," ujar pelayan itu lagi.

"Ba-baiklah. Terima kasih," Sunho melirikku, meminta pertolongan dari matanya. Aku menahan tawaku dengan menutup rapat mulutku lalu memilih menatap Yejoon yang tersenyum geli.

"Jika ada yang menyakitimu, tolong katakan padaku, aku akan dengan senang hati menolongmu," pelayan tersebut mengutarakan semua perkataannya dengan nada yang dramatis.

One Long Line (Removed To Return)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang