•8 🌑 [Pre]

11 2 0
                                    

Kencangkan sabuk pengaman 🖐🏻

Pake mode malam yes 👌🏻

**

"Apa kau sudah memasang pengaman di kudamu?" Yejoon bertanya. Meskipun dia memasang wajah datarnya, aku bisa mendengar nada khawatir dari perkataannya.

Aku mengencangkan pelana di sekitar tubuh Joheun lalu menoleh ke arahnya dan mengangguk. "Ya, aku sudah mengecek semuanya"

Hari ini adalah hari yang benar-benar sibuk. Acara yang kunantikan akhirnya datang juga. Hari ini, pesta berburu pun dimulai. Dan yang tidak mengherankan lagi, bersamaan dengan berlangsungnya pesta berburu, Sunho berusia 18 tahun ini.

Ketentuan dalam kompetisi ini cukup sederhana. Seperti yang dikatakan Sunho sebelumnya, setiap peserta boleh membawa kuda selama kompetisi berlangsung. Tentu saja aku langsung membawa Joheun setelah mendapatkan izin dari Heeso karena dia yang bertanggung jawab atas kuda itu.

Yejoon tersenyum samar. Ia memutari Joheun dan memperhatikan kuda itu lekat, memastikan tidak ada yang cacat. Lalu pandangannya berhenti padaku, "kau yakin tidak mau aku ikut? Setiap pemburu bisa membawa satu orang asistennya."

Aku mengibaskan tangan di depannya, "tidak perlu. Awalnya Sunho juga menawarkan hal yang sama, tapi aku menolaknya," kemudian aku mengecilkan suaraku, mengedarkan pandangan ke sekitar, "Lagipula, akan terlihat aneh jika kalian memberikan perhatian berlebih padaku. Orang-orang bisa salah paham dengan hubungan kita."

Yejoon melirik sekitar dengan ekor matanya. Beberapa orang memang menaruh perhatiannya kepada kami. Ini tempat terbuka, selain itu, ini hari berburu. Tentu saja tempat ini dikunjungi banyak sekali orang. Termasuk raja, ratu, dan pangeran. Ah, jangan lupakan Tuan Yeseung juga.

Mereka membangun sebuah panggung kecil di tengah-tengah lokasi kami berkumpul. Dan aku dapat melihat Sunho duduk di antara mereka. Lelaki itu tidak tersenyum, ia terus menunduk seakan memikirkan sesuatu. Aku tidak tahu apa yang ia pikirkan, tapi dia terlihat tidak tenang.

"Mereka punya mata untuk melihat. Biarkan saja," ujar Yejoon tenang. Ia melipat tangan di dada, memasang ekspresi datar.

Aku menatapnya datar juga. Yang kupikirkan adalah bagaimana jika setelah ini mereka membicarakanku, lalu aku harus menghidupi keseharianku dengan ucapan miring mereka.

Melihat ketidaknyamananku, Yejoon mendekat dan memegang kedua bahuku. "Satu-satunya hal yang harus kau pedulikan hanyalah menyelesaikan acara ini dan kembali tanpa luka di tubuhmu," ujarnya dalam. Ia menatapku lekat.

"Tapi, bukankah kau senang jika aku membawakanmu hasil buruanku?" Aku memiringkan kepalaku, bingung.

"Ara, terlepas kau memperoleh hasil buruan atau tidak, aku lebih mempedulikan keselamatanmu. Jadi, jangan melakukan sesuatu yang berbahaya, kau mengerti?" Yejoon mengerutkan alisnya, menatapku serius.

"Aku mengerti. Sudah, kembalilah, kurasa acara ini akan segera dimulai," aku mengangguk.

Yejoon menatapku sebentar sebelum menjauh dari tempatku berdiri. Para peserta berjajar di sampingku. Setelahnya kulihat Raja berdiri, ia mengamati kami sebelum mulai berbicara.

"Aku harap kalian sudah menyiapkan kebutuhan dalam kompetisi ini," ujarnya sembari mengedarkan pandangannya.

"Aku, Hwanji, sebagai Raja Kerajaan ini mendoakan keberuntungan kalian. Aku berharap kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan dan semoga berhasil."

Kemudian ia menoleh ke arah Sunho, "apa ada yang ingin kau sampaikan Sunho?"

Sunho tampak terkejut mendengar namanya disebutkan, dengan perasaan gugup ia berdiri kemudian berjalan ke arah ayahnya.

One Long Line (Removed To Return)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang