Semoga ga muntah ya gaes, soalnya padat bnget 🤧
Yap, dan ini akhir dari sesi prekuelnya. Maap klo akhirnya ga sesuai ekspektasi, tpi semoga klian bsa menikmatinya ❤️
**
Yejoon pergi beberapa hari untuk mencari keberadaan Sunho. Sementara aku, aku ikut mencarinya, hanya saja jangkauan pencarianku tidak luas sepertinya. Ketika ayahku mencari kayu bakar di hutan, aku ikut bersamanya.
Pencarian untuk menemukan Sunho semakin sulit bagiku. Tapi, aku tidak bisa menyerah begitu saja padanya. Aku tidak tahu apa yang mungkin ditemuinya di luar sana. Dan ini bahkan sudah beberapa hari, apa dia makan dengan teratur?
Ada apa Sunho? Kenapa kau melarikan diri?
Aku merasa bahwa pihak kerajaan benar-benar mengunci rapat mulut mereka dari peristiwa ini. Mereka tidak menunjukkan pergerakan berlebihan yang mungkin akan mengundang kecurigaan rakyat.
Maksudku, heiii ... kita sedang berbicara tentang pemimpin masa depan kita, bukan? Kenapa aku merasa mereka tidak terlalu peduli?
Sampai suatu ketika, Yejoon menemuiku, tapi dari ekspresinya aku bisa melihatnya ketakutan dan juga cemas. Aku langsung tahu ada yang tidak beres dengannya.
"Ada apa? Kenapa kau pucat sekali?" Aku menyentuh wajah Yejoon ketika lelaki itu mendatangi penginapanku. Penginapan yang sama dengan ibu dan ayahku.
Setelah insiden penjarahan itu, semua aktivitas pelajar dihentikan, jadi yang kulakukan hanya membantu ibuku merawat orang.
Ia tak mengatakan apapun. Ia memintaku tutup mulut, dan pergi bersamanya diam-diam saat fajar, saat tak ada orang-orang yang melihat.
Dia membawaku ke sebuah hutan, hutan yang aku sendiri baru tahu keberadaannya. Ia mengajakku ke sebuah gubuk kecil, dan saat aku masuk ke dalam gubuk itu, aku langsung berteriak kaget. Lebih tepatnya terkejut karena melihat Sunho, setelah sekian lamanya.
Aku berlari dan bersimpuh di bawah kasur kayunya. Menyaksikan tubuhnya dari atas sampai bawah, yang saat itu sedang duduk. Lelaki itu semakin kurus, wajahnya pucat, kulitnya juga menggelap.
Ciri-ciri sama yang dimiliki oleh pria tua korban serigala itu. Aku menggelengkan kepala dan menangis sambil memegang tangannya. Sunho menatapku sedih, ia melepaskan tangannya dari genggaman tanganku lalu menepuk kepalaku.
"Aku baik-baik saja," itu kalimat pertama yang keluar darinya.
Aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya, "a-aku tidak mengerti, ku-kupikir se-serigala itu --"
Sunho mengulum bibirnya, "itulah kenapa aku berkata padamu agar jangan sampai serigala itu mencakar atau menggigitmu, karena hasilnya akan seperti ini."
Aku mengerjapkan mata, dan mengerutkan keningku, "ka-kau sudah tahu?"
Sunho mengangkat bahu, "aku mendengar cerita soal serigala yang terinfeksi. Dan itu membuat mereka bertingkah gila."
Setelah tangisku terhenti karena Sunho mengusap air mataku, lelaki itu menghela napas dan berkata, "sekarang karena kau sudah tahu aku masih hidup, pulanglah Hyera."
Aku mengerutkan kening lagi, tidak setuju, "apa? Bagaimana bisa aku meninggalkanmu sendirian?"
"Hyera ... Aku lari sejauh ini supaya aku tidak menyakiti orang-orang di sekitarku. Aku sudah tahu dampaknya seperti apa jika aku bertahan di sana. Jadi kumohon, jangan membuat pelarianku sia-sia."
"Kalau begitu, salahkan Yejoon karena sudah membawaku kesini, karena aku tidak akan kemana-mana."
Aku melirik Yejoon sambil melipat tangan di dada. Kulihat Sunho mengubah ekspresinya dari cemas menjadi datar. Merasa namanya terpanggil, Yejoon hanya berdeham dan memutuskan keluar dari gubuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Long Line (Removed To Return)
Fantasy[Tahap Revisi] Elisia baru saja datang ke kota itu dan sudah dihadapkan dengan hal-hal tak terduga. Dari ia yang membuka rahasia, terlibat dalam hal yang tidak masuk akal hingga ... jatuh cinta. Copyright © 2020 •••••••••••••••••••••••••••••••••••••...