chapter 2

2K 176 53
                                    

Haoxuan yang melihat tubuh Xiao Zhan yang tergeletak di tanah segera membawanya ke pelukan, diangkatnya tubuh yang mulai dingin itu, membawa segera Xiao Zhan ke rumah sakit yang masih satu kawasan dengan area pemakaman, dengan tergesa mereka mengikuti langkah lebar Haoxuan yang membopong tubuh Xiao Zhan, tidak ada yang mengarap sesuatu yang buruk menimpa keluarga mu bukan?
Itu yang di pikirkan adik satu-satunya Xiao Zhan ini.

Ketika tiba di rumah sakit segera saja para staf rumah sakit segera membawa Xiao Zhan ke UGD untuk mendapatkan penanganan, diluar tampak semua orang cemas hal itu terlihat jelas dengan ekspresi wajah mereka.

"Tidak ada yang buruk nak, kakakmu hanya kelelahan saja, hanya luka fisiknya saja yang hanya bisa aku diagnosa" mata dokter itu menatap sendu kearah Lusi

"A-apa maksudmu dok? Kakakku akan baik-baik saja bukan?" Lusi bertanya kembali

"Tentu, tentu kakakmu akan baik-baik saja, tapi untuk mencegah hal buruk, setelah kakakmu mulai sedikit stabil kau bisa membawa kakakmu menemui Psikiater, baiklah aku alan pergi tugasku sudah selesai" setelah mengatakan hal itu dokter paruh baya tersebut meninggalkan Lusi yang hanya mematung mencoba mencerna perkataan dokter barusan

Sekitar 30 menit dokter keluar dari ruang UGD, lusi segera mengahampirinya, "dokter bagaimana keadaan kakakku di dalam?" Xiao Lusi bertanya dengan menatap harap pada mata dokter itu dengan harap pria paruh baya itu hanya mengatakan sesuatu yang baik melalui mulutnya

Tidak mungkin, penyakit itu datang lagi bukan? Kakakku sudah baik-baik saja sebelum aku meninggalkan china, ya. Itu hanya stres biasa hahah iya benar' batin Lusi.
.
.
.
.
.
.

Xiao Zhan telah di pindahkan ke ruang rawat inap, ruangan itu sangat nyaman karena keluarganya memesan kamar VVIP yang jauh dari hiruk pikuk rumah sakit, berharap dengan di berinya suasana yang tenang Xiao Zhan akan cepat sembuh dari pesakitannya

Ruang rawat itu begitu hening meskipun diisi tujuh orang, termasuk kakak beradik yang membawa tuan Xiao ke rumah sakit. Tak ada dari seorang pun yang ingin mengeluarkan suara, semua tampak tenggelam dalam pemikirannya masing-masing

Lusi menghampiri ranjang sang kakak, menggenggam tangan dingin kakaknya, air mata lusi masih mengalir dengan deras, diciumnya tangan yang dihiasai jari lentik tersebut sambil bergumam "gege kumohon cepatlah sembuh"

"Lusi kau ingin makan apa? biar aku membelikannya hm?" Ryan berdiri di samping pembaringan Xiao Zhan, tangannya mengelus bahu sempit sang kekasih berusaha menenangkan kekasihnya yang dilanda kesedihan mendalam

"Tak perlu, aku kenyang" lusi mengangkat wajah piasnya, menatap kearah Ryan, mengulas senyum yang terlihat sangat menyedihakan itu

"Makan dan istirahatlah lusi, kau harus menyiapkan banyak tenanga untuk merawat kakakmu" Jiyang berkata setelah beberapa saat dia hanya diam dan menangis di pelukan Haoxuan

"Benar kau bisa menginap di hotel dekat sini" Haoxuan juga akhirnya mulai membuka suara

"Aku tak ingin makan atau istirahat ge setelah semua kejadian ini" lusi

"Sayang kau harus istirahat, jika kau sakit setelah Zhan ge bangun dia akan semakin menderita" Ryan masih membujuk kekasihnya yang sangat keras kepala ini

"Ba-baiklah aku akan tidur di hotel nanti malam aku kesini" Lusi

"Kau juga Yuxi, sebaikanya kau istirahat juga, penerbangan yang memakan sangat banyak waktu sangat melelahkan bukan?" Haoxuan

"Bagaimana dengan mu dan
Jiyang gege?" Lusi

"Aku dan Jiyang akan disini dengan mereka, banyak yang harus kami bicarakan dengan mereka" Haoxuan berbicara sambil menunjuk kakak beradik yang duduk diam di sofa ruang rawat ini

[✔]The Ceo and His BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang