Chapter 7: Frustasi

591 47 2
                                    

OPENING!

Rimuru POV

Orang gila ini, dia benar-benar tidak mencerminkan sifat seorang pendeta.

Kupikir, aku akan melihat pendeta dengan model yang terlalu terobsesi untuk membunuh iblis namun dengan sifat seperti pendeta pada umumnya.

Namun, apa yang kutemukan benar-benar aneh, orang ini, atau yang namanya adalah Freed Sellzen, dia benar-benar harus dibawa ke rumah sakit jiwa.

Freed:"kalian iblis sialan akan kupenggal dan kutembak dengan pistol ini sampai otak kalian berceceran.

Bagaimana? Kalian senang?"

Dia mengatakan itu sambil menjulurkan lidahnya dan menggoyang-goyangkannya.

Itu terlihat aneh dan menjijikan.

Rimuru:"uhhhh, aku tidak tau kata-kata apa yang cocok untuk menggambarkan dirimu, tapi kau bisa melihatnya di wajahku sekarang."

Saat ini, wajahku menunjukkan tatapan dingin terhadapnya.

Dia terlihat sangat aneh, aku bahkan sulit mengetahui kata-kata apa yang cocok untuk menggambarkan sifatnya saat ini.

Freed memeluk dirinya sendiri dengan wajah yang terlihat malu-malu.

Freed:"ahh, aku suka itu, tatapan dingin itu.

Apakah kau menyukaiku?"

Rimuru:"tidak, sama sekali.

Aku bahkan lebih memilih mati daripada melihatmu dengan cara seperti itu."

Freed terlihat lemas dan melihat kebawah.

Freed:"begitu, kalau begitu mati! Ahahah!"

Dia melompat ke arahku sambil mengayunkan pedang cahaya miliknya.

Aku masih menyalakan mata Sharingan dan kemampuannya cukup hebat.

Hanya dengan level tiga dari mata ini, aku bisa sedikit memprediksi gerakan apa yang akan dilakukan.

Bahkan tanpa bantuan Ciel, aku bisa menghalau serangannya sekaligus menyerang balik menggunakan pedangku.

Dia mengayunkannya tanpa teknik seakan dia orang gila yang ingin membunuhku apapun caranya.

Namun, kekurangannya adlaah gerakanku yang sama dengannya.

Aku memang bisa melihat apa yang akan dia lakukan dalam beberapa saat kedepan, namun gerakanku juga akan melambat seiring aku melihat masa depannya.

Jadi, aku tidak bisa langsung membelah tubuhnya menjadi dua.

Yang bisa kulakukan saat ini adalah menangkis serangannya.

Aku memiringkan pedangku secara diagonal dengan tangan kiri.

*KLANG!!!

Pedangnya tergelincir oleh pedangku.

Dia menebas tanah dan saat setelah itu, aku melayangkan kaki kiriku untuk menendang kepalanya.

Aku menggunakan mata Sharingan untuk melihat apakah Freed akan melakukan pergerakan.

Dia tiba-tiba tersenyum lebar dan saat ini, aku baru menyadari kalau dia membawa pistol.

Dia mengarahkan pistolnya padaku dan saat ini, aku tidak bisa begitu saja menghindari tembakannya.

Rimuru Tempest X High School DxD (Tensura X HSDXD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang