Mine .2

25 4 4
                                    

Hai? Apkabs? Makasi udah nyempetin baca, inget tinggalin jejak ya

Need voment nya kalian, sekian

.

.

.

Happy reading

-o0o-

Ah, untung gue pake jaket tadi. Karna tadi (nama mu) sempat pilek. HAHAHAHAH. "AKH! Maaf pak! Tolong jangan pukul saya lagi! AGH—" Dapet gue lihat kalau guru bangsat tersebut bersenang senang seperti tidak ada yang melihat saja.

"Tunggu di sini. Rekam bila perlu untuk menguatkan bukti jika ditanya oleh tante" bisik gue ke bodyguard tadi.

Let's get it, darl. Klang! Dengan sengaja gue menendang kaleng yang kebetulan dibuang sembarangan. Maybe nanti gue bakal bilang hal ini ke tante. "Siapa disana?!"

Terpancing. "Aduh, maaf pak. Tadi kaki saya ga sengaja," hilih. Gue ngerasa cringe kalau boleh jujur, wkwk. "Ya udah sana! Saya sedang ada urusan" katanya jutek. "Maaf mengganggu pak" kataku. Guru itu mendecih, menatap gue dengan pandangan remeh.

"Kamu kenapa pakai topeng hah?! Mau nyoba ngadu kamu dengan modal topeng itu?!" Gue menggeleng dramatis. Sepertinya mendrama sedikit tak apa lah ya. "Berani kamu ngadu, saya bisa fitnah kamu untuk dikeluarin dari sekolah ini!" ancamnya.

Gue mengangguk seakan akan lemah, tak mencoba untuk melawan. Heck, dia nggak tau harus berhadapan dengan siapa. "Cut! Berhenti merekam. Gue akan buat ini lebih menarik" teriak gue pada bodyguard nyerempet asisten tadi.

Ketika guru itu menoleh kebelakang, langsung saja gue layangin 1 pukulan tepat di hidungnya. Secara refleks, guru itu mengaduh dan memegang hidungnya. "Get up, boy. Berdiri dibelakang gue" kata gue.

Pemuda itu berdiri kemudian melangkah ke belakanganku dengan cepat. "MURID KURANG AJAR!" Aha! Guru itu kemudian melayangkan pukulan dengan membabi buta. Secepat mungkin gue menghindar, dan ketika mendapat kesempatan langsung saja gue tendang perutnya.

Guru itupun jatuh. Dapat gue lihat ia memengang perut sambil membelakangi gue. Gue membuat si bangsat tadi pingsan dengan memukul tengkuknya. Mengambil pisau kecil, kemudian menggores tangannya sehingga membuat huruf S.

Ah, tangan gue kotor. Tiba tiba saja pusing mendera. Ini efek samping kalau gue bertukar sift. Tapi tak apa, jarang gue bisa ngerasain rasanya bermain main seperti tadi. "Lo.. Tolong bawa (nama mu) ke uks. Gue yang ini... beda dengan (nama mu)" ucap gue sebelum akhirnya gue ambruk. 

***

Setelah kejadian itu, aku menjadi dekat dengan Winwin. "Win, mau kerumah malem ini?" tanyaku. Winwin menggeleng. "Nggak, nggak sekarang. Baba menanyakan kabarmu. Mama dan Renjun juga" lanjutnya. 

"Ahh, oke. Gimana kabarnya mereka?"

"Baba akhir akhir ini sedang senang sepertinya. Bisnisnya tetap stabil dan ada investor yang menawarkan kerjasama. Mama sibuk berkebun, Florist di Cafe bunga miliknya bertambah. Renjun sedang sibuk melukis."

Aku mengangguk. "Pulang dari latihan taekwondo gue, tolong anter dulu kerumah ya. Baru ke cafe. Gue janjian dulu sama mama" kataku sambil mengambil handphone. Mama sepertinya akan senang jika calon mantunya ini mengajak janjian untuk makan malam bersama.

"Halo ma"

"...."

"Hahaha, baik kok ma. Ini lagi di taman belakang sama Winwin ganteng"

Random PovTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang