Hai? Makasi udah baca sampai sini. Tinggalin jejak juseyooo
Happy Reading Y'all
.
.
.
.
.
-o0o-
"Dek, anter buah dari kampung kemarin ke tempatnya Mamanya Mas Jihoon ya?"
Gadis yang tadinya sedang menonton tv hanya bergumam, menjawab apa yang dikatakan wanita yang melahirkannya. "Mana, mah?"
Jessica, mama dari gadis cantik itu, hanya menghela napas. Capek, abis nyuci piring sama potong sayur. "Udah mama taruh di deket kaki sofa ruang tamu. Bilang aja oleh oleh dari kampung." Anak bungsu Jessica itupun mengangguk.
****
Rumah Jihoon
Sumpah demi apa, gue gak bisa nyelesain nih soal fisika. Hhhh, dendam kesumat gue sama Pak Cahyo abis ni. Dari 20 soal fisika, ada tiga soal yang bikin gue kesel. Nggak si, cuman satu aja. Lagi dua gue ragu sama jawaban gue.
Gue mengadahkan kepala keatas, menatap langit langit kamar gue yang bernuansa gelap. Dan bertempelkan sebuah bintang kecil yang glow in the dark. Gadis gue apa kabar ya? Gadis gue gak tuh wkwk.
Daripada pusyeng mikirin nih soal fisika, gue memilih meregangkan badan lalu berjalan kearah balkon kamar yang ngadep ke arah jalan komplek perumahan gue. Tak lama, hembusan angin sepoi sepoi menerpa wajah rupawan gue.
Tapi, belum ada sepuluh menit gue di balkon, tiba tiba tetangga gue jalan sambil bawa kresek yang lumayan gede dan berhenti di depan pintu. "Loh, dek? Bawa apa?"
Dia melihat ke atas, lalu mendongak. "Mas Ji, turun dulu napa. Ini gue bawa buah, abis dari kampung kemarin."
Gue mengangguk. "Ibun! Ibun!" panggil gue sambil keluar dari kamar dan turun kebawah. "Bunda di bawah, Mas Ji. Kenapa ta?" "Dek (namamu) didepan tuh. Buka dulu gih"
Bunda pun mengangguk lalu membuka pintu, diikuti oleh gue dari arah belakang.
"Halo tante, ini adek bawa buah dari kampung. Oleh oleh dari mamah" katanya sambil menyodorkan kresek berisi buah. "Dibilangin bunda aja, jangan tante." Dia mengangguk dan tersenyum manis. "Iya, nda."
"Masuk ya, dek? Temenin mas ngerjain pr ya?" pinta gue. Sejenak ia membuat pose sok berpikir, tapi pada akhirnya dia tetap akan mengiyakan ajakan gue tadi. "Mas Ji, tak bikinin teh ya? Duluan keatas aja, adek bawain cemilan."
Gue mengangguk dengan semangat, lalu naik secepat kilat kekamar. Sekarang mari kita coba pelan pelan cari rumusnya. Gue kembali memakai kacamata yang tadi sempat gue lepas dan mulai serius apa yang ada di depan gue ini. Menit tiap menit berlalu, perlahan gue akhirnya menemukan jalan keluar dari salah satu soal yang jawabannya bikin gue ragu. Itupun harus bolak balik buka halaman buku yang berbeda.
tok tok tok! "Mas Ji, adek masuk ya?"
"Iya." Gue menyisir rambut depan kearah belakang, sekedar menghirup udara bebas. "Pr apa? Waduh fisika nih, Mas." Gue mengangguk malas, sambil memperhatikan cewek yang lagi menaruh gelas yang isinya entahlah, antara kopi atau cokelat atau teh ke samping buku tugas gue.
Dia tadinya membawa 2 piring berisi makanan ringan dan dua gelas, setelah itu duduk lesehan menyandar pada kasur gue. "Adek kalau panas, bilang Mas ya?" "Iya, sana kerjain. Kalau butuh peluk bilang juga ya?" Gue mengangguk.
Saat mengerjakan dan menghitung jawaban, sayup sayup gue denger kalau tetangga cantik gue itu lagi nonton comeback stage Treasure yang Jikjin. Volumenya kecil kok, tapi karena hening, gue bisa denger makanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Pov
FanfictionRandom Pov Pair with Bias "Gue.. suka sama lo" "DIA MANIS SEKALI" "Sudah saatnya ya untuk melepaskan?" "Let's get it, darl" "Aku .. harus bagaimana?" "Gue kabulin dan dengan syarat lo harus ..." "Apa bener... you have a crush on me?" Voment dibutuhk...