Hai? Voment yuk
Ada yang nungguin? Request by Yang_Puppy, thankyouu
Happy reading y'all
-o0o-
"(nama mu) ah!! Tunggu dong!"
Aish, anak ini. "Ppaliwa! Aku mau ke perpustakaan" teriakku. Dukk ! Kenapa sih kalau ngerangkul selalu keras untuk nabrak? Pengen aku hiiih.
"Kamu ini bisa nggak sih? Kalau mau ngerangkul nubruk tuh jangan keras keras," Heeseung cuman nyengir doang. Heol, kenapa aku bisa temenan manusia macam dia sih?
"Apa mau mu?" tanya ku to the point. "A-ani, hanya... hanya ingin saja kok. H-hehehe." Aku mengernyit. Kenapa dia? Kok jadi gagap sih?
"Arraseo. Aneh saja melihat mu seperti tadi" jujurku. Biasanya Heeseung bakal minta macem macem. Entah traktir dikantin atau sesuatu yang seperti... meminta untuk menjadi pacarnya. Oke, abaikan perkataan ku yang terakhir.
Kata Gyu oppa, aku ini tipe yeoja tidak pekaan. Astaga, kamu ini nggak peka banget sama perasaan mu dan perasaan orang lain - Beomgyu ganteng.g
Masa sih? Ah, molla.
Balik kesituasi awal, Heeseung masih setia merangkulku. Kini kami sudah berada di depan pintu perpustakaan sekolah. "Ikut masuk?" tanyaku. "Eo? A-Ah, iya." Bener deh, aku geregetan sendiri sama Heeseung.
"Ayo masuk dulu" kataku sambil menahan diri untuk tidak bertanya didepan pintu. Kan menghalangi kalau kalau ada yang masuk.
Sesudah Heeseung menutup pintu, aku menarik nya kearah bangku kosong yang memang sudah disediakan disana. Beruntung, di perpustakaan tak begitu ramai. "Heeseung ah, waegeure? Tak biasanya kau melamun seperti ini?" tanyaku.
Heeseung tersentak. "Na.. Na gwenchana" jawabnya kaku. "Ya, aku mengenal mu tidak hanya sehari dua hari. Jangan membuat ku khawatir" kataku. Jujur, aku mending ngeliat dia bertingkah absrud dari pada seperti ini.
"Baik lah, sebenernya ada yang sedikit mengganjal hatiku." Finally
"Kalau gitu apa?" tanyaku penasaran
"Aku bingung.. Ayam apa Telur yang duluan? Ani, maksudku, yang mana duluan keluar?? Kan ayam dewasa yang mengeluarkan —" Plak! "YA! Kau membuatku kaget!" gerutuku dengan intonasi yang semakin kecil tentunya.
Heeseung tertawa, dan itu membuatku terpana selama 5 detik. Astaga, aku kenapa? Aku menepuk nepuk kedua pipiku dan menggeleng kecil. Berusaha mengambil kewarasaan ku kembali. Aku kenapa ya? Deg degan hanya karena melihat Heeseung ketawa. Rasanya ada yang menggelitiki perutku.
"Arra arra, aku akan serius. (nama mu) ah, apa pendapatmu jika seorang sahabat menyukai sahabatnya sendiri? perempuan dan laki laki, sahabat lama" tuturnya.
"Menurutku, mungkin hubungan keduanya akan menjadi canggung kalau kalau si pihak penyuka menyatakan perasaan pada sahabatnya. Itu kalau si sahabat tidak menyukai si penyuka dan tidak menganggap ia lebih dari sahabat. Beda kasus kalau sahabat yang dinyatakan menerima rasa si penyuka. Itu mungkin malah menguntungkan karena mereka sudah mengetahui pribadi masing masing" kata ku sambil bangkit mengambil buku yang ingin ku pinjam.
"Wae?" tanyaku tanpa berbalik. Heeseung diam.
Dan itu masih berlanjut semenit setelahnya, bahkan berlanjut sampai pulang sekolah
***
Aku termenung di meja makan, memikirkan diamnya Heeseung. "Ya, kau tak mau makan tteokbokkinya?" Aku mengangguk. "Oppa, boleh bercerita?" Hening. Aku mendongakkan kepalaku yang tadinya ku tidurkan dengan posisi tangan ku menjadi tumpuan. Uhuk Uhuk!

KAMU SEDANG MEMBACA
Random Pov
FanfictionRandom Pov Pair with Bias "Gue.. suka sama lo" "DIA MANIS SEKALI" "Sudah saatnya ya untuk melepaskan?" "Let's get it, darl" "Aku .. harus bagaimana?" "Gue kabulin dan dengan syarat lo harus ..." "Apa bener... you have a crush on me?" Voment dibutuhk...