Yo! Hai! Ada yang nungguin aku up nda?
Anw, yang udah baca sampai sini janlup tinggalkan jejak yes
.
.
.
Happy Reading!
-o0o-
"KAKAAAAAAAAAAK!!"
"APA?!" teriakku balik begitu pintu kamar udah dibuka. "Hehehe, Ayen mau minjem motor boleh?" cengirnya. "Ya ilah adek. Bisa gak sih jangan teriak teriak gitu kayak tadi. Mau jadi tarzan hah?" omelku. Orang si Jeongin teriak teriak gitu didepan pintu kamarku.
Aku menggeleng. "Motor kamu?" "Di bengkel, tadi di bawa ayah. Lagi gabut keknya si ayah. Yayaya? Bentar doang kok, sampe ke indomei. Mau ketemu temen" jelasnya. Aku mengernyit. Indomei dimana anjrit?! Banyak noh.
"Yang di mananya? Ntar cek cek kamu malah pergi nongkrong." "Di depan. Ada yang mau Ayen omongin soalnya sama temen. Penting" jelasnya.
Aku mengangguk. "Ya udah boleh, tapi jangan sampai bensin habis." Jeongin mengangguk semangat. Aku menyerahkan kunci motorku kepada Jeongin.
Sepeninggalnya Jeongin dari depan kamarku, langsung aja aku melanjutkan tugas yang baru dikasih tadi pagi sama salah satu dosen matkul ku. "Hmm? Oh yang ini aku tau tapi aku lupa dimana terakhir aku bacanya. Sshh.. coba ke perpus kampus aja lah aku"
Aku merapikan buku buku yang berserakan, tugasku serta alat alat tulis. Begitu udah rapi, aku segera ganti baju dengan pakaian santai namun sopan. Jelas lah sopan, emangnya aku ke perpus mau nyabe apa? Trus aku masukin satu buku note kecil yang udah aku catet tugas dosen ku itu dan satu pulpen kedalam tas kecil deh.
Setelah selesai, aku langsung turun dari kamar ku. Melewati ibu yang sedang santai membaca salah satu buku resep kesukaannya. "Mau kemana kak?" tanya ibu tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Mau ke perpus bentar. Ada yang mau aku pinjem bukunya. Ibu ada mau nitip?" tanyaku sambil memakai sandal lalu mengambil jaket dan helm. "Bu, kakak keluar" pamitku begitu aku menutup pintu rumah dari luar. "Iya hati hati!"
"Oh iya! Kunci motor!" kataku sambil menepuk jidat. "Loh kak?" Aku menoleh. "Astaga, ga jadi keluar kamu, dek?"
Itu Jeongin. Dia lagi pake baju simpel tapi tetep keren di mata cewek cewek yang gampang meleyot hatinya kek kalian.g Tapi bener nda?
"Ini baru mau aja berangkat. Kakak mau kemana? Ini temen Ayen pada ngaret di group wa. Mau Ayen anterin?" Aku mengangguk. "Tumben mau nganterin?"
Jeongin mengedikkan bahunya. "Temen Ayen yang ini ngaret soalnya lagi di rumah saudaranya yang jauh banget. Kayaknya nyampe satu sampe satu setengah jam lagi." "Ya udah, anter kakak ke perpus ya? Cuman mau pinjem buku sama mau catet catet dikit buat tugasnya" kataku.
Kulihat Jeongin yang diam diatas motor hanya menggangguk, kemudian ia menyalakan mesin motor setelah aku duduk dibelakangnya. Dan akhirnya pun aku pergi ke perpus dengan supir pribadi (read: adek :>)
gas ngueeeeng
*****
Karna jarak rumah ke kampus nggak sejauh tempat yang terpelosok, kami tiba di halaman parkir gedung perpus yang memang hak milik dari kampusku. "Mau tunggu sini? Ikut masuk aja ya dek? Terik lho" kataku sambil membuka helm dan menaruhnya di spion.
"Ayen ikut aja. Mau ngeliat kehidupan mahasiswa tuh kayak gimana"
"Kamu ngomong gitu, kakak berasa tua tau nggak" kataku. "Kakak kan emang tua" "Lambe mu. Cocok jadi lambeturah aja kamu, yen." Gatau aja gitu tiba tiba si Ayen ngikik kek yang putih putih dipojokan.g
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Pov
FanfictionRandom Pov Pair with Bias "Gue.. suka sama lo" "DIA MANIS SEKALI" "Sudah saatnya ya untuk melepaskan?" "Let's get it, darl" "Aku .. harus bagaimana?" "Gue kabulin dan dengan syarat lo harus ..." "Apa bener... you have a crush on me?" Voment dibutuhk...