Episode 7

320 53 9
                                    

Irene berlarian di lorong rumah duka sesaat ia mendapatkan kabar bahwa Jennie sudah meninggal. Langkahnya juga diikuti oleh Seulgi dari belakang, namun seolah memiliki tujuan yang tak bisa dihalangi, Irene menciptakan jarak yang cukup jauh dari Seulgi.

" Yeri ? "

" Eoh, eonni. "

Irene langsung mengarah pada foto Jennie yang sudah dikelilingi bunga dan lilin.

Dia benar-benar mengakhiri hidupnya.

Meski memiliki rasa kesal pada Jennie, Irene tetap memberikan penghormatan terakhir pada Jennie. Ia berdoa di depan foto Jennie dan melepaskan kepergian kekasih dari sahabatnya itu.

" Wendy eodi ? ", bisik Irene saat di dekat Yeri.

" Molla. "

" Hyun. ", Seulgi mendekati Irene.

" Aku mau ke toilet sebentar. ", Irene langsung meninggalkan Seulgi.

Sementara itu di halaman belakang rumah duka, Rose yang semula berdiri di belakang Wendy, kini sudah duduk di samping Wendy. Keduanya sudah saling bertukar cerita tentang Jennie.

" Aku harap kita bisa berteman setelah hari gelap ini. Menguatkan satu sama lain. "

" Ne, Rose. Aku senang berteman dengan siapa saja. Lagipula Jennie juga sudah mengenalkan kita sebelumnya, kan ? "

Rose tersenyum kecil sambil mengusap air mata di pipinya dan di waktu yang bersamaan Irene melihat keduanya dari pintu kaca.

" Bukankah yeoja itu, yeoja yang sama saat di SFW ? "

Irene mendekati keduanya sampai Wendy tersadar kalau ada Irene di dekatnya.

" Joohyun. "

Irene hanya terdiam memperhatikan mereka berdua.

" Kau baru datang ? Aku mencoba menghubungimu tapi tidak ada jawaban. "

" Ne. Aku baru datang, Yeri memberitahu Seulgi. Aku tidak memegang ponselku tadi. "

Wendy hanya terdiam mendengar jawaban dan melihat tatapan Irene.

" Annyeonghaseyo. Aku Rose, temannya Jennie. "

" Annyeonghaseyo, aku Irene, temannya Wendy. "

" Sepertinya kalian ingin membicarakan sesuatu, aku masuk ke dalam dulu. "

Setelah Rose meninggalkan mereka berdua, Irene baru melangkah lebih dekat ke arah Wendy.

" Kenapa ini bisa terjadi ? Apa karena kau pergi denganku ? "

" . . . . "

" Apa lagi yang kau katakan padanya ? "

" Berhenti memojokkanku, aku tidak tahu apa-apa. ", wajah Wendy kembali memerah dan matanya berkaca-kaca.

" Lalu sekarang bagaimana ? "

" Aku tidak tahu, Joohyun. Aku tidak tahu. ", Wendy kembali duduk dan menutup wajah dengan kedua tangannya.

Irene duduk di samping Wendy dan membawa Wendy ke dalam pelukannya.

" Beritahu padaku, apa yang harus aku lakukan, Joohyun ? "

" Uljima, uljima. "

" Semua orang akan menyalahkanku. "

" Aniya, aku tidak akan menyalahkanmu. Dia seperti ini karena keputusannya sendiri. Uljima, Seungwan. ", Irene mengusap kepala Wendy.

" . . . . "

" Lepaskan kepergiannya bersama kenangan kalian. Biarkan dia membawa semua itu. "

Sedari tadi menahan tangis, kini Wendy bisa berteriak sekeras mungkin dalam pelukan Irene. Irene mengerti sekali kalau sebenarnya Wendy menyayangi Jennie sepenuh hati, namun sikap Jennie yang selalu membuat Wendy merasa jenuh dan tertekan.

After AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang