Episode 10

298 49 5
                                    

Wendy pulang ke rumah dengan wajah yang cukup sumringah, namun tidak dengan Irene yang sudah menunggunya.

" Kau darimana saja ? ", Irene melipat tangannya.

" Oh tadi aku ketemu Rose di jalan dan dia minta diantarkan ke restoran temannya. ", Wendy masih menjelaskan dengan senyumannya.

" Rose ? Disini ? "

" Ne. Oh iya, eomma mu di dalam ? "

" Jangan masuk. ", Irene mencegah Wendy yang akan melintas di sampingnya.

" Wae ? "

" Mereka sedang membicarakan sesuatu yang tidak ingin aku mendengarnya. "

" Itukan kau, bukan aku. "

" Kau dan aku sama saja, itu berarti kita berdua. ", Irene langsung menatap Wendy dan mendorongnya pelan menjauh dari pintu.

Wendy hanya menurut dan mereka duduk di bebatuan kolam ikan sambil melamun.

" Apa ini soal rencana pernikahanmu ? ", Wendy melemparkan batu kecil ke kolam.

" Molla. "

" Apa Seulgi tidak menghubungimu selama kau disini ? "

" Jarang, hanya pesan singkat. "

Wendy hanya mengangguk mendengar jawaban itu dan tak lama Tiffany keluar dari rumah.

" Joohyun, kajja, kita pulang. "

" Kau akan pulang sekarang ? ", Wendy menjadi panik.

" Mianhae, Wendy. Joohyun harus melakukan pengukuran baju untuk persiapan acara pernikahannya. "

Wendy langsung menatap Irene dengan ekspresi sedikit sedih, sementara Irene hanya tertunduk.

" Joohyun. "

" Ne, eomma. "

Dengan senyum pahit, Wendy melambaikan tangan melepas kepulangan Irene.

A Few Days Later

Irene sudah berada di butik pakaian yang super mewah pilihan Tiffany. Pengukuran dan pemilihan model pakaian begitu penting untuk Tiffany, ia akan memastikan semua yang terbaik untuk putri satu-satunya itu.

" Tiffany hoejangnim, ini gaun yang kau pesan. "

" Whoa, bagus sekali, sesuai ekspektasi ku. "

Melihat gaun itu, membuat Irene terpanah bahkan sampai tak berkedip. Gaun itu sangat bagus bahkan saat ia belum mencobanya, ia bisa membayangkan betapa bagusnya gaun itu.

" Joohyun, ayo coba. "

Sesekali Joohyun sambil melihat dirinya di cermin dan membayangkan hari bahagia itu datang.

Aku tidak pernah menyangka bisa sampai di tahap ini bersama mu, Seulgi.

Clareau Resto

Rose tampak terburu-buru memasuki restoran yang sedang hits di Gangnam itu. Baru menginjakkan kaki di tangga pertama, Rose dibuat terdiam dan mengarah ke sisi samping gedung restoran.

drrt..drrt..

Seolah diingatkan, Rose langsung masuk ke restoran.

" Hai Rose. "

" Hai, Wendy. "

Keduanya sudah memulai komunikasi yang lebih intens semenjak pertemuan di Daegu.

" Wendy. "

" Ne ? "

" Bolehkah aku menemuimu lagi saat di Seoul ? "

" Oh ne. Anytime. "

After AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang