bagian 13

1K 156 1
                                    

.
.
.
.
.
Happy reading...
.
.
.
.


"Sebagai kesatria pengawal. Bukankah saya harus melindungi tuan saya.?" Ucap jungkook.

Padahal dia cuman kesatria yang sedang cuti, tapi ucapannya sok sekali. Gerutu Taeyong dengan tatapan tidak sukanya pada jungkook.

"Itu tak akan berguna." Balas Taeyong sambil membereskan berkas-berkas yang tadi belum sempat di bereskan.

Jungkook yang mendengar itu merasa bingung, dia hanya mengangkat alisnya satu.

"Harusnya sejak awal dia pendam sendiri penyakit itu sampai mati, jika tidak ingin di ketahui oleh orang lain." Lanjut Taeyong dengan nada ketus.

Ceklak .... (suara tas jingjing di tutup)

"Mana ada rahasia di istana ini." Ucap Taeyong sambil memandang jungkook.

" i....itu.." Jungkook yang mendengar itu merasa bingung harus berkata apa lagi. Sial aku tidak bisa mengelak. Gerutu jungkook.

"Aku tidak menyalahkan. Karena dokter itu hanya memberi tahu orang yang telah di izinkan baginda." Ucap Taeyong.

"Bahkan dari awal baginda tidak berfikir untuk merahasiakan ini." Lanjut Taeyong.

"Begitu, ya" balas jungkook meng angguk-angguk paham.

"Kalau dokter itu berhati-hati, berita tentang putri pasti tidak akan menyebar luas seperti ini. Kejadian tadi hanya kebetulan saja." Taeyong berfikir sejenak dengan tatapan sulit di artikan.

"Saya harap begitu." Jungkook menyetujui perkataan Taeyong.

"Kalau begitu saya izin pergi." Pamit jungkook sambil memberikan salam hormat kepada Taeyong dengan menundukkan kepanya.
Setelah itu Jungkook pergi meninggalkan Taeyong sendiri di ruangan itu.

Pov Taeyong

Setelah kepergian Jungkook, aku menghela nafas lega.

"Siapa bilang dia pria yang santai?"

Berita tentang sir Jungkook tidak lebih lebih dari sekedar kabar burung.
Info bahwa dia membenci putri Lalisa tampaknya adalah rumor yang salah.

Bayangan wajah tuan putri saat dokter jo mengatakan penyakit itu, sungguh tak sanggup aku memelihatnya.

Hah... baiklah, bila hanya bantuan kecil.

Pov end
.
.

Tetapi rumor itu menyebar ke arah yang berbeda dengan perkiraan kedua pria itu.

Di dalam istana yang mereka ketahui bahwa yang mulia putri berada di ambang kematian.
Bahkan rumor itu semakin mengada-ngada karena para pelayan.

"Kudengar dia mencoba bunuh diri." Ucap para pelayan dengan pelayan lainnya.

"Katanya itu alasan dia harang keluar kamar. " ucap orang yang ada di istana.

" apa dia seperti itu demi kedamaian istana?" Tanya temannya.

Layaknya sebuah 'Rumor' , isinya berubah menjadi lebih aneh setiap berpindah dari mulut ke mulut lain.

princess the Villainess falls in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang