8

653 89 1
                                    

"Ohh besok UN yaa". Ucap Chika yg dari tadi main hp di sofa ruang tamu.
"Chika besok UN?". Tanya mama, membawakan beberapa cemilan untuk Chika.
"Iyaa ma, knp emgnya?".
"Lohh kok kmu nnya knp? bljr dong Chika".
"Gatau knp yaa ma badan Chika tu kyk menolak untuk belajar".
"Ah alesan aja kmu mah".
"Hhee males ma, nnti malem aja deh yaa".
"Nnti beli buku untuk belajar yaa". Saran mma kpd putri bungsunya itu.
"Iyaa ma".

  "Apee nii wehh"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apee nii wehh".

"Udh rapih blm yaa?". Tanya Chika yg masih bersiap-siap merapihkan rambutnya didepan kaca. "Oke deh udh rapih".
"Hati-hati yaa syng". Ucap mma, mengelus kpla Chika perlahan.
"Chika berangkat dlu, plngnya ngga bkln kemaleman kok". Pamitnya.

"Awas kepala-"
"Aduh!". Belum sempat Aran menyelesaikan peringatan nya, terdengar ringisan dari Chika.
"Chika teledor". Aran melepaskan tangan Chika yg dari tadi memegang bagian kepalanya yg terbentur mobil. Diusap-usap dengan sangat lembut olehnya. Chika hanya diam menganggukkan kepala.
"Saya bangga jadi org teledor". Ucap Chika dalam hatinya.
"Jadi lu mau bawa gw ke mna kak?".
Tanya Chika membuka topik pembicaraan.
"Surga". Jawab Aran singkat dan datar, matanya hanya fokus pada jalanan.
"Anj nerbner lu kak". Ucap Chika, mengerucutkan bibirnya.
"Bercanda Chik, hhaha". Lanjut Aran, sebelah tangannya terangkat untuk mengusap-usap rambut Chika.
Ternyata tujuan Aran mengajak Chika adalah tidak jauh dari ulang tahun. Yaps betul, Aran mengajak Chika untuk memberi masukan kira-kira hadiah apa yg cocok untuk temannya itu. "Beli kado buat tmn aja pake minta masukkan ke gw, mau heran tapi ini kak aran". Gumam Chika dalam hatinya.
"Kak kayanya jam tangan cocok deh, liat!". Ucap Chika yg sedang melihat-lihat jam tangan. "Tuh ini bagus kan?". Lanjutnya sambil menarik tangan Aran dan memakaikan jam ditangannya.
"Kak gw mau liat-liat buku ya". Ucap Chika, meminta izin kepada Aran untuk melihat-lihat buku, yg tidak jauh dari tempat Aran.
Aran masih sibuk memilih jam yg lain, ia tidak sama sekali tidak niat membeli jam yg tadi Chika pilih untuk temannya, karena menurut Aran Chika sangat menyukai jam itu dan dia akan membelinya untuk Aran pakai.
"Chik lu mau beli buku?"
"Iyaa soalnya besok UN hhe".
Sudah puas berjalan jalan, mereka memutuskan untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Chika pulang". Ucap Chika yg baru saja membuka pintu rumah, ternyata mereka berdua sudah disambut oleh mama dan papa Chika. "Permisi". Sambung Aran.
"Yaa ampun baruu pulang aja nii"
"Hhe maaf ma, mma sama papa udh mkn mlm?".
"Kita berdua udh kok tinggal kmu sama Chika aja". Respons papa.
"Ma Chika mndi dlu yaa". Ucap Chika yg sedang menaiki tangga.
"Iyaa sana! Mma siapin mkn mlm dlu buat klian berdua yaa"
"Ehh Aran ga usah ma, nnti Aran makan nya dirumah aja".
"Loh kok dirumah? Disini aja yaa?"
"Ngga usah ma gapapa Aran nnti aja"
"Hm yaudah".

"Kak selain minyak sama air, apalagi yg ga bisa di satuin?". Tanya Chika yg sedang belajar, ditemani oleh sang Aran.
"Ga ada yg bisa disatuin". Jawab Aran yg membuat Chika sempat terdiam tidak mengerti.
"Hah? Maksudnya gmna kak?". Tanya Chika, tidak paham dengan perkataan Aran.
"Warna merah sama warna biru jadi warna apa?". Ucap Aran yg malah berbalik nnya.
"Kuning". Jawab Chika tanpa berfikir.
"Ngaco!" Sambung Aran, mencubit pipi Chika perlahan. "Warna merah klo dicampur sama warna biru jadi warna item Chika, loh warna merah sama biru nya kmna? Mereka berdua hilang karena disatukan, yg muncul jadi apa? Warna baru. Sama hal nya kaya kita, klo kita disatuin salah satu dari kita pasti ada yg hilang, klo udh hilang yaa diganti sama yg baru. Klo ga hilang satu yaa dua-duanya, klo dua-duanya hilang? Yaa terlupakan. Makanya Tuhan ngajarin kita buat ikhlas, karena dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan". Lanjut Aran.
Chika hanya terdiam mendengar itu, ia ingin sekali marah kpd Aran, tapi apa yg dikatakan Aran ada benarnya juga.
"Tok... Tok...". Terdengar suara seseorang yg mengetuk pintu kamar Chika, dengan cepat Aran membuka pintu tersebut karena dia yakin bahwa org dibalik pintu itu adalah mama Chika.
"Aran tolong kasii ke Chika yaa". Minta mama kepada Aran dengan memberikan sepiring nasi.
Setelah mama meninggalkan kamar, Aran berjalan ke arah Chika untuk memberi dia nasi yg barusan mamanya bawakan.
"Chika mkn dlu"
"Suapin"
"Ehh hahaha". Mendengar itu, Aran hanya bisa tertawa ia juga tidak bisa menolak apa yg sudah jadi kemauan Chika. "Yaudah gw suapin yaa". lanjutnya.
Kak Belanda itu ngejajah Indonesia berapa lama sii?". Tanya Chika yg masih fokus dengan bukunya.
"Gatau mngkin sekitar 350 tahun"
"Ohh gitu yaa"
"Aaa dulu!". Minta Aran kpd chika untuk membukakan mulut Chika. Bak seorang ayah menyuapi putri kecilnya.
Setelah sekitar 1 jam lebih Chika belajar dan makan malam yg disuapi Aran, ia tertidur di Sofanya. Aran pun menggendong Chika untuk memindahkannya ke tempat tidur milik Chika.
"Sipp bbo yg nyenyak yaa syng, good night!". Ucap Aran sembari mencium kening Chika, lalu meninggalkannya.

"Ehh Aran udh mau pulang?". Tanya mama yg berpapasan dengan Aran didepan pintu kamar Chika.
"Iyaa ma, Chika juga udh tidur kok"
_________

Jngn lupa tinggalin jejak dulu hha.
see you in the next part, thank u-!!!.

Love and Lost (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang