11

634 91 2
                                    

Setelah 2 hari dari kejadian dikantor, Chika tidak pernah menghubungi Aran. Sempat beberapa kali Aran mengunjungi rumah Chika tetapi selalu disuruh pulang olehnya. Memang wanita satu ini sedikit susah dibujuk jika marah, ditambah Aran orgnya tidak pekaan hal itulah yg membuat Chika semakin kesal padanya.
Hari ini hari Sabtu, sekolah Chika mengadakan camping di daerah Bogor. Dan kebetulan lokasi campingnya tidak terlalu jauh dari salah satu rumah sodara Chika.

"Kak aran mana Chik? Katanya mau ikut, kok gada?". Tanya Vivi yg baru saja turun dari bis, tidak melihat kehadiran Aran di dekatnya.
"Ga tau". Jawab Chika mengalihkan pandangannya dari Vivi. "Kak aran mana yaa? Kok belum keliatan juga". Ucap Chika dalam hatinya sembari melihat ke sekelilingnya. "Ck! Apaansii gw udh ah biarin aja dia". Lanjut Chika dalam hatinya membuat dirinya sndri jadi badmood.
Chika memang masih marah dengan Aran, tapi hatinya tidak bisa berbohong bahwa dia mengkhawatirkannya.

"Okee smuanya, tolong berbaris yaa! Karena kita akan segera memasuki area hutan. Pastiin barang-barang kalian ga ketinggalan di bis yaa!".
Selama diperjalanan Chika hanya melamun, pikirannya tidak bisa lepas dari Aran. Dia benar-benar khawatir karena sampai saat ini Aran belum juga terlihat.

"Ga ada yg ketinggalan kan?"
"Ga ada pakkk!". Jawab semua siswa, melihat ke sekeliling mereka.
"Syukurlah, kalian langsung buat tenda aja yaa, satu tenda dua org kalian bebas mau setenda sama siapa aja"
"Pak saya sama Chika boleh ga?". Tanya Adit dengan polosnya membuat semua orang tertawa kepadanya.
"Ngga boleh dongg kan kamu cwo, usahain buat tendanya jngn terlalu jauh yaa"
"Chik kita bkin tenda disini aja, Deket pohon. Biar nanti klo ujan ga terlalu basah". Ajak Vivi, menarik Chika je dekat pohon besar yg ada disana.
"Hm Vi lu bkin tenda sendiri bisa kan?"
"Bisa kok, kenapa emgnya?"
"Gw pengen pipis"
"Yaudah Sono! Jngn lama-lama"
Sebenarnya Chika tidak ingin buang air, ia hanya beralasan supaya dirinya bisa pergi dengan bebas mencari Aran.

"Semoga kak aran lewat sini". Ucap Chika dalam hatinya. Jujur sebenarnya Chika takut berjalan sendiri didalam hutan seperti ini,tapi mau gimana lagi saat ini rasa khawatirnya lbih besar dari pada rasa takutnya.

"Sorry gw telat". Ucap Aran yg baru saja sampai di lokasi. "Chika mana?" Tanyanya kepada Vivi.
"Lagi buang air"
"Ohh yaudah, ini biar gw yg lanjutin, lu kumpul dlu sna tuh!"
"Maaf kak ngerepotin"
"Santai aja".
Sudah sekitar 34 menit Aran membuat tenda untuk Chika, Vivi, dan dirinya. Ia berencana untuk istirahat dibawah pohon yg masii tidak jauh dari tendanya.
"Chiki kok lama yaa kak". Ucap Vivi yg baru saja duduk disamping Aran dengan raut wajah sedikit khawatir.
"Dia udh pergi dari kapan?"
"Dari tadi, udh hampir 2 jam tau kak"
"Kok lu ga bilang?!"
"Org lu ga nnya ya yaudah gw ga blng dh"
"Yaudah biar gw yg cari dia"
"Gw ikut kak"
"Ga usah, lu masih ada kegiatan kan? Sekalian bilangin klo Chika ga ada"
"Tapi kak gw khawatir sama Chiki"
"Gw hargain rasa khawatir lu, tapi Chika ga bakalan knpa-npa percaya sama gw". Ucap Aran mengangkat kedua tangannya dan diletakkan pada bahu Vivi kanan dan kirinya. Meyakinkan dirinya bahwa Chika akan baik-baik saja.
"Tolong yaa kak"
"Tenang aja". Lanjut Aran, mengacak-acak rambut Vivi, lalu meninggalkannya.
"Yaa Tuhan tolong lindungi Chika". Do'anya di dalam hati.

"Ini kok jalannya beda yaa? Perasaan tadi emg lewat sini deh". Ucap Chika yg mulai panik ketika melihat jalan yg dia lewati kini terasa berbeda dengan jalan yg sebelumnya. Chika semakin panik ketika melihat kabut yg perlahan menutupi jalan. Dia tidak bisa melihat apa-apa selain kabut dan pohon-pohon besar yg ada dihadapannya.
"Mama". Chika tidak bisa apa-apa selain menangis. Ia semakin takut ketika hujan mulai turun, perlahan membasahi tubuhnya.
"Mama Chika takut". Ucap Chika yg sedang jongkok, memeluk kaki kanan dan kirinya.

"Chik kamu dimana Chik". Gumam Aran yg perlahan mulai kehilangan kesadarannya.
"Chikaaaaa!!". Teriak Aran memaksakan dirinya dengan suara serak dan tidak terlalu jelas.

"Eh itu suara kak aran kan? Kak gw disin- ehh ga ga ga mungkin siapa tau itu suara hantu supaya gw samperin dia trus ntar disuruh ikut ke alamnya ya kan? Tapi kok hantunya bisa tau nma gw?! Berarti fix ini kak aran". Ucap Chika yg mulai melangkahkan kakinya menuju suara yg tadi memanggilnya.
"Kak arannnnnnn! Kak gw disiniiii!!!". Teriak Chika membalas suara yg tadi memanggilnya.

"Chika itu Chika, chikaaa gw disini chikk!"
"Kak ar-". Belum selesai melanjutkan ucapannya Aran sudah bergegas memeluk Chika dengan erat.
"Syukurlah lu baik-baik aja". Ucapnya.
"Maaf kak gw bkin lu kha- ehh kak!!"
Baru saja berniat untuk melepaskan pelukan dari Aran, tiba-tiba Aran sudah tergeletak diperlukan Chika.
"Maaf Chik gw ga bisa jagain lu". Ucap Aran perlahan sebelum menutupkan matanya.
"Kak ku udh sampe segininya buat jagain gw, pls lu harus bangun, kak!!". Ucap Chika berharap Aran akan terbangun.

"Kak aran mana yaa?, Kok belum balik juga udh mau Maghrib". Gumam Vivi, khawatir karena Aran tidak kunjung kembali.
"Pak, pak Adi". Panggil Vivi, kepada guru pramukanya.
"Iyaa vio ada apa?"
"Pak Chika hilang pak"
"Yg bner kmu vio, trus skrng yg jagain chikanya kmna?"
"Kak aran juga nyari Chika tapi dari tadi belum balik juga"
"Yaa Tuhan"
"Pak ini gmna dong?"
"Kamu tenang aja yaa". Ucap pak Adi berusaha menenangkan Vivi. "Kita semua akan cari Chika, oke?!". Lanjut pak Adi kepada Vivi.
Setelah berusaha menenangkan Vivi, pak Adi menyuruh smua siswa untuk berkumpul dan berencana untuk mencari Chika bersama-sama.

"Chikk lu dmna Chik, chikiiiiii!". Teriak Vivi berusaha mencari Chika bersama yg lainnya.
"Chikaa". "Yessica". "Chikaa oiii dmna lu?!!". Teriak yg lainnya.
"Chika kmu dmna chikk?! Ini aku, aditttt!! Suami mu!!". Teriak Adit tanpa rasa malu sedikitpun.
"Anjg lu, yg bner bego!!". Ucap Vivi, memukul Adit dengan tangannya.
"Ini juga udh bner ah elah"
"Serah lu dah!!". Ucap vivi, meninggalkan Adit dengan muka cemberutnya.
"Salah Mulu gw Dimata manusia, tapi gapapa it's Oky Dimata tuhan gw selalu bner anjay!". Ujar nya yg masih mengusap-usap kepala karena pukulan tadi. "Yessica sayang kamu dimana?!!". Lanjutnya kembali mencari Chika.
"Eh apaan tuh? Kek manusia tapi kok gitu, jangan-jangan se- ah udh gw cek aja". Ucap adit yg melihat sesuatu di bawah pohon besar. "Bismillah selamat dunia akhirat". Lanjutnya mulai melangkah ke arah pohon.
"Chikaa?!!"
"Ditt tolongin gw ditt!". Minta Chika untuk menolong dirinya juga Aran yg masii pingsan dalam pangkuan Chika.
"Tenang aja Chik, bayangin klo kam-"
"Aditttt gw srius ih!!"
"Eh iyaa iyaa"
Setelah berusaha menolong Aran dan Chika, Adit bergegas mencari bala bantuan. Ia kembali ke tempat Aran dan Chika bersama dengan yg lainnya.
Sampai ditenda Aran diistirahatkan ditemani oleh Chika. Chika tidak mengikuti kegiatan sekolah karena dia sedang fokus menjaga Aran, dan gurunya tidak melarang hal itu.
________

Jngn lupa tinggalin jejak dulu hha.
see you in the next part, thank u-!!!.

Love and Lost (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang