14

593 83 3
                                    

"Chika bisa tolong mama bentar?". Teriak mama, meminta Chika untuk membantunya.
"Iyaa ma, mau minta tolong apaaa?". Ucap Chika, menghampiri mama.
"Bisa tolong beliin ini ga?". Tanya mama, memberika selembar kertas.
"Bisa ma bisa bangett"
"Makasiii yaa syng". Balas mama, tersenyum lebar kepada Chika.

"Oke mentega udah, tepung udah, minyak udah, susu udah, beras juga udh". Ucapnya, membaca daftar belanjaan. "Sippp beres, tinggal bayar deh". Lanjutnya, berjalan menuju kasir.
"Beli es krim dlu gasii?". Gumam Chika pada dirinya sendiri, pergi menuju lemari es.
"Chika kan?". Tanya seseorang, menyapa Chika.
"Iyaa, siapa yaa?"
"Aku Anin"
"Bukannya kakak yg waktu itu yaa?"
"Maaf ya Chika"
"Gapapa kok hhe"
"Btw bisa ngobrol bentar ga?". Ucap Anin, mengajak Chika ke suatu tempat untuk berbicara.

"Ada apa kak?". Tanyanya setelah sampai di salah satu cafe.
"Aku mau minta maaf krna waktu itu ak-"
"Gapapa kak, Chika udh maafin kakak kok. Lagian kan itu cuma salah paham aja". Ucap Chika, memotong perkataan Anin.
"Kamu baik banget Chika". Gumam Anin perlahan.
"Klo boleh tau kka siapanya kak aran?"
"Hm siapa yaa? Mungkin salah satu bagian dari masa lalu nya hhe". Jawab Anin, tersenyum kpd chika.
"Mantan?"
Anin tidak menjawab pertanyaan dari Chika, dia hanya tersenyum tak bersuara. "Kka masii suka sama kak aran?". Lanjut Chika, sedikit membuat Anin terkejut.
"E-eh ngga kok". Jawab Anin, gelagapan.
"Klo kka masii suka sama kak aran gapapa, aku ga keberatan".
Mendengar chika mengucapkan itu, Anin menatapnya dengan serius. Dia bingung knp Chika bisa berkata seperti itu. Padahal menurutnya, membiarkan org yg kita cintai di cintai oleh org lain itu salah satu hal yg menyakitkan dan susah untuk di ikhlaskan begitu saja. "Karena nyatanya, melupakan seseorang yg sudah lama singgah dihati kita itu ga mudah". Lanjut Chika perlahan, tersenyum kepada Anin.
Anin benar-benar terkejut, bagaimana bisa seorang bocah SMA mengatakan hal seperti itu. Seolah-olah dia sangat faham perihal melupakan dan mengikhlaskan. mengapa mulutnya bisa berkata seperti itu? Apakah dia memiliki luka dalam sehingga pikirannya bisa sedewasa itu? Ah ntahlah, Anin hanya bisa terdiam tak bisa membalas perkataan Chika selain tersenyum manis.
"Kamu hebat, i'm proud of you"
"Makasiii kak".


"Maaf ma Chika lama". Ucap Chika yg baru saja sampai dirumah.
"Kmu kmna aja? Main dlu yaa?"
"Suudzon ih, tadi Chika ketemu sama salah satu karyawan papa jadi ngobrol dlu sebentar". Jawab Chika, menjelaskan semuanya.
"Yaudah gapapa, makasiii ya"
"Sama-sama Mamaa".

"Ga kerasa tinggal beberapa hari lagi gw lulus SMA". Gumam Chika yg sedang tiduran di sofa, memainkan ponselnya.
"Chikaa!". Teriak Aran, berusaha mengagetkan Chika.
"Ih kak ga usah ngagetin gw, ntar jantung gw copot mau tanggung jawab lu?". Keluh Chika, mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha maaf yaa"
"Kok ga bilang dlu klo mau kesini?"
"Yaa gapapa dong, emgnya ga boleh yaa?". Tanya Aran penuh ceria, duduk disamping Chika.
"Bukannya ga boleh, cmn kan klo lu blng dlu gw bisa siap-siap biar rapih dikit gitu"
"Udh rapih ini juga"
"Ga cantikkk!"
"Ga cantik dari mana nyaa? Org Chika selalu cantik kok"
"Hm mulai deh, ga usah bkin gw salting ah!". Ucap Chika meninggalkan Aran. "Lu kesini ga bawa apa-apa kak?". Lanjutnya.
"Eh iya gw bawa es krim". Ucap Aran menyusul Chika, berjalan dibelakang nya.
"Mana?!". Tanya Chika melirik Aran sesaat.
"Di Alfamart". Jawab Aran dengan candaan.
"Kak jngn bkin gw kesel dong ah elah"
"Bercanda Chik, hahaha"
"Yaudah mana es krim nyaa?!"
"Nii Nona Yessica Tamara". Ucap Aran, memberikan es krim untuk Chika.

"Sini coba gw yg bukain". Ucap Aran yg sudah dari tadi memperhatikan Chika, kesusahan membuka es krim nya.
"Makasiii kak"
"Sama-sama, hati-hati makan nya jangan sampe belepotan"
"Yeee emgnya gw bocah apa"
"Emg iyaa kan? Hahaha"
"Gw tonjok juga lu kak". Ancam nya, melemparkan sendok ke arah Aran.
"Aduhh galak banget Yessica"
"Idih gilik bingit yissici nyenyenye, brisikk ah!"
"Hahaha".

"Kak aran". Panggil Chika sedikit mencurigakan.
"Iya kenapa?". Sahut Aran, sibuk dengan handphonenya.
"Ulang tahun lu kapan kak? Kak? Kak aran? Kak aku lagi nanya ih!". Ucap Chika, mengerucutkan bibirnya.
"Eh iya kenapa?"
"Hp aja trus!!"
"Iyaa maaf yaa Chika". Ucap Aran menyimpan handphone nya, menatap Chika serius. "Ada apa syng hm?". Rayu nya.
"Ga jadii!!". Jawab Chika, mengalihkan pandangannya dari Aran.
"Eh kok gitu? Jngn ngambek dong". Bujuk Aran, mencubit pipi Chika perlahan.
"Maka nya dengerin!"
"Iyaa ini di dengerin nii, ayoo mau blng apa?". Ucapnya, mendekati Chika.
"Ulang tahun kka kapan?". Tanya Chika mulai memakan kembali es krim miliknya.
"5 Agustus, knp emgnya?". Ucap Aran yg masii saja menatap Chika.
"Jangan ngeliatin trus ih!". Ucap Chika menjauhkan muka Aran dengan tangannya. "Malu kan jadinya". Lanjut Chika perlahan, menundukkan kepalanya.
"Hahaha iyaa iyaa, ada apa emgnya?"
"Gapapa sii nanya aja"
"Hadeh Chika Chika". Respons Aran, mengacak-acak rambut Chika.
"Hehehe"
______

Jngn lupa tinggalin jejak dulu hha.
see you in the next part, thank u-!!!.

Love and Lost (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang