Sudah 2 tahun Aran meninggalkan Chika, semenjak hari itu Chika menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya. Dia cuek,dingin,keras,tegas, bahkan dirinya di cap sebagai wanita yang tidak memiliki hati oleh orang-orang kampus nya.
Banyak lelaki yang masih mendekatinya sampai sekarang. Tapi, Chika tidak pernah tertarik bahkan melirik aja ia sangat tidak niat."Hai Chika". Sapa seorang lelaki, duduk disamping Chika.
"Ada perlu apa?". Responnya dengan muka datarnya masih fokus dengan apa yang sedang dia mainkan. Handphonenya.
"Hm ngga ada sii hhe"
Chika menatap tajam lelaki itu, lalu ia berdiri, berniat untuk meninggalkan tempatnya. "Klo ga ada hal penting yang mau di omongin, gw pamit!". Ucapnya.
Sebelum Chika melangkahkan kakinya, lelaki itu sudah mengunci pergerakan nya, menggenggam erat pergelangan tangan Chika.
Yaa orang itu adalah Raka, lelaki yg mencintai Chika sedari SMP.
Chika menghela nafas, lalu membuangnya dengan kasar. Dia pun membalikkan badannya menatap Raka dengan tatapan sinis nya. "Apa lagi?". Ucapnya.
"Masih belum bisa yaa?"
"Maksud lu?!"
"Aku suka sama kamu Chik". Ucapnya memegang kedua tangan Chika, menatapnya dengan serius juga tulus.
"Ck! Padahal udh saya tolak mentah-mentah masih aja ngejar dasar keras kepala". Batin Chika, lalu melepaskan tangannya dari genggaman Raka.
"Kenapa? Kak aran lagi? Apa yg kamu suka dari dia Chik? Dia lebih tampan? Kaya? Ck! Padahal di depan kamu udah ada yg nyata dan benar-benar tulus sama kamu". Ujar Raka, memalingkan wajahnya dari Chika.
"Maksud lu apaan?! Apa yg lu maksud nyata hah?!". Tegas nya, mendorong sebelah bahu Raka dengan tenaga yg di milikinya.
"Y-ya aku nyata Chik, aku hidup, sedangkan kak aran ma-"Plakk!!
Chika menampar Raka dengan tangannya sedikit keras hingga meninggalkan bekas merah di pipi Raka.
Raka menatap Chika dengan tatapan jijiknya sembari mengusap-usap pipinya, kesakitan.
"Chi-"
"Ga usah muncul lagi depan mata gw!!". Ucap Chika, mulai melangkahkan kakinya.
"Tapi chi-"
Chika memberhentikan langkah kakinya, menatap Raka yg masih berdiam diri. "Satu lagi, gw ga suka sama lu! Sampai kapanpun juga ngga akan pernah suka!!". Ucapnya kembali berjalan, meninggalkan Raka seorang diri.
_______________________Chika duduk dikursi kantin, menunggu pesanan nya menghampiri dirinya. Duduk seorang diri tidak masalah baginya, bahkan menurutnya, dia lebih baik duduk sendirian dari pada harus ditemani orang lain.
"Haii kak Chika!!". Sapa seorang perempuan, duduk didepan Chika, tersenyum ramah kepadanya.
"Hai Christy". Respons nya dengan suara lirih.
Yaps dia adalah Christy, perempuan yg sudah dia anggap sebagai adik kandung nya sendiri.
"Kak Chika udah lama disini?". Tanyanya mulai meminum minuman milik Chika yg baru saja sampai.
Chika menggelengkan kepalanya melihat Christy yg sedang meminum minuman nya, padahal Chika sudah menunggunya berabad-abad.
"Lumayan". Jawabnya singkat.
"Jarang banget kak Chika jam segini udah di kampus, biasanya juga jam 10/11 baru dateng, itu pun cuma ngumpulin tugas aja abis itu pergi lagi". Ucap Christy, mengeluh tanpa jeda, mengerucutkan bibir mungilnya itu membuat Chika tersenyum, lalu mencubit pipi adiknya,perlahan. "Maaf ya sayang!,kak Chika lagi benar-benar sibuk". Ucapnya.
Christy tidak merespon nya, dia hanya menghembuskan nafasnya, kasar. Sebelum akhirnya kembali membuka mulut. "Tadi aku liat kak Chika sama si raka di depan,kalian lagi berantem ya? Eh emang kalian pacaran ya? Apa ngga?"
Chika menatap Christy sesaat, lalu kembali fokus dengan ponselnya. "Ngga kka ga pacaran sama dia". Jawabnya.
"Loh ku kira kalian pacaran soalnya dia kaya deket gitu sama kak Chika". Respons christy dengan ekspresi wajah terkejut yg di buat-buat.
"Christy, kka ada kelas sekarang, kka pamit dlu". Ucap Chika, mulai merapihkan buku-bukunya yg tersimpan acak di meja nya.
"Nanti pulang bareng yaa!!". Teriak Christy setelah Chika mulai melangkahkan kakinya menuju kelas. Chika tidak merespon, dia hanya memberikan pose jempolnya sebagai jawaban.
______________________