"Chik ga di jemput lu?". Tanya Vivi yg baru saja sampai di gerbang luar sekolah bersama Chika.
"Ngga"
"Loh knp? Ohh mau ke rmh kak aran dlu yaa?". Tanya Vivi dengan tepat.
"Iyaa"
"Hati-hati Chik, gw balik dluan yaa bye!". Pamitnya, lalu meninggalkan Chika.
Setelah itu, Chika mulai melangkahkan kakinya menuju rumah Aran. Ia tidak naik gojek ataupun taxsi, karena jarak rumah Aran dari sekolah itu tidak jauh. Mungkin hanya menghabiskan 15 menit saja.
Chika berjalan dengan santai, menikmati senja ditemani angin sepoi-sepoi. Salah satu hal yg patut kita syukuri, masih bisa bernafas dan berjalan tanpa adanya alat bantuan.
"Hhm... Syurga duniawi". Ucap chika, menarik nafasnya. "Terimakasih Tuhan". Lanjutnya."Permisi, gw masuk ya". Ucap Chika, perlahan membuka pintu rumah Aran. "Gelap bnget kaya rumah hantu". Lanjut Chika, mulai melangkahkan kakinya menuju lantai atas.
"Tok... Tok... Tok"
Suara Chika, mengetuk pintu kamar Aran.
"Masukk ajaa"
"Gimana kak? Udh sembuh?". Tanyanya, mulai mendekati Aran.
"Udh agak enakkan kok"
"Syukurlah, udh minum obat?". Lanjut Chika, berusaha memberskan meja yg berantakan dipenuhi obat-obatan.
"Udah"
"Yaudah mending skrng kakak tidur deh yaa, istirahatin". Ucapnya, menyelimuti Aran.
"Lu mau kmna?"
"Gw mau beres-beres dibawah, agak berantakan soalnya"
"Ga usah Chik, biar nanti gw yg beresin"
"Udah ga usah ah gapapa biar gw aja, mumpung lagi ada disini". Ucap Chika, lalu meninggalkan Aran.
Sebenarnya Chika jarang beres-beres rumah, mungkin bisa dibilang tidak pernah. Dia sedikit malu ketika melihat kamar Aran yg begitu rapih. Sedangkan dirinya, walaupun dia cwe tapi kamarnya berantakan tidak enak dilihat."Sipp udh rapih". Ucapnya setelah selesai membereskan rumah sembari menepuk-nepuk tangannya yg dipenuhi oleh debu.
"Aaaa Chika rajin bngetttt". Lanjut Chika, memuji dirinya sendiri.
"Oke abis ini gw mau pulang, badan gw udh bau bnget wehh,capee!". Sambung Chika, mulai menaiki tangga."Oh kak aran udh tdr yaa? Bgus dehh". Ujar Chika yg melihat Aran, sudah tertidur pulas. "Tas gw mna yaa?".
Baru saja mau melangkahkan kaki menuju pintu, tiba-tiba ponsel Aran berbunyi, terlihat bahwa ada yg menlpn Aran.
"Ini siapa yaa?". Ucapnya mengambil handphone milik Aran. "Mom shani?". Lanjut Chika membaca nama kontak org tsb.
"Mom? Shani? Mamanya kak aran?! Eh jawab ga yaa? Duh gmna dongg, ishh". Ucap Chika yg kebingungan setelah mengetahui bahwa org yg menlpn Aran itu adalah mama nya.
"Hm oke, kita angkat aja yaa". Gumamnya dengan perasaan gugup juga sedikit takut.
"Hi baby, how are u?"
"M-maaf Tante ini Chika". Ucap Chika gelagapan.
"Chika?"
"Yessica Tamara, mam's daughter Aya"
"Aya? Maksud kamu Ayana?"
"I-iya"
"Kamu putrinya Aya?!, Ya Tuhan kamu apa kabar Chika?". Tanya mama Shani kepada Chika. Dia benar-benar terkejut mendengar org yg mengangkat tlpnnya itu adalah Chika, putri dari sahabatnya.
"Chika baik kok Tante"
"Panggilnya mama aja yaa"
"Hm iya m-ma". Jawab Chika yg masih gugup belum terbiasa.
"OMG i still can't believe it, dlu kamu masii kecil bgt, bahkan blm bisa ngomong apa-apa. Skrng udh gde aja, kmu kls berapa syng?"
"Chika masii kls 12 ma, tpi bntr lgi juga lulus kok hhe"
"Ehh udh mau lulus aja, mama pengen liat kmu deh"
"Hhe nanti yaa ma".
Sudah setengah jam mereka berdua mengobrol, chika juga sudah mulai terbiasa dan tidak canggung lagi dengan mama nya Aran. Dia sangat bahagia bisa mendengar suara mama nya Aran. yaa walaupun hanya lewat tlpn, tapi Chika benar-benar bersyukur karena diberi kesempatan untuk mendengar suara calon ibu mertua nya itu."Ma, mama tau ga? Tadi Chika ngobrol sama mama nya kak aran tau, deg-degan bngettttt". Ucap Chika, menceritakan apa yg tadi terjadi selama dirumah Aran kepada mama.
"Sama Shani?"
"Iyaaa maa". Ucap Chika, tersenyum bahagia.
"Yaa ampun, kmu ga bilang yg aneh-aneh kan Chika?". Tanya mama, sedikit khawatir.
"Tadi Chika bilang klo mma sering marah-marah dirumah"
"Chikaaa!"
"Bercanda ma hahaha".
"Halo?". Panggil Anin lewat tlpn.
"Ada apa?"
"Besok fiony ulang tahun. Dia ngundang kmu"
"Buat?"
"Datang ke acara nya"
"Anin kamu tau kan?"
"Pls kali ini aja, demi fiony". Ucap Anin, memohon kepada Aran untuk datang ke acara ulang tahun fiony. Aran tidak suka keramaian, dia juga tidak suka menghadiri acara seperti itu krna bertemu dan berbicara dengan org lain itu di anggap merepotkan olehnya.
"Halo aran? Kamu bisa kan? Tolong Dateng yaa, bntaran doang juga gapapa kok".
Setelah itu, Anin menutup tlpnnya. Sebenarnya ia tidak terlalu yakin bahwa Aran akan datang ke acara tsb. Tapi apa salahnya jika mencoba Aran untuk datang. Anin yakin bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
________Jngn lupa tinggalin jejak dulu hha.
see you in the next part, thank u-!!!.