Hari ini upacara kelulusan nya Chika, ia sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Udara pagi ini terasa begitu dingin, sehingga Chika harus menggunakan pakaian yang sedikit tebal untuk menghangatkan sedikit tubuhnya, yaa walaupun tidak terlalu membatu sih.
"Masii pagi udh mendung aja". Ucapnya yg sedang berjalan di trotoar jalan.
Hari ini Chika berangkat ke sekolah lebih pagi karena harus membantu para OSIS menyiapkan acaranya. Dia tidak menaiki kendaraan apapun, karena awalnya Chika pikir udara pagi ini akan begitu cerah, ternyata tebakan nya tidak tepat sasaran yg ada malah kebalikan dari ekspektasi nya."Chik lu jalan kaki?!". Sambut Vivi yg sudah menunggu Chika di gerbang sekolah.
"Iya"
"Tumben bangett"
"Apa? Tumben apa nya? Udh ayo ah! Hari ini kita bnyak kegiatan". Ucapnya, menarik Vivi menuju ke sekolah."Gw takut ga lulus Vi". Gumam Chika yg sedang mendengarkan pidato dari pak kepsek dengan raut wajah yg sangat khawatir, duduk disamping Vivi.
"Hah? Apaan?!"
"Hah heh hah heh aja lu mah"
"Yaa maap gw kaga denger soalnya". Ucap Vivi dengan nada tingginya, membalas perkataan Chika.
"Gw takut ga lulus, gmna dong?"
"Yaa klo ga lulus sekolah lagi". Jawab Vivi tanpa berfikir, membuat Chika kesal, mencubit tangan Vivi. "Vi gw serius ih!". Lanjutnya.
"Aduhh aduhh sakitt Chik!". Keluh nya, menjauhkan tangan Chika darinya. "Lu pasti lulus kok Chik, lagian nilai lu jga bagus, 100% lulus deh". Lanjutnya berusaha menenangkan Chika.
"Mang iyaa?". Tanya Chika yg masih saja gugup tak tertolong.
"Iyaaa chikii, btw hari ini lu cakep bnget sumpah dah". Ucapnya melirik Chika sesaat.
"Bisa-bisanya lu yeee, gw lgi panik begini malah ngegombal"
"Hahaha. Tapi serius lu cakep banget, yaga ditt?". Tanya Vivi kepada Adit yg sedang duduk disebelah kiri nya.
"Iyaa bner, hari ini aura lu kek beda bnget gtu". Respons Adit.
"Tuhh kann"
"Hdeh makin pede ni gw"
"Harus!"
"Harus!".
Ucap Vivi dan Adit, melirik Chika secara bersamaan dengan pose jempolnya.
"Hahaha udh sehati bnget ni kayanya".Setelah melihat beberapa penampilan yg dibawakan oleh adik juga tmn sekelasnya, akhirnya tiba juga diacara utama yaitu kelulusan. Perasaan takut, gugup, tegang, juga khawatir semuanya Chika rasakan, dia benar-benar tidak bisa tenang. Dan akhirnya . . . . .
"Siswa dengan nilai tertinggi yaitu 98,6 diraih oleh Yessica Tamara!"
"Ehh? Ehh? Gw?!". Ucap Chika, masih tidak percaya dengan apa yg baru saja dia dengar. Sementara itu, Vivi memeluk Chika dengan penuh senyuman bangga kpd sahabatnya.
"Chik ayoo buruan ke atas panggung! Lu masii aja bengong". Ucap adit, menyadarkan Chika dari lamunannya.
"Ehh iyaa iyaa". Sahut Chika, mulai melangkahkan kakinya menuju panggung.
"Aaaa gw bangga bnget sama lu Chik!"
"Iya gw jga bangga sama Chika". Sambung Adit.
Tidak hanya Vivi, adit, mama, dan papa Chika. Tapi Aran juga ikut bangga kpd chika. Aran berdiri memperhatikan kekasihnya dari kejauhan, Chika yg tidak sengaja melihat keberadaan Aran dengan cepat gadis itu turun, berlari menuju Aran untuk memeluknya."Maaf gw telat". Bisik Aran.
"Gapapa kok". Ucap Chika, memeluk Aran dengan sangat erat.
"Mama bangga sama Chika". Gumam mama, mengelus-elus kepala Chika. "Kak aran doang nih yg dipeluk?". Sambung papa, tersenyum kepada Chika.
"Papa sama Mama juga kok". Balas Chika, memeluk mama dan papa nya sambil menangis bahagia."Kan, gw bilang jga apa lu pasti lulus Chik". Ucap Vivi yg sedang makan siang bersama Aran, Chika, dan Adit.
"Vii". Panggil Adit, memberikan kode kepada Vivi. Vivi yg sudah faham dengan kode sahabat-sahabat nya, dengan cepat dia mendapatkan alasan supaya bisa membiarkan Aran dan Chika berduaan.
"Em Chik, gw sama Adit balik dluan yaa"
"Lahh knp? Padahal baru Bentaran"
"Kita juga mau rayain kelulusan kita bareng keluarga, yaga ditt?". Ucap Vivi menatap Adit, berusaha memberikan kode untuk mengatakan iya.
"Perasaan gw gada janji deh sama keluarga gw". Batin Adit, mengangkat sebelah alisnya tidak faham dengan Vivi.
"Iyaain bngst". Ucap Vivi perlahan, mencubit paha Adit.
"E-eh iya bener bnget Chik, kita juga mau ngerayain bareng keluarga kita". Ucap adit gelagapan, berusaha menahan rasa sakit. Chika sedikit curiga, tapi apa salahnya jika mereka merayakan hari bahagianya dengan keluarga mereka sndri.
"Yaudah deh"."Sakittt begooo!". Ucap adit setelah sudah agak jauh dari tempat Chika dan Aran.
"Yaa lu gw kasii kode kaga peka-peka bngst!!". Respons Vivi, membela diri.
"Kasii aba-aba kek gitu"
"Aba-aba aba-aba emgnya mau lomba, hah?!"
"Yaa ngga jga sii"
"Dh ah gw mau balik"
"Eh Vi". Panggil Adit, membuat Vivi memperlambat jalannya. "Kak aran sama Chika udh pacaran, kita kapan?". Lanjutnya.
"Sekarang!!"
"Hah? Maksudnya skrng kita pacaran gitu?!". Tanya Adit yg masih saja tidak peka.
"Ah tau deh, lu bkin gw emosi Mulu. Udah deh gw mau balik!!". Ucapnya, berjalan lbih cepat, bahkan sudah tidak sejajar lagi dengan Adit.
"Yeee ditinggalin lagi gw, Vii tunguinnn!!". Teriak Adit berusaha menyamakan kembali langkah nya dengan Vivi.
"Chik gw harus pulang"
"Ish kok cpet bnget si ka-"
"Ke Inggris". Lanjut Aran, to the point.
Hening melingkupi keduanya sebelum akhirnya Aran kembali membuka suara, yg hanya bisa di dengar oleh mereka berdua. "Maaf Chik". Lanjut Aran, perlahan.
"Gapapa kak, hhe". Respons Chika, tersenyum hambar.
Aran yg melihat pacarnya tersenyum seperti itu, tidak tega jika harus mendiamkannya. Dengan cepat dia memeluk Chika. Chika tidak merespon, dia hanya terdiam meneteskan sedikit air mata.
"Gw ga akan lama kok". Bisik Aran, mengelus-elus kepala Chika, perlahan.
"Janji nanti balik lagi yaa". Ucap Chika, melepaskan pelukan dari Aran, lalu menatapnya sembari berusaha menahan air matanya untuk tidak menetes lagi.
"Chika klo mau nangis, nangis aja soalnya cwe klo nangis cantiknya meningkat". Ucap Aran, berusaha memeluk Chika kembali.
"Gombal aja trus!". Respons Chika, menjauhkan tubuh Aran darinya sembari mencubit nya.
"Aduhh maaf deh hahaha"
"Kak". Panggil Chika, membuat Aran memberhentikan tawa nya.
"Hm? Kenapa Chika?"
"Nanti balik lagi kan? Ga akan lama kan?".
"Iyaa dongg!". Jawab Aran, tersenyum lebar kepada Chika. "Nanti klo lama bisa-bisa gw dihajar rindu". Lanjutnya, mencubit pipi Chika, perlahan.
"Pokoknya nanti klo lama, ta totokk kamu yyaa!". Ucap gadis itu, mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha, lucu bnget pacar saya". Sambung Aran, mengacak-acak rambut Chika.
Selesai mandi, Chika membaringkan tubuhnya, mengangkat kedua tangannya melihat ke langit-langit kamar nya. Menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya secara teratur. "Gw seneng tapi gw sedih".
______
Jngn lupa tinggalin jejak dulu hha.
see you in the next part, thank u-!!!.