Remasan kertas berserakan di meja, bahkan ada yang jatuh ke lantai. Beberapa kali Cinta mengacak rambut untuk membuatnya fokus. Dari 25 soal olimpiade, hanya 5 soal yang selesai. Itu pun ia ragu dengan kebenarannya. Delon masuk ke kamar Cinta. Ia membawakan es cokelat kesukaan adiknya.
"Susah, Kak," keluh Cinta.
"Semangat, ya. Kamu pasti bisa." Delon menyoba memberi semangat.
Cinta mengangguk lemas. Merasa iba, sang kakak mengelus lembut rambut adik perempuannya.
"Maaf, ya. Kalau bisa, pasti sudah Kakak bantu."
"Tidak apa-apa, Kak. Kakak udah bantu buat nyetak soal-soal ini sudah cukup, kok," jawab Cinta dengan tenang.
"Sudah, lanjutkan. Setelah ujian semester ada seleksi, kan?" tanya Delon.
Cinta mengangguk. Setelah menepuk pundak adiknya, Delon pun keluar. Namun, Mama yang berdiri di depan pintu membuat mereka terkejut.
"Ngapain di kamar terus? Mana berantakan," ketus Mama.
"Cinta sedang belajar untuk olim-" kalimat Delon terpotong.
"Diam! Keluar kamu sekarang," perintah Mama.
Terpaksa Delon menuruti perintah sang mama. Cinta masih terpaku di bangkunya.
"Ma, izinkan aku belajar. Besok sudah mulai ujian semester," pinta Cinta.
"Kamu mulai ujian besok. Tapi pekerjaan rumah tidak kamu lakukan sejak dua minggu lalu. Ngapain ikut begini? Mau nyaingi Kakak dan Adikmu? Kamu iri?" suara Mama meninggi.
"Tidak, Ma. Aku hanya ingin mengasah kemampuanku," jawab Cinta dalam lisan. Aku juga ingin membuat Mama dan Papa bangga dan sekali saja bisa memujiku." Batinnya berkata lain.
"Tidak usah alasan. Sana! Cuci piring, setelah itu panasin sayur. Mama mau jemput Zelo."
"Iya, Ma," balas Cinta lemas.
"Kalau Mama pulang belum ada yang kamu kerjakan, tidak usah sekolah," ancam Mama.
Cinta mengangguk. Ia merasa sikap Mama sedikit keterlaluan. Biasanya orang tua akan membiarkan jika sang anak belajar, tetapi lain dengan gadis berambut lurus itu.
Ia pun meninggalkan bangku belajar serta kertas yang masih berserakan. Gadis itu menuju dapur untuk mengerjakan hal yang diperintahkan Mama. Setelah suara mobil menjauh, kini suara pintu terbuka yang terdengar. Cinta menengok.
"Kakak kenapa keluar kamar?" tanya Cinta.
"Kakak bantu, yuk," ajak Delon.
"Tapi, Kak. Kalau Mama tahu bagaimana?" Cinta ketakutan.
"Nggak akan tahu kalau kamu tidak lapor. Di rumah hanya ada kita berdua, kan?" hibur sang kakak.
Cinta tersenyum, lalu melanjutkan kegiatannya mencuci piring. Delon mengambil lauk yang tersisa di meja makan untuk dipanaskan.
"Kakak nggak ngajar les?" Cinta memecah keheningan.
Delon yang sibuk mengaduk tumisan sayur menggelengkan kepala. "Minta libur dulu dia," jawabnya.
"Dia sekolah di mana, Kak?" tanya Cinta
"Dia satu sekolah sama kamu, kelas X juga," jawab Delon.
"Oh, ya?" Cinta kaget.
Akhirnya Delon menceritakan kesan pertama bertemu dengan murid lesnya. Tidak terasa mereka menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum Mama dan Zelo sampai rumah. Merasa pekerjaan sudah selesai, mereka melanjutkan cerita di kamar Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT✔] Cinta Ber(Padu) di Ruang BK
Novela JuvenilMenceritakan tentang seorang siswi bernama Cinta yang bisa memasuki sekolah Internasional, tetapi tidak diizinkan kedua orang tua. Sehingga, ia bersekolah di SMA Negeri biasa. Selain itu ada siswa bernama Padu yang dituntut untuk bisa masuk di sekol...