11. The Commotions

144 24 1
                                    

Perayaan ulang tahun Leon telah berakhir. Semua anak panti sudah sibuk bermain dengan teman seumurannya. Sementara itu, Nadisa memutuskan untuk mengikuti apa yang dilakukan Yara, yaitu mengangkut piring kotor ke dapur untuk selanjutnya dicuci.

Jevano dengan cepat mendekati Nadisa.

"Aku saja--"

"Aku bisa sendiri, Jevano." Nadisa berkata tegas. Seraya berjalan menjauhi ajudannya.

Maka Jevano Lee hanya dapat memandangi Nadisa yang berjalan dengan hati-hati menuju dapur. Dimana Yara sedang berdiri di depan wastafel. Tersenyum tatkala menyambut kedatangan Nadisa.

Tiba-tiba saja, Harsa menyenggol tubuh Jevano.

"Kapan mau minta maaf ke Yara?" tanya Harsa seraya menaik turunkan alisnya. Membuat wajah tampannya jadi terkesan menyebalkan.

Jevano mendengus kesal.

"Nanti," sahut Jevano singkat. Lalu memutuskan untuk meninggalkan Harsa di ruang makan.

"Eh si anjir malah pergi," dumel Harsa. "Sini lo, Jev! Kita yang anak cowok harus bersih-bersih panti, anjir!"

***

Syukuran yang lebih mirip pesta itu tengah diadakan di kediaman Winata. Dengan Haekal yang memilih untuk duduk di tepian pesta. Sama sekali tidak berminat untuk bergabung. Karena hell, Haekal bahkan tidak mengenal satu pun orang di sana kecuali keluarganya. Salahkan Rendy dan keluarganya yang tidak bisa menghadiri pesta.

Oleh karena itu, Haekal hanya memandangi keramaian di hadapannya. Seraya memakan lollipop miliknya. Dengan beberapa piring berisi kudapan yang berada di hadapannya.

Di tengah keramaian tersebut, Marka tampak dikerubungi beberapa orang dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah keramaian tersebut, Marka tampak dikerubungi beberapa orang dewasa. Membuat Haekal memusatkan atensi padanya. Entahlah, Haekal merasa penasaran dengan apa yang tengah mereka bicarakan.

"Ini Marka, ya? Yang baru balik dari Kanada? Keren yaa. Ganteng juga. Cocok sekali nih jadi penerusnya Winata's Group." Seorang pria tua berbicara dengan semangat.

"Selain itu, Tante dengar, kamu juga sudah mulai bantu di perusahaan ya? Marka hebat sekali~."

Marka Chandra Winata tersenyum sopan. "Saya tidak sehebat itu. Saya masih harus banyak belajar dari Abi."

Haekal tersenyum miring dari tempatnya. Seolah mencemooh. Lihatlah betapa bahagianya anak itu tatkala dirinya dielu-elukan oleh orang-orang di sekitarnya.

"Marka, sini! Ada Narendra di sini!" ujar Kai dari sisi pesta yang lain.

Mendengar permintaan dari sang Abi, Marka pun mengangguk paham. Pun Marka langsung membungkukkan tubuhnya pada beberapa orang dewasa yang sedang mengerubunginya.

"Maaf, saya izin pamit. Silakan nikmati pestanya," kata Marka dengan sangat sopan.

Setelahnya, Marka berjalan menjauhi kolega sang Abi yang mengerubunginya. Menuju sang Abi dan sahabatnya; Narendra Sanjaya. Yang ternyata menghadiri pesta ini dengan kursi rodanya. Lelaki Sanjaya itu tersenyum dan mengangkat tangan kanannya guna menyapa Marka Chandra Winata.

In Another Life || Jeno LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang